***
Aletta mendorong pelan pintu gereja yang terbuat dari kayu dan untungnya itu tak dikunci, sehingga dia membukanya perlahan dan lebar. Dia melangkah masuk dan juga menahan pintu agar Eduart bisa ikut masuk tanpa kesulitan, kemudian menutup pintu itu lagi rapat-rapat.
Ada dua orang juga yang sedang berdoa di sana. Aletta menoleh pada Eduart yang sedang melihat-lihat interior gereja yang tampak sederhana.
"Ayah, kalau aku terlalu lama, tinggal saja," ujar Aletta pada Eduart yang langsung menoleh padanya.
"Memangnya kamu mau kebaktian sampai selama itu?" tanya Eduart tersenyum tipis.
Aletta terkekeh kecil. "Kalau, Yah, kalau," balasnya. "Mau di depan?"
"Ayah di belakang saja. Kalau kamu mau di depan, jangan hiraukan Ayah," balas Eduart yang melangkah dan duduk di kursi barisan ke tiga dari belakang. Pria itu meletakkan kantung plastik yang berisi roti bakar dan nasi goreng di sampingnya, kemudian mulai menunduk, memejamkan mata, dan menangkupkan kedua tangannya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com