***
Arkhano salah satunya.
Kesan pertamaku dengannya tak terlalu bagus. Pertama, karena dia mengatai ku seperti ayam yang terus berada di rumah, padahal kami baru pertama kali bertemu. Ke dua, dia bersikap semaunya. Dan ke tiga, dia memanggilku Letta. Jangan bilang aku lupa, karena aku masih mengingat jelas pertemuan pertama kami. Bahkan penampilan dirinya yang jangkung dengan kantung mata hitam dan celana pendek selutut pun aku masih ingat.
Lalu, keesokan harinya, saat bertemu di sekolah, dia bersikap seolah-olah sudah mengenalku sejak lama, seperti dia sudah mampu menyaingi Gea yang berteman denganku hampir sepanjang hidup. Itu sangat tak nyaman, sehingga aku terus bersikap ketus padanya. Namun, dia satu-satunya yang tak menyerah dengan keketusanku yang stasioner itu. Dia terus menghampiriku di manapun dan kapanpun, menggodaku dengan 1001 cara yang unik dan ajaib, serta mengajakku melakukan hal-hal baru yang tak pernah ku coba sebelumnya bersama dengan Gea.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com