webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
406 Chs

Chapter 260 - Terjebak!

Untuk menghindari serangan gelombang suara yang mengerikan milik Brigitte, Haruna langsung mengaktifkan gambar yang sebelumnya sudah ia buat dan mengeluarkan golem berbentuk ikan pari yang bisa dikendarai untuk terbang di udara. Dan menyuruh Konoka yang memiliki kontrol sihir sekaligus energi sihir paling banyak di antara mereka bertiga untuk mengendalikan ikan pari terbang itu.

"Dia mendekati kita dengan kecepatan tinggi, dan membuat bangunan yang kita lewati menjadi debu," Kata Haruna yang merasa ngeri melihat serangannya Brigitte. "Apa dia tidak takut ditangkap dengan hal mengerikan yang baru saja ia lakukan?"

"Kurasa kebalikannnya malah kita yang akan disalahkan," Kata Nodoka yang kesulitan untuk berdiri di atas ikan pari terbang yang dibuat oleh Haruna. "Karena kita adalah buronan sedangkan dia bisa menyebut dirinya sebagai pemburu hadiah yang mengincar kepala kita sehingga dia tidak akan ditangkap."

'Aku nggak akan mungkin menang melawan anak buahnya Fate Averruncus, karena level kekuatannku hanyalah D begitu juga dengan Haruna dan Nodoka,' Kara Konoka yang sedang berkonsentrasi untuk mengendalikan ikan pari terbang. 'Setidaknya untuk melawan anak buahnya Fate, aku harus sekuat Setsu-chan atau Kota-kun!'

"Kalian bertiga nggak akan bisa kabur dariku," Kata Brigitte yang tahu-tahu saja sudah muncul dihadapan Konoka, Haruna dan Nodoka. "Rasakanlah permainan musikku!"

Haruna dan Konoka merasa putus asa begitu mereka berdua melihat kemunculan dari Brigitte. Tapi harapan muncul begitu Nodoka mengarahkan Konoka dalam mengendalikan ikan pari terbang, sehingga mereka bertiga bisa selamat dari serangannya Brigitte berkat Nodoka yang membaca pikirannya Brigitte.

'!? Seranganku dihindari dengan begitu mudah!' Kata Brigitte. 'Apakah ini berkat si pembaca pikiran yang diceritakan oleh Fate-Sama?'

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Gawat musuh sudah menyadari kalau kita bisa menghindari serangan karena aku bisa membaca pikirannya," Kata Nodoka yang terlihat panik.

"Dia sudah menyadarinya, ya," Kata Konoka yang masih terlihat tenang. "Haruna tolong berikan pengeras suara kepada Nodoka, agar ia bisa bertanya kepada anak buahnya Fate profil yang ia miliki secara lengkap."

"Roger," Kata Haruna yang dalam sekejap membuat pengeras suara menggunakan Imperium Graphics. "Nih, Aku sudah selesai membuatnya! Nodoka! Tanyakan kepada dia hal yang perlu kau tanyakan!"

"Brigitte siapa kau sebenarnya!" Teriak Nodoka yang berteriak menggunakan pengeras suara yang baru saja dibuat oleh Haruna. "Kalau bisa berikan riwayat hidup dan profilmu secara lengkap!"

'Apa!? Ini gawat! Aku belum pernah berlatih untuk melindungi pikiranku dari pembaca pikiran!' Kata Brigitte yang terlihat panik.

"Apa kau sudah mendapatkan data yang dibutuhkan Nodoka?" Tanya Haruna.

"Ya, aku sudah mendapatkan data yang kubutuhkan, sekarang kita bertiga hanya tinggal kabur!" Jawab Nodoka. "Dan memberitahukan data yang baru saja kudapatkan kepada Shirou-kun!"

"Pikiranku terbaca!? Ini memalukan! Aku sudah meremehkan mereka bertiga," Teriak Brigitte. "Brengsek aku nggak akan membiarkan kalian bertiga lari!"

"Gawat Haruna! Dia akan menyerang kita lagi!" Kata Konoka yang terlihat panik. "Dan kemungkinan besar dia akan melakukan serangan yang mematikan!"

"Kita nggak bisa menghindar dan aku juga nggak punya cukup waktu untuk menggambar perisai!" Kata Haruna.

"Nodoka aku akan membuat kekkai, jadi tolong gantikan aku dalam mengendalikan ikan pari terbang ini!" Kata Konoka.

"Ba-baiklah," Kata Nodoka yang mengambil alih tugasnya Konoka dalam mengendalikan ikan pari terbang.

Konoka mengambil keluar Noble Phantasm yang diberikan oleh Shirou kepadanya, karena Shirou tahu kalau Konoka tidak memiliki bakat bertarung yang cukup untuk mencapai level terkuat. Jadi Shirou memberikan Noble Phantasm kepada Konoka agar setidaknya Konoka bisa melindungi dirinya sendiri.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"360 ° Rho Aias!" Teriak Konoka yang mengaktifkan Rho Aias khusus yang sudah dimodifikasi oleh Shirou supaya bisa melindungi Konoka dari semua sisi.

"Cantus Elemosnyc!"

Serangan gelombang suara yang bisa meledakkan musuh tepat mengenai Rho Aias. Tapi serangan itu hanya bisa menembus dua lapis dari pertahanan Rho Aias. Sehingga serangan dari Brigitte tidak berpengaruh apa-apa kepada Nodoka, Haruna dan Konoka.

"Rho Aias!? Noble Phantasm yang dipakai oleh Aias the great untuk menahan serangan dari Durindana milik pahlawan besar Hector," Kata Brigitte yang terkejut melihat kemunculan Rho Aias. "Darimana kau bisa memiliki Noble Phantasm semacam itu! Jangan bilang kalau Emiya Shirou yang memberikan perisai itu kepadamu Konoka Konoe."

"Dugaanmu tepat sekali, aku mendapatkan Rho Aias dari Shirou-kun untuk melindungi diriku yang kurang jago bertarung," Kata Konoka yang masih tetap mengaktifkan Rho Aias dan bahkan memperbaiki dua lapisan Rho Aias yang rusak. "Dan selama ada perisai ini seranganmu tidak akan berguna untukku."

"Serangan terkuatku sekalipun tampaknya tidak akan bisa menghancurkan perisai itu," Kata Brigitte. "Tapi kalian juga tidak bisa keluar dari perisai itu, jadi keadaan kita saat ini bisa dibilang seimbang, jadi apa yang mau kalian lakukan? Ah, aku tahu akan kupanggil pasukan keamanan untuk menahan kalian. Lalu di saat kalian akan ditangkap akan kuserang kalian."

"Maaf, Nee-san yang memiliki tanduk tapi aku tidak bisa membiarkan kau melakukan hal itu kepada mereka," Kata Kotarou yang muncul tepat di belakang Brigitte. "Karena mereka bertiga adalah temanku yang berharga!"

"Kota-kun akhirnya kau datang juga!" Teriak Konoka. "Kau datang terlambat tahu! Kami hampir tewas melawan gadis pengguna biola itu."

"Maaf aku datang terlambat," Kata Kotarou yang membuat pingsan Brigitte menggunakan satu sentuhan di batang otak. "Soalnya aku harus melindungi Natsumi-Nee dan yang lain."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Artefak Encompadentia Infinita!

Ketika Tamaki mengaktifkan, Artefak miliknya. Tiba-tiba saja Rin, Rakan, dan juga Chisame yang secara tidak sengaja keluar dari Kediaman Emiya. Muncul disebuah dimensi yang memiliki banyak sekali Balok batu besar yang melayang di langit disertai awan putih. Dan dimensi itu sangat luas sampai-sampai Rin, Rakan dan Chisame sama sekali tidak dapat melihat ujung dari dimensi itu.

"Salah satu dari kedua gadis itu memiliki Artefak yang bisa meniru Reality Marble rupanya," Kata Rakan. "Ini cukup merepotkan, karena tidak mudah untuk mencari jalan keluar kalau sudah terkurung di tempat semacam ini."

"Artefak yang bisa dipakai untuk meniru Reality Marble rupanya, ini berita yang cukup bagus aku harus menyuruh Shirou untuk membuat tiruan dari Artefak ini," Kata Rin yang terlihat kagum dengan hal yang baru saja ia lihat. "Tapi sebelumnya kita harus mencoba keluar dari dimensi ini."

"Kita ada dimana!?" Teriak Chisame yang dibuat bingung dengan apa yang baru saja terjadi. "Kenapa kita bisa tiba-tiba ada disini!?"

"Kalian bertiga terjebak di dalam Artefaknya Tamaki, " Kata Koyomi. "Tugas kami berdua adalah untuk menahan Rakan-Sama, selagi Fate-Sama bertarung dengan kedua putra dari Thousand Master. " Dan mungkin saat ini Fate-Sama sudah berhasil menghabisi putranya Thousand Master itu."

"Kalau Negi mungkin akan kalah melawan Fate," Kata Rin. "Tapi kalau Shirou, dengan semua kekuatan yang ia miliki. Hampir mustahil bagi dirinya untuk kalah melawan Fate kecuali Fate menggunakan cara yang curang."

"Yah, putra pertamanya Nagi itu benar-benar monster dalam artian sebenarnya," Kata Rakan. "Karena aku saja tidak akan bisa menang melawannya meskipun aku mengerahkan seluruh kemampuan yang kumiliki."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Daripada mengurus soal Shirou-kun dan juga Negi-Sensei cepat pikirkan cara untuk keluar dari dimensi ini!" Teriak Chisame yang terlihat marah. "Kalau kita nggak bisa keluar dari tempat ini aku akan menyalahkan kalian berdua."

Di saat Chisame sedang berteriak, Rin menembakkan batu berharga ke arah Tamaki dan Koyomi. Sedangkan Rakan menembakkan pedang miliknya ke arah mereka berdua. Tapi serangan Rin dan Rakan sama sekali tidak ada pengaruhnya karena Tamaki dan Koyomi yang ada di hadapan mereka bertiga hanyalah sebuah ilusi. Yang sengaja dibuat untuk membingungkan Rakan dan juga Rin.

"Tcch ilusi rupanya, benar-benar menyebalkan. Ilusi yang mereka berdua terlihat sangat nyata dan deta sampai bisa menipu kelima indra yang kumiliki," Kata Rakan. "Kalau ada Al disini mungkin aku bisa mengetahui dimana keberadaan mereka berdua, tapi sayangnya kemampuan deteksi dan juga kemampuan persepsi yang kumiliki paling rendah diantara para anggota Ala Rubra jadi sulit mencari keberadaan kedua gadis itu."

"Aku juga tidak memiliki kemampuan deteksi yang hebat," Kata Rin. "Kita harus mencari ide lain untuk bisa mencari keberadaan gadis itu dan membuat mereka berdua memberitahukan kepada kita bagaimana cara keluar dari tempat ini."