webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · Lịch sử
Không đủ số lượng người đọc
74 Chs

Lima

Jadi!!! Pelaku nya sudah ketemu dan itu benar orang Hendra!! Nafas ku terengah! Marah! Kesal!

Rudy menemui ku setelah adegan kentut memalukan itu. Devan sudah kembali ke diaman nya dan meutus kaki tangan nya. Mungkin ia langsung di strelirkan dari pencemaran udara kali ya!! Biasakan Holang kaya itu mispobia. Gila kebersihan!

" Mereka sedang di proses! Jadi tidak usah dipikirkan!" Kata Rudy lagi. Aku jadi penasaran dengan apa yang terjadi dengan Hendra! Apa benar ia dihukum dan yang dikatakan Susan waktu itu benaran?

" Dia diputus kontrak nya?"

Rudy mengangguk

" Sekarang sudah jadi tersangka??"

" Masih dalan proses. Teman Anda mempersulit penyelidikan dia mengatakan hal yang bertentangan dengan yang di laporkan! Tapi tim penyidik tetap bergerak! Walau ia dapat dukungan dari korban tapi pelaku tabrak lari tetap mengarah pada nya!

Kubuang nafas berkali kali! Susan menyanggah laporan ku! Kenapa dia begitu! Apa ingin melindungi Hendra! Kutu busuk yang jelas hanya mementingkan dirinya sendiri.

Rasanya ingin aku cari Susan saat ini! Dia pilih teman apa bajingan itu!

" Malam itu? Kalian yang menolong ku?" Tanya ku seraya mengalihkan emosi dalam otak ku, mumpung ada Rudy juga.

" Iya! Kami belum pergi. Kejadian nya persis di depan kami. Tuan segera turun dan kami mengejar pengendara itu.

Bisa ku bayangkan bagaimana kejadian  waktu itu. Jadi yang mengantar ku Devan? Hmm serius??? Apa aku harus terimakasih dengan Devan! Kenapa rasanya gengsi banged ya. Aku terlalu ogah karena level kami jauh aku punya rasa percaya diri yang rendah kalau dihadapkan dengan manusia macam Devan. Apalagi dengar suara nya yang dingin, dan cara bicara nya yang kaku mirip Robot begitu.

" Kalau begitu saya permisi! " Kata Rudy kemudian.

" Eh.. Rud" Panggil ku spontan.

Pria klimis ini berbalik.

" Apa warna kesukaan Devan?"

***

Dua hari berikut nya aku sudah bisa berjalan. Aku memilih masuk kerja. Lama di pembaringan bisa bisa mati bosan atau mati encok!

Aku langsung di sambut fantasis oleh Nita. Ia mengutuk ku yang kelamaan cuti. Dan melarang nya mencari alamat ku di Botania. Ya aku bilang aku tinggal dengan keluarga ku di Botania untuk perawatan. Sekali lagi Nita percaya!

" Aku senang banged! Akhirnya bisa melihat kamu lagi Len.. Bosan lunch sendirian... " Kata nya dengan tangan bergelayutan di tangan ku mirip anak koala.

" Nita ih.. Kangen boleh tapi jangan belok ya..."

Tangan ku langsung ke hempas, hidung nya kembang kempis. Aku tertawa gelak melihat gadis ini ngambek.

" Ga imut.. Sok ngambeeek" Goda ku menarik hidung nya yang mancung kedalam dengan gemas.

" Susan belum masuk ya?" Tanyaku lagi sedikit heran. Aku juga tidak ada kontak dengan nya. Aku masih kesal dengan Susan.

Nita menggeleng. Ga tau juga len. buTut nanyain aku! HRD juga. Dia diitung bolos  apa jangan jangan di brenti ya Len!! Mimik Nita jadi sedih dan cemas.

" Entah lah, coba kamu hubungi..."

" Udah kale! Nomornya ga aktif!!!" Ringis Nita seperti mau nangis.

Ku gigit bibir bawah ku. Apa Susan baik baik saja? Apa jangan jangan dia meminta ku mencabut laporan karena terjadi sesuatu padanya? Otak ku berputar keras! Apa yang aku lewat kan!! Ada firasat aneh juga saat dia menolak VC waktu itu! Harus nya aku Video Call saja dia! Tapi kemaren dia juga bikin aku gondokan! Komunikasi kami terputus!!

Benarkah susan baik baik saja?

" Aku perlu Kopi! Ikut? Tanya ku sembari bangun pelan pelan. Takut ngilu.

" Titip boleh?" Tanya Nita dengan wajah mupeng.

" Palamu!!"

Nita hanya meringis dan mengerutkan hidung nya lagi.

Pelan sekali aku jalan. Kalau ada tongkat mungkin pakai tongkat kali.

" Eh Alena, sudah masuk? Bisa jalan? Aku bantu...? " Fadly nongol dengan senyum menawan nya. Entah daru mana pria ini muncul perasaan tadi dia ga ada!!

" Ga perlu Fad. Bisa aja kok. Cuman masih pelan" Tolak ku halus.

Fadly mengangguk, kami beriringan menuju pantry, dia ngikutin aku y!! Tapi ga papa lah kita sambil mengobrol singkat juga.  Hanya saja mata ini awas seolah mencari sosok lain. Siapa lagi kalau bukan J, aku hanya penasaran bagaimana dia beberapa hari ini  yang aku tau dari Nita penggemar nya semakin banyak dari lantai ke lantai lain. Bahkan sering jadi panggilan Sarah, sekretaris Pak Wijaya di bagian advertising lantai 7. Disuruh bolak balik beliin makanan. Padahal kata Nita itu hanya alibi. Tuh kan bukan hanya aku yang gak geser otak nya terpesona dengan J. Walau hanya seorang OB. Ia mampu juga membuat seorang Sarah tertarik. Secara Sarah itu wanita sosialita juga. Dan tentunya cantik! Level pria incaran nya tentu seperti Devan bukan seorang J!

Kok kalau ingat itu rasanya ada yang ga rela ya!! Bau bau saingan ini!!

Aku menemukan sosok J, dia baru keluar dari Lift membawa sekantung sampah. Ada yang memanggilnya. Ku lihat Sarah setengah berlari kearah nya dengan wajah sangat cantik! Barbie doll sekali!

" Len.." Tepuk Fadly menyadarkan ku. Aku beralih kearah nya dan lanjut berjalan. Fine! Mungkin aku belum tertarik hanya sebatas kagum. Otak ku kembali di-restard ulang!!

Pikiran ku masih tertuju pada Susan! tidak tenang walau hampir segelas kopi ku minun. Apalagi Fadly terus ngajak ngobrol. Aku makin ga fokus. Ia membicarakan film action yang lagi booming! Sumpah aku ini pecinta drakor! Kalau action berdarah darah cocok nya untuk penonton aku tidur aja.

" Fad, aku duluan ya..." Kata ku setelah memikirkan sesuatu yang final, Fadly mengangguk kagok apalagi ku titipkan kertas cangkir kopi yang kosong di tangan nya.

Aku keluar dari pantry dengan sedikit bergegas.

Aku ingat ada akun sosial sepupu Susan. Mungkin aku bisa mencari informasi dari nya. Kemungkinan kecil sih, tapi tidak ada salahnya di coba!

Karena terlalu terburu buru aku malah menabrak Pak Nathan. Aku betul betul tidak melihat dia atau memang sengaja menghalangi jalan ku.  Spontan aku yang nyaris terjatuh tapi di tangkap pria mesum ini bahkan tangan nya meraba pantat ku, jelas sekali tangan itu agak meremas! Ugh!

Aku melompat kaget juga naik pitam.

" Kamu ga papa kan Alena.." Kata pria berkulit ungu ini memamerkan giginya yang sangat putih, perasaan minggu lalu tak seputih itu, apa dia vaneer gigi, tapi sumpah ga cocok banged dengan kulit nya yang gelap begitu. Mirip tokai cicak pak!!

" Saya ga papa Pak.. " Jawab ku setengah menekan juga sambil menepis bekas tangan nya di rok ku, geli plus jijik gitu. Brasa mai mandi kembang 7 rupa habis ini!

Kulihat disekeliling banyak karyawan lain. Bakal rame kalau aku memaki ini omes alias otak mesum ini. Oke Nathan kamu kali ini selamat" Geram ku.

" Eh kamu mau kemana cantik.." Langkah ku ditahan. Dan tangan nya malah tertahan dekat dengan dadaku! Hanya beberapa inci! Beruntung aku bisa stop! Kalau tidak sepatu ini cukup membuat lubang di jidat nya.

" Maaf Pak Nathan, saya buru buru" Sahutku dingin juga dengan tatapan tak suka, aku harap ia tidak memancing emosi ku.

" Duh.. Kenapa masih sakit ya?? Aku dengar kamu kecelakaan? Bagian mana yang sakit. Hm.. Disini..

Jari nya malah menoel dagu ku! Dengan nada menggoda!

Plak.. Aku menepis kasar tangan nya itu

" Jangan coba coba sentuh saya ya Pak! Anda sangat keterlaluan.. " Maki ku lepas kendali  suara intonasi ku cukup membuat sekitar terpancing.

Wajah Pak Nathan menggelap, tidak suka aku membuat yang lain dengar teriakan ku

" Apa maksud kamu Alena, saya cuma tanya keadaan kamu.." Kilah nya tak terima aku menuduh nya di depan umum seperti itu. Jelas jelas ia berusaha mencuri kesempatan lagi.

" Bapak ya.. saya bisa laporin tindakan bapak, barusan saja bapak nekan bokong saya.. Saya cukup sabar tapi kalau bapak sentuh lagi! Bapak saya laporin" Gusar ku tak mau kalah.

" Apa.. Berani nya kamu menuduh saya! Kamu lupa kamu ini jabatan nya apa disini! Hah.. Kamu pikir kamu cantik? Kamu itu sok cantik aja. Ngaca! IQ rendah seperti mu!!

Suara Pak Nathan melengking. Dan darah ku sudah berada di ubun ubun, dan kulihat ia mendaratkan tangan nya. Spontan aku memejamkan mata. Itu cara refleks dari tubuh ku.

Tak ada tamparan. Tapi aku merasa ada orang lain yang menghalangi tangan besar pria sok ini.

" Jangan main kekerasan dengan perempuan!"

Suara ini..

Aku mendelik dan melihat J di depan ku dengan tangguh menghalangi tangan Pak Nathan. Bahkan menepis tangan itu hingga Pak Nathan terhuyung.

" Cih. Kurang ajar. Pegawai rendahan saja blagu! " Hina nya pada J atau kami berdua. Tapi mata nya menyiratkan kemarahan. Sekali lagi Pak Nathan melayangkan pukulan dan J kembali bisa menyingkir. Keributan ini membuat tontonan gratisan disana ikut berteriak kaget.

Kamu.. Kurang ajar ya... Sini kalau berani...

Tantang Pak Nathan memberi aba aba siap meninju J. Jordan alias J tampak santai mehadapi Pak Nathan meski tubuh Pak Nathan setara dengan nya.

Dengan percaya diri Pak Nathan melayangkan tinjunya kali ini J tidak menghindar tapi langsung melayangkan bogem mentah ke wajah ungu disana. Hingga ada suara krek yang mirip hidung patah jelas terdengar!!

Pak Nathan terpapar di lantai dan suara seruan juga terdengar di setiap sudut mata penonton!! Sungguh ini jadi tontonan menarik sekali bagi karyawan lain.

Ini tak baik. J bisa kehilangan pekerjaan nya kalau terus melanjudkan drama disini. Apalagi banyak yang merekam pakai ponsel masing-masing, aku mulai cemas.

Beberapa karyawan membantu Pak Nathan bangun. Suaranya menjadi sumbang dengan tangan menutup hidung nya  tampak sekali ia kacau disana. Malu dan tak terima di pukul oleh J yang hanya OB disana.

" Ingat!! Jangan panggil aku Jonathan kalau tidak membuat kalian di pecat! Ancam nya lalu menerobos pergi di kerumunan, malu juga marah!

Kulihat salah satu penonton ada BuTut dengan mata elang nya siap menerkam ku dan Nita yang menepuk tangan nya di jidat. Ia pasrah dengan nasib ku kali ini.

" Kamu ga papa? Tanya J menyadarkan ku.

Aku menggeleng, " Aku rasa aku melibatkan mu masalah lagi"cicit ku menepik iris matanya yang biru. Oh betapa aku lama tidak ketemu dengan mu J, tangan ku rasanya mau menggapai pria ini. Tapi tertutup gensi.

Benar saja kami dipanggil mehadap kepada atasan masing masing, aku tentu kena caci maki Butut alias Bu Tuti. Apapun latar belakang masalah nya aku dianggap mengada ada, dan berlebihan. Seolah membenarkah sikap Pak Nathan yang jelas jelas ingin meraba raba ku. Dan disini seperti di Kantor polisi kemaren aku tak punya bukti kalau Pak Nathan mau menyentuh bagian tubuh ku!

" Ibu ini wanita apa bukan sih! Kalau ibu mau dilecehkan seperti saya apa ibu diam aja!" Bantah ku sengit!

" Diam kamu Alena! Kamu yang berlebihan! Tidak ada saksi yang bilang Pak Nathan seperti itu! Disana bilang kamu yang mulai pertengkaran dan menyudutkan Pak Nathan! "

Nafas ku kembang kempis! Itu hanya akal akalan Butut saja memojokan ku! Dia pasti diancam sama Pak Nathan yang brasa berkuasa di sini. Padahal ia hanya seorang manager di bagian keuangan. Bukan pemilik perusahaan.

" Ibu yang Diam! Ibu takut dengan pria hidung belang itu! Ibu wanita ga sih.. Atau itu banci!

" Plak..

Tamparan panas mendarat di pipi ku  padahal ini bekas luka kemaren. Ya ampun sakit lagi.

" Kurang ajar ya kamu Alena.. Jangan salahkan saya kalau Pak Nathan mengajukan pemecatan mu di HRD" Ancam nya dengan tangan menunjuk nunjuk.

Pertengkaran kami diselingi dengan suara telepon berdering di meja nya.

Wanita berumur yang belum menikah diusia 40 keatas ini mengibaskan tangan nya seolah baru menyentuh kotoran saja. Sumpah pengen aku jambak rambut ala Ibu Chibi maroko chan ini!!

Ia mengangkat telepon dan suara intonasi nya berubah jadi ramah

" Baik pak. Saya akan kesana" Katanya seperti kucing yang baru dikasih ikan segar, lembut sekale!

Dengan wajah kembali di tekuk BuTut melihat ku penuh kecaman. Ia lalu berlalu seperti nenek sihir selesai mengibaskan jubah panjang nya dan terkikik di tengah bulan purnama.

Di luar beberapa pasang mata yang mungkin juga sudah menguping pertengkaran ku dengan Butut buru buru menyembunyikan dirinya di bilik kubilek masing masing, ku beri mereka peringatan dari tatapan ku!  Dasar siluman siluman kuping!

Kulihat Nita berdiri di samping Pot bunga besar. Wajah nya cemas  ia terus menggigit jari kuku nya.

" Napa lo! Kayak kelinci aja" Ringis ku terkikik, amarah ku hilang melihat wajah Nita yang begini! Lucu sekali!

" Ihk.. Lena.. Kamu ga papa? Diapain aja sama nenek sihir itu?sungut Nita mengekori ku seraya membantu ku berjalan.

" Biasa ceramah.. Gampang lah. Paling dapat surat peringkat dari HRD..

" Ah peringkat! Peringatan kali!pekik nya nyaring. Moga aja engga kali Len! Duh aku sampai berasa mau pingsan tau. Apalagi Pak Nathan ngancam nya jelas banged. Bagaimana kalau kamu dan J bakal di pecat aku sama siapa nanti disini... " Nita beneran mau nangis. Mata nya sampai berkaca kaca.

" Ceilee mau nangis..., tersentuh aku jadinya..." Ku toel dagunya iseng. Nita tetap tak tergoda!

" Teman baik aku cuman kamu dan Susan! Tapi Susaaan..

" Udah ah cengeng banged sih!! Aku ga bakalan di pecat! Jamin itu! Emang siapa Pak Nathan.. Main pecat ja. Ada prosedur nya kali..." Kata ku menenangkan pikiran Nita. Tetap aja anak itu diem. Dalam hati aku cemas. Bukan karena di pecat tapi J, bagaimana nasib nya, aku rasa posisi dia lebih terancam!

" Kita makan soto yuuuk! Laper aku!! Kali ini aku traktir..." Kata ku mendorong Nita biar jalan nya semangatan dikit. Karena kebetulan sudah jam makan siang. Setengah hari aku hanya berada dalam kekacauan, semua gara gara pria ungu itu!!!

Kami menuju kantin kantor yang ada di lantai 5.

Aku memesan soto ayam dan Nita memesan rawon.

Sambil menunggu pesanan datang. Ku cari kontak J.

Ku ketik pesan untuk nya.

" Hey.. Bagaimana? Apa kamu di marahi??!"

Pesan ku terkirim. Ini pesan  pertama ku.

Dan tak langsung di baca  aku setengah kecewa juga. Apa dia masih di marahi atau jangan jangan sudah out.

Kemudian chat ku di baca. Jantung ku seperti berderu genderang saja.

J typing... Keterangan di layar atas membuat ku tak karuan.

" Ketemu di atap ya!"

Isi nya singkat padat merayap tapi bikin hati ini nyeletus keluar.

Deg..

Deg..

Deg..

Kentata sekali aku deg deg an.

Aku bahkan mengulangi kata kata nya lagi buat menyakinkan.

Sepertinya ada darah masuk dikulit ari ari pipi ku.

Dengan cepat ku singkirkan pikiran aneh yang menyusup itu, ini nih gara gara roman picisan ala ala drama korea. mikir nya kayak mau ketemuan di Rooftop melakukan adegan romansa, aslinya engga! Tapi Bisa juga J mau pamit. Oh semoga saja tidak.

" Lena.. Ini ada balasan dari sepupu Susan!"

Aku menjengkit kaget, memang sebelumnya aku sudah membicarakan dengan Nita!

" Really! Apa katanya.

" Baca sendiri" Nita nampak lesu dengan mendorong ponsel nya.

Kubaca isi pesan akun media yang ada disana.

Nita menanyakan keberadaan Susan.

Tapi sepupunya itu malah bilang kalau ia ada di Kalimantan sejak sebulan yang lalu dan hanya memberjkan nomor ponsel Susan. Itu nomor Susan yang lama.

Artinya Susan bilang ia di tempat sepupunya waktu itu??? Tuh kan...ada yang ga beres!!

Pesanan kami datang tapi kami sama sama jadi ga berselera makan!

" Bagaimana kalau kita cari tau ke tempat cafe yang sering ia kunjungi? Susan pernah nyanyi juga kan" Saran Nita membuka pikiran ku.

Aku mengangguk setuju. Kali ini aku mengandalkan Nita juga  karena aku pikir ia punya hak. Susan teman kami dan kami perlu tau kejelasan keadaan nya.

**

Aku gak pernah sekali pun naik ke Rooftop, karena ga ada keperluan juga. Lagian di lantai atas tempat nya ruang petinggi perusahaan. Tentu orang seperti aku bakal ga punya kuasa masuk ke lantai itu kecuali rooftop yang bebas siapa aja boleh apalagi buat pekerja kebersihan.

Gedung ini cukup tinggi. Punya 50 lantai. Jadi nya di lift ini berasa lama apalagi ada karyawan lain hilir mudik masuk dengan berbagai aroma parfume membuat perut ku agak mual lama lama di dalam kotak besi ini.

Dan bukan hanya toilet jadi sarang gosip tapi lift juga.

Dan sial nya kenapa juga ad Rachel dan Nuri masuk.

Dua wanita ini berlenggang dengan menonjolkan bokong dan dada. Mengibas ngibaskan rambut kayak iklan shampoo membuat sebagian disana tersingkir, mereka pikir ini lift milik nya apa.

" Dengar ga katanya tadi pagi seru banged ada keributan .  Ck!! Aku dengar cowok nya ga terima pantatnya di remas Pak Nathan. Padahal senang aja di remas boss kan. Cuman apes aja ketahuan pacar! Nyinyir Nuri jelas ini menyinggung ku! Rachel ikut tertawa dan beberapa karyawan lain melirik takut takut kearah ku, karena aku langsung memberikan  tatapa  sinar ultra, sisa nya sibuk dengan ponsel mereka atau memilih acuh tak acuh.

" Dan pacar nya itu OB disini. Ya ampuuun.. Sok jual mahal, sok suci tapi kelas nya ga banged"

Mereka lantas kembali tertawa, tenang Alena tenang... Cukup buat masalah hari ini. Tidak kedua kali.

Aku memilih menulikan telinga sampai lift terbuka di lantai 25.

Karyawan yang tujuan nya di lantai itu segera keluar menyisakan aku dan 2 rubah ini.

Lift tak jadi tertutup. Sepatu pentopel menghentikan nya. Dan masuk menyusup. Aku hanya melihat sepatu itu dan ga peduli juga siapa yang masuk. Perhatian ku kembali ke film pendek chines di siaran akun sosmed.

Ada beberapa yang masuk.

Lalu pintu tertutup.

" Maaf kan saya pak! Lain kali tidak akan terjadi lagi! Lift nya akan segera di perbaiki" Kata salah satu dari mereka sarat akan penyesalan dan ketakutan.

Aku hanya melihat sekilas sekilas saja tapi  mata ku melotot gede. Aku mengenali salah satu pria berambut klimis yang hanya ada dimuka bumi ini, gaya stlye nya ini sangat mencolok di tengah zaman serba modern begini.

Kenapa Rudy ada di-

Mulut ku kembali menganga lebar sampai tanpa sadar bersuara " OooHhh" Orang disana menoleh ke arah ku  juga dua Rubah yang tampak langsung nyinyir kearah ku sebelum nya kulihat mereka sibuk diam diam mencari pandang dengan pria yang sangat menonjol kharisma nya. Jelas banged ada tatapan memuja mereka disana.

Aku langsung mengalihkan mata juga memiringkan tubuh, meruntuki kebodohan ku! Dan Rudy sukses mengenali ku. " Nyo-

Aku melotot pada Rudy mengintruksinya agar diam. Untung nya dia mengerti.

" Kenapa mereka ada disini?? Kenapa oh kenapaaa" Lolong ku merasa tercekik dengan adanya Devan dan orang orang nya di dalam lift itu. Bukan nya ada lift khusus untuk orang seperti mereka! Mungkin lift nya rusak seperti yang aku dengar tadi. Tapi kenapa malah ketemu aku! Mimpi apa aku sampai sial terus hari ini.

Aku sendiri berusaha menyatukan tubuh ku ke lift ini berharap bisa menjadi bagian bahan besi lift. Dan menyingkirkan diri jauh jauh dari jarak duo rubah ini yang tampak curi curi pandang terus pada Devan!  Ayolah kalian bukan level dia! Gerutu ku ternyata masih bisa didengar Rachel. Tatapan mencemooh langsung mendarat kepadaku.

" Oh setidaknya level ku bukan pegawai rendahan macam OB!" Sahut nya dengan berbisik.

Aku mendelik keki! Dengan sengaja ku dorong belakang nya pakai  tangan.Pelan saja tapi entah kenapa ia terdorong hebat

Bruk..

Rachel menubruk belakang  Devan dengan posisi bibir nyiplok punggung nya dia! Cetakan  merah menyala langsung tampak di jas mehong nya Devan!Aku segera membuang muka menghidari kalau kalau Rachel menunjuk ku sebagai tersangka!

Devan yang tersenggol nampak kesal dn Rudy dengan sigap membersihkan jas itu. Matanya melongo tak percaya melihat cetakan  bibir Rachel disana.

" Apa apaan Anda" Sengit Rudy dengan mata menjengkit. Matanya sudah sipit tambah sipit tapi teguran nya mampu membuat Rachel mati kutu  wajah nya pucat pasi.

" Maaf- maaf kan saya Pak. Saya ga sengaja" Ucap nya dengan nada takut, kebingungan antara mau bantu bersihin atau tidak.

Devan mengetahui Jas nya sudah ternoda. Lantas ia melepas jas itu memberikan nya pada Rudy. Ia maju paling depan dengan wajah kesal. Tampak juga kekecewaan dari wajah Pak Burhan kepala Tim di bagian mana gitu aku lupa yang tadi bilang maaf tentang kerusakan Lift

Rudy mendengus jengkel.  Dan memberikan kenangan dengan memberi kode kalau Rachel di tandai! Tanda dibuku hitam.

Ck! Rasakan! Rasanya aku ingin teriak merdeka! Tuan besar disana ini MISPOBIA dengan kotor. Dan lihat saja bagaimana lutut Rachel gemetaran usai Rudy memperingatinya. Tak lama kemudian Lift terbuka dengan cepat dan masih mengucapkan maaf Rachel juga Nuri ngacir dari sana.

Ooh. Sungguh tontonan menarik! Aku yang pegang kamera lantas langsung mengabadikan kejadian barusan saat bagaimana takut nya Rachel yang persis mayat hidup dan Nuri yang tak berani menaikan dagunya sama sekali. Dimana keangkuhan mereka sebelumnya! Mengatai orang seenaknya, pegawai rendahan! Ck! Memang mereka Tuhan pantas mengucapkan tingkat orang.

Dengan cepat video nya aku sebar ke forum grup kantor, video balasan setelah kejadian tadi pagi. Ada yang mengirim video keributan tadi pagi disana entah siapa dan dari divisi mana  sekarang makan nih video dan selamat menikmati Rachel. Kekeh ku.