webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · Lịch sử
Không đủ số lượng người đọc
74 Chs

Lima Puluh Sembilan

Aku senyum senyum sendiri mengingat bagaimana tadi Devan mengurut lengan ku yang tidak kenapa napa.

Itu artinya ia masih peduli dengan ku! Point kecil itu punya arti besar dan rasa nya bisa memberikan  dampak sebegini senang, rasanya dulu saat memiliki aku tidak pernah merasakan kebahagian semu ini. Tapi ini harus di pastikan, mungkin Rudy bisa memberitahuku.

Kulihat Rudy keluar dari ruangan nya, ia ingin kabur tapi aku langsung mencegat nya.

" Jadi tadi di gedung ini baru kubuat kekacauan. Aku menghilang dan dia mengerahkan semua pengawal untuk mencari ku....?" Kata ku pada pria yang tinggi nya setara dengan ku.

Rudy melirik ku dan tersenyum canggung.

Aku tersenyum lagi " Kamu berbohong padanya kalau aku tersesat dan nyaris di rampok?"

Rudy nyengir dan diam. Susah sekali menggali informasi padanya. Pantas saja Nita dan Susan harus membuat rencana kalau sedang mehadapi Rudy.

" Kenapa?" Tanya ku mencoba mencari tau dari matanya.

" Yang bisa ku lakukan hanya ini Nyonya!  Selebihnya anda kembangkan sendiri" Ucap nya lalu langsung ngacir dan langsung mengunci pintu.

Di panggil pun percuma.

Aku mendengus dongkol. Apa maksud Rudy itu. Dikembangkan apa maksud nya.qqqq

Ia pasti tau sesuatu kan. Apa ia mau menunjukkan yang tidak aku sadari???aku menggigit bibir bawah ku dan menerka nerka.

Ponsel ku bergetar dan nama Max disana. Jidat ku langsung ku pukul. Aku lupa janji malam ini.

Pesta topeng ... I'm coming...

Dengan cepat aku kembali ke meja ku membereskan nya dan segera pergi ke toilet wanita. Mengganti baju ku dengan gaun yang tadi pagi aku beli. Gaun panjang membalut body ini. Tapi belahan di samping cukup memberikan kesan menggoda. Kaki ku yang ramping bisa terlihat disana.

Di tambah punggung belakang ini sangat keren. Warna nya juga adalah tipe ku. Ungu soft dengan sedikit ada gliter di bagian pinggang. Memberi kesan glamour.

Dan ada hikmah nya berat badan ku turun. Pinggang ku lebih ramping seolah sebelum nya perut ini pernah membesar.

Aku berputar putar melihat gaun itu di badan ku.

" Indah sekali"puji ku terkekeh sendiri dan malu harus memuji diri sendiri beruntung penghuni toilet itu hanya aku saja.

Aku meminta Max untuk menjemput ku dari kantor saja. Karena letak nya tidak akan jauh kalau dari sini. Ketimbang balik lagi ke mension. Akan makan waktu lebih lama.

Aku segera mengoles wajah ku dengan make up yang sempat ku beli dan ku bawa.

Setidak nya malam ini aku akan mengatur ulang otak ku agar tidak terpikir aneh aneh dan bermimpi macam macam lagi jadi aku harus menggunakan kekuatan skill the power of make up!! . Karena temanya topeng aku lebih menonjolkan bagian bibir ku dengan warna terang karena warna gaun yang sudah soft. Juga warna soflens yang ku ganti dengan warna biru terang. Kalau begini pasti tidak ada yang mengira aku orang Asia. Kelopak mata ku beri warna lebih smoky. Agar lebih hidup. Dan selesai. Rasanya ini sudah cukup berkreasi mengoles wajah.

Serasa cukup aku segera menghubungi Max ingin mengatakan aku sudah siap. Tapi ponsel itu malah tidak terlihat di tas ku.

" Dimana...

Kuubek ubek tas itu tapi tidak ditemukan. Apakah ketinggalan di meja.

Sesaat aku mengingat nya setelah Max menelepon aku meletakkan nya di atas CPU dan terlalu fokus membereskan meja.

" Dodol..." Ku tepuk kembali jidat ku lagi dan segera membereskan isi tas.

Dengan buru buru aku kembali ke meja kerja. Benda persegi itu terlihat diatas sana bertenger menunggu ku.

Saat aku ingin menggapai nya. Pintu disana terbuka. Siluit pria berjas keluar. Dia Big Boss!! Aku kaget apakah Devan tidak jadi makan malam dengan tamu dari Vietnam itu.

Kulihat raut kaget juga tajam langsung tersirat di sana. Aku menyadari ia melihat penampilan ku yang mengenakan gaun ini dan ini make up tentu sangat kentara dengan gaya stlye rambut yang ku buat simple tapi diperuntukan buat ke pesta pesta.

Rasanya ingin ku hapus lipstik merah ini saat mata nya menunjuk ke titik bibir ku.

" Selamat malam sir! Anda belum berangkat" Kataku basa basi dan sedikit gugup karena ketahuan akan pergi.

Kulihat kaki nya melangkah dan aku mundur.

" Kamu mau kemana?" Tanya nya dengan suara mendominasi ketidaksukaan nya.

Ponsel ku berbunyi. Dan bergetar getar di atas CPU. Nama max tertera disana. Aku segera mengambil nya dan menekan apapun agar suara nya diam dulu.

" Saya ada perlu sebentar" Kata ku menyembunyikan ponsel itu ke belakang. Entah kenapa aku malah seperti kepergok melakukan kesalahan. Padahal ini sudah bebas jam kerja dan dia tak berhak mengintimidasi ku.

" Perlu? Ke...? Dengan siapa?"

Ponsel ku kembali bernyanyi ria.

Aku kaget saat tubuh pria ini mendekat dan menelungkup lengan nya ke belakang. Ia mengambil ponsel ku.

" Max? Keponakan Mr. Bob?" Tanya nya dengan mata seperti busur panah.

" Emm ya. Kami mau kepesta topeng!" Jawab ku akhirnya tidak bisa menutupi. Aku nyengir kuda menghilangkan kegugupan ku.

" Kamu baru saja tersesat dan nyaris di rampok orang! Bukan nya lengan mu juga cedera! Apakah kamu masih bisa pergi untuk senang senang???"

Senjata makan tuan. Itu lebih tepat nya. Kebohongan Rudy berdampat buruk ternyata.

" Bukan nya aku sudah peringatkan jadi ibu yang baik, bukan bertingkah liar seperti ini"

" Liar??"

Aku mendelik tidak suka mendengar nya.

" Aku harus bagaimana? Menjadi ibu yang baik itu gimana? Bekerja 8 jam. Habis itu mengurus anak! Begitu?"

" Aku sudah bebas jam kerja dan ini bukan hak kamu untuk mengomeli ku! Aku juga ingin cari hiburan! "

Ucap ku sengit. Tak memperdulikan  bagaimana mata didepan ku ini menatap ku buas.

Aku maju selangkah. Membalas tatapan nya dengan geram.

" Kamu juga harus punya batasan! Kamu bukan siapa siapa! " Kutunjuk ke dada nya. Mataku memberk peringatan dan mengingatkan atas siapa dia. Selagi ia lengah ponsel itu aku rebut kembali.

" Kamu saja bisa bahagia dengan orang baru. Kenapa aku tidak " Kata ku lalu segera menjauh dari sana. Setengah berlari.

Kudengar ia memanggil nama ku dengan berteriak. Aku semakin mempercepat kaki dan berhasil masuk kedalam lift. Kulihat pria itu mengejar ku beruntung pintu lift segera tertutup.

Punggung ku rasanya langsung menyatu ke dinding lift. Bernafas naik turun sepanjang lift ini turun.

Sesampai nya di bawah aku segera lari dan dengan mudah menemukan Max di depan mobil nya yang kemaren. Pria ini terlihat keren dengan stelan rapi yang ia kenakan. Dan aku suka ia memakai high booth cokelat itu. Ia memang pemuda koboi yang terkeren pernah aku kenal.

Max tampak terpesona dengan ku malam ini dan akun

sedikit tersipu. Hanya saja ini bukan waktu nya menerima pujian.

" Buruan Max. Kalau kamu mau melihat singa mengaum" Kata ku mendorong nya segera masuk kedalam mobil.

Max menurut dan masuk kedalam mobil. Aku pun juga begitu.

" Apa yang terjadi?" Tanya nya sambil meninggalkn tempat itu. Dan itu membuat ku lega walau tak ada muncul sosok Devan di belakang sana.

" Bukan apa-apa. Tadi siang aku baru mimpi buruk jadi rasanya singa nya beneran hidup " Kataku sedikit nyeleneh.

" Benarkah! Singa nya pasti jelek kalau sampai itu terburuk.

" Hmm benar sekali. dia jelek sekali" Aku terkekeh dan geli juga kalau yang aku bicarakan ini adalah Devan.

Mobil ini membawa ku membelah kota London yang sibuk ini. Hanya percakapan kecil sepanjang jalan dan Max memang selalu membawa obrolan lebih menyenangkan kan. Ia menceritakan sebagian cerita tentang kuda kuda kesayangan nya hingga kami sampai disebuah perkarangan yang cukup banyak mobil nya. Seperti nya tamu disana juga sudah padat.

Max mengambil sesuatu di belakang dan sebuah kotak persegi dari kain bludru berwarna biru.

" Buka lah.." Katanya disana.

Pengail kotak itu aku buka dan didalam ada sepasang topeng berwarna perak yang sangat cantik  ada permata menghiasi di topeng ini  ukiran nya juga sangat spesifik. Aku bahkan sampai mendelik beberapa kali mengagumi topeng ini.

Segera topeng untuk cewek nya aku ambil.

" Berpaling lah  aku akan pasangkan" Kata Max segera ku turuti. Aku menghadap kaca jendela. Dan menempelkan topeng ini ke mata ku. Di belakang kurasakan pengikat nya menderit erat dikepala ku. Hingga rantai kecil itu menjuntai di punggung ku yang terbuka. Kau segera berpaling dan tersenyum melihat Max nyaris memekik amazing.

Dan ini lah yang nama nya menghibur diri. Aku merasa tak menyesal datang ke pesta topeng ini. Tamu disana sangat banyak dan mereka berpasang pasangan. Yang menarik adalah pakaian mereka ini mirip parade dunia negeri dongeng. Gaun gaun nya cantik cantik dan pria nya semua nya tampak sangat misterius. Bahkan didepan tadi ada parade topeng dari topeng alien, monster, hingga setan. Di iringi music yang cukup membawa suasana menyenangkan. Ini pesta topeng pertama ku dan kesan nya benar benar luar biasa.

Ya walau ada beberapa bagian yang membuat ku meringis dan memalingkan muka. Ada beberpa tamu yang terang terangan bergelap gelapan sedang bercinta di sudut sana. Itu memang suasana yang asing bagi ku tapi ini bukan Indoensia jadi disini terlihat natural.

" Disana Jasmine! Dia tuan rumah" Kata Max menggiring ku.

Kami mendekati seorang wanita muda dengan gaun berwarna silver dan topeng nya tampak spektakuler dari yang lain.

" Apakah ini Max...?" Seru nya dengan girang.

" Mmm apa wajah ku masih ketahuan?" Tanya nya tampak kecewa.

" Ayolah. Di sini siapa yang tidak mengenali postur dan bau kuda mu" Kata Wanita muda ini membuat Max tampak beringsut malu. Walau aku tau Jasmine ini hanya bercanda. Max sama sekali wangi dan tidak bau kuda.

" Ops. Sorry. Ayolah kamu tau aku sedang bercanda. Hey aku hanya bercanda. Dia ini sepupu. Tinggal di kandang kuda dan kami sering mengolok nya" Jasmine menerangkan nya dengan ku.

Aku mengangguk juga menertawakan Max yang jadi bual bualan bully sepupu nya sendiri.

" Kalian nikmati pesta nya ya. Aku akan kesana dulu" Jasmine lalu permisi dan suara heboh nya tertelan oleh suara music disana.

" Aku akan mengambil kan mu dessert manis disana! " Kata Max kemudian.

Aku mengangguk karena memang perut ku sangat lapar aku belum makan sejak siang.

Sambil menunggu Max aku menelaah sekeliling pesta. Disana sangat ramai dan lagi lagi mata ku dimanjakan mereka mereka yang berpakaian unik namun tetap berkelas.

Ada pelayan lewat membawakan beberapa minuman. Aku mengambil nya satu dan kembali menengok kebelakang. Kenapa Max lama sekali. Apalagi lampu disana dibikin temaram aku kesulitan mencari Max di tengah tamu tamu pria yang semua mengenakan topeng.

Music berganti dari menghentak menjadi music yang mengalun pelan tapi berirama seperti music dansa. dan aku kaget tempat ku berdiri malah menjadi tempat dansa. Salah sepasang di depan ku saling menempelkan tubuh dan mereka bergerak ke satu arah dengan gerakan yang kompak. Mereka berdansa mengikuti ritme music. Aku sampai takjub dan merasa heboh sendiri melihat kecantikan gerakan dansa mereka. Lalu pasangan lain ikut bergabung. Bahkan ada beberapa pasang.

Aku jadi tergugu dan segera mundur. Aneh kalau aku berada di tengah lantai dansa itu dan nanti nya kan di kelilingi pasangan pasangan yang berdansa.

Hanya saja pundak ku menabrak seseorang. Dan tubuh ku di balik lalu menempel disuatu tubuh tegap yang tinggi nya lebih dari ku. Aku kaget hanya saja tangan ini di genggam dan di lipat ke belakang pinggang ku.

Tubuh kami menempel satu sama lain dan tangan nya mengunci. Ia mengarak ku ke tengah ke bagian lantai dansa

Siapa dia???

Aku tak bisa berbuat apa apa selain mengikuti gerakan nya. Yang bisa kulakukan hanya menunggu! menunggu melihat wajah nya. Di balik topeng hitam ini.

Ia membawa ku berputar putar dan juga mengikuti ritme music.

Aku tak bisa berdansa tapi entah kenapa dari arahan nya dan juga music nya membuat ku seperti belajar otodidak. Bahkan suara tepuk tangan tamu yang lain membuat ku di buai dalam tarian ini dan ini cukup menghibur ku. Rasanya waktu jangam cepat berlalu.

Music yang tadi sedikit cepat sekarang berubah semakin lambat, alunan nya panjang dan terdengat lebih romantis.  Aku merasa pinggang ku dilonggarkan. Tangan nya menempel di punggung ku yang terbuka. Dan ia membawa ku berdansa jenis santai.

Mata ku menangkap Max di tepian tamu yang lain! Mengacungkan ku gelas wine nya.

aku tau yang berdansa dengan ku bukan Max. Entah siapa dia yang berani mengajak ku berdansa ini tapi aku cukup mengagumi gerakannya yang mengesankan dan selalu berusaha menutupi kesalahan gerakan ku. Bahkan kaki nya beberapa kali terinjak.

" Siapa kamu?" Tanya ku dalam berbisik.

Pria ini tidak menjawab nya. Ku gerakkan kepala agar bisa menatap mata nya dibalik topeng itu tapi ia berdalih ke arah lain.

Oke mungkin ia tak mau identitas nya ketahuan. Jadi ia main teka teki.

Aku merasa tubuh ku kembali di tarik menempel padanya. Dan ini membuat ku bisa mencium aroma nya. Dia berbau maskulin khas seorang pria yang aku rasa bisa menebak siapa dia. Bibir ku tersungging serasa ini sedikit menarik apa dia mau bermain main dengan ku!!

Oke aku ladenin!

Aku sengaja mengalungkan lengan ku ke ceruk leher nya. Kali ini ia tidak bisa berpaling. Anggap aku malam ini belum ada akal sehat. Aku mau lihat sampai kapan dia menutupi.

Sepasang di balik topeng ini tidak bisa di bohongi. Aku membiarkan hidung nya menempel di kening ku. Menenggelamkan suasana dansa disini.

Bisa kurasakan hangat tubuh nya membunuh perasaan yang terkubur. Meski ia mencoba menutupi siapa dia mungkin ini caranya aku dan dia bisa membagi sesuatu yang susah kami ungkapkan dan tak ada yang akan memulai aku yakin itu.

Kemudian ada suara tembakan nyaring dan suara roket terbang ke atas. Ke langit malam yang tadi nya gelap. Sekarang bercahaya terang.

Semua nya terdiam hingga percikan api di atas sana bertebaran menimbulkan percikan api kecil dengan warna warni indah diiringi tembakan kembang api lain nya.

Aku terperangah dan mengagumi keindahan kembang api itu. Sungguh membuat perasaan senang yang sulit di jabarkan dengan kata-kata. Hingga api api di sana meredup aku menurunkan kepala dan melihat di depan ku pria misterius ini sudah tidak ada. Ia menghilang disaat aku tersihir keindahan kembang api tadi.

" Yeah telat dikit sudah di selip saja"

Aku berbalik dan melihat lengkungan senyum Max disana.

" Aku menunggu mu Max! Kamu lama sekali" Cecar ku memukul bahu nya

" Aku lagi berburu makanan untuk mu Alena! Tapi tau tau kamu malah asik berdansa dengan orang lain! Itu mengesalkan! Rasanya besok aku harus menari dengan Cicilia lagi" Sungut nya membuat ku tertawa.

Hingga kami terlibat obrola ringan lainnya.

Dan malam ini berlalu begitu saja.

Aku cukup merasa terhibur. Rasanya otak ku sungguh sudah di restart kembali.

" Well. Terimakasih atas malam ini Max. " Kata ku setelah mobil itu berhenti diperkarangan samping. Aku agak cegukan. Tadi sedikit minum walau tidak mabuk kepala ku sedikit pusing.

" Yaa sama sama! Oh. Aku punya  sesuatu" Max lalu berbalik dan menarik sesuatu di kursi belakang.

Ada lukisan wajah ku yang terlihat sangat indah. Aku mengenali kemiripan ku di foto itu apalagi saat tertawa.  Hanya saja apakah ini benaran aku?

" Me?"

Max mengangguk sambil tertawa. " Apakah seburuk itu lukisan ku hingga kamu sendiri tidak mengenali??"

" Ini serius kamu yang buat??" Tanya ku meragukan nya.

" Yaa harus nya kamu duduk di samping Lucas dan aku melukis mu. Tapi kamu tampak sibuk jadi ini hanya hasil imajinasi ku saja" Cecar nya dengan sedikit pilu.

" Ooh. Max. Ini terlalu berlebihan aku sangat menyukai nya!!! " Ucap ku sungguh sungguh. Dan menatap Max dengan terharu.

" Aku senang kamu menyukai nya Alena! " Kata Max lagi. Ia menatap ku dalam.

Aku segera tersenyum lagi.

" Okey ini sudah cukup malam! Sekali lagi terimakasih buat malam ini! Dan selamat malam" Kata ku mengulas senyum seraya balik badan menarik handle pintu dan segera keluar dari sana.

Max melambaikan tangan nya dan mobil itu mulai berarak pergi.

Aku memeluk lukisan itu yang ukuran nya selebar badan ku. Rasa bahagia ini kubawa masuk.

Aku mendorong pintu rumah yang ternyata tak terkunci.

Lampu disana pun sebagian dimatikan.

Apakah semua nya sudah tidur? Ini baru jam setengah 12 malam.

Perlahan aku melepas sepatu ku dan memungut nya.

Mendadak didepan ini bergoyang. Aku terkantuk kelantai. Tidak menimbulkan suara tapi cukup sakit juga kepala ini membentur lantai.

Rupanya efek mabuk ringan ini membuat ku terjatuh.

Aku segera bangun lagi dan berjingkit berjalan masuk. Semoga saja bisa masuk kamar dengan aman.

Aku hendak masuk kamar tapi seseorang di kursi Goyang di depan sana menghentikan ku. Dia sedang memangku bayi gempal yang mulut nya di sumpal dengan dot dan tampak tertidur nyenyak. Adela menggemaskan sekali ingin sekali ku cium cium dan membawanya nari nari.

Tapi yang memangku sedikit menyentil kepalaku.

Dia terlihat ingin menyidang ku. Kupersiapkna diri Jangan sampai ia melihat ku terayun karena mabuk.

" Aku akan membawa nya masuk kekamar" Kata ku pelan dan itu membuka mata nya yang terpejam, manik hitam disana sama persis dengan mata yang beberapa jam lalu aku lihat di balik topeng hitam.

Aku segera menyelesupkan tangan ku ke belakang kaki Adela dan satu di punggung nya hendak mengangkat nya meski dibawah tatapan mata nya.

" Di kediaman ku ada peraturan!!

Pinggang ku di tarik. Dan agak menjepit Adela tapi bayi ini tampak tak terusik.

" Yang melanggar akan ada hukuman"

Mata nya menukik ke arah ku.  Aku bisa melihat wajah nya sedekat ini. Tanpa ada penghalang topeng hitam di sana. Rasanya ingin aku sosor saja bibir itu. Apalagi efek mabuk ini membuat otak ku semakin tidak waras dan berani.

" Jadi apa hukuman  ku tuan?"

" Kamu mau bermain main dengan ku kan Dev. Aku akan ladeni!!!" Cengir ku dengan rasa tak memikirkan dampak omongan ku.

Aku mencondongkan kepala ku dan berbisik padanya. Ia meraba pinggang ku dengan pelan. Mungkin ingin membuat ku merasa terancam. Tapi sekarang aku malah merasa tertantang. Apa dia mau main tarik ulur? Aku dengan senang hati akan bermain disini. Siapa yang berani yang akan menyerah dan siapa yang akan menjilat kata-kata nya sendiri.

Aku senang efek alkohol ini. Membuat ku merasa lebih berani berpikir dan Bertindak.

" Jadi hukuman ku apa, Mr. Alex?"

Aku semakin terdorong untuk melucuti perasaan ku sendiri dan juga membuka topeng yang ia perankan.

Ia melepas pinggang ku dengan nafas berat.

" Mulut mu bau minuman. Biar aku yang bawa Adela ke kamar"

Aku mengendik dan memnag sedikit terayun lagi. Yang kudengar duara decakan nya disana.

Kulihat Devan membawa Adela ke kamar ku.

Aku mengekori nya di belakang. Ia meletakkan Adela di sela guling dan Jeremybyang sudah tertidur. Mata mu mengarah punggung pria ini tampak sangat menggoda. Lebar dan lihat otot lengan nya ini, ini lengan yang memeluk ku tadi kan.

Aku maju dan bersandar di punggung itu yang berhenti bergerak

" Aaah... Pas sekali" Racau ku lalu tertawa kecil dan memejamkan mata. Tapi tidak bisa tertidur. Cegukan ini kembali muncul.

Lalu tubuh ku terhuyung. Tangan ku di tarik.

" Kamu mabuk? Oke ini hukuman mu....

Lalu tangan ku di tarik. Aku yang sudah merasa melayang layang merasa itu sangat lucu. Apa dia akan membawa ku untuk berdansa lagi..

Aku menunggu nya...

Tapi kulihat ia membawa ku ke dalam kamar mandi, dan menyalakan pancuran air.

Sontak wajah ku langsung di siram dengan air dingin.

Ini seperti sedang tidur nyenyak lalu di siram pakai air.

Aku terbangun dan kaget dengan air yang menyiran kepala ku dan kini gaun ini basah.

Apa yang terjadi

Dingin sekali.

Aku meringkuk melindungi mata ku dari air.

" Dingin kan kepala mu! Aku tidak akan membiarkan mu menyentuh Adela kalau mabuk begini"

Braak

Shower itu ia lempat ke lantai, lalu pria itu pergi dari sana meninggalkan aku yang mencoba menerka satu satu tentang apa yang aku lakukan sampai pria itu sangat kesal.