webnovel

Pencarian Bakat

Tiga hari setelah pertemuan yang cukup panjang itu, banyak pendudukyang berkumpul di Kota Higgster. Mereka semua berkumpul di alun-alun kerajaan. Di sana Voran dan para petinggi sudah menunggu kehadiran mereka dan menunggu bakat-bakat macam apa yang akan muncul di kerajaannya. Voran cukup tertarik dan merasa jika ada banyak orang yang memiliki bakat tapi tidak memiliki panggung. Dia merasa perlu memberi mereka panggung dan membuat mereka melayaninya. Voran duduk di sebuah kursi yang megah sambil memandangi pelataran yang luas.

Di samping kiri dan kanannya ada Fasuk serta Veus. Mereka berdua juga merasa tertarik sekaligus terkejut dengan banyaknya orang yang datang pada acara ini. Mereka tidak menyangka akan melihat ratusan orang berkumpul dan mengikuti sebuah ajang pencarian bakat. Memang Voran tidak memberikan sebuah syarat khusus pada mereka yang ingin mengikuti ajang ini. Selama seseorang memiliki bakat, mereka bisa mengikutinya. Menilik dari sejarah di tempatnya, Voran tidak menetapkan pandangannya pada keluarga bangsawan, melainkan rakyat biasa.

"Yang Mulia, apa Anda benar-benar akan menarik mereka? Tindakan ini pasti akan membawa konsekuensi yang cukup besar, Yang Mulia. Para bangsawan pasti tidak akan menerima mereka yang bukan berasal dari golongan yang sama. Aku tidak ingin melihat perpecahan itu, Yang Mulia," ujar Fasuk saat dia memahami acara yang akan Voran helat ini. Meski secara pribadi dia tidak terlalu menentangnya, Fasuk menimbangnya dengan sudut pandang yang lain sehingga dia mengutarakan keberatan dan menanyakannya.

Voran mengangguk dan tidak mengubah ekspresi tenangnya, dia menatap ke arah pelataran dan menyaksikan para peserta berjuang. Dia berkata, "Haruskah mereka marah? Apa mereka pikir kerajaan ini milik mereka? Ini adalah kerajaanku dan hanya aku yang bisa membuat peraturan. Siapa mereka? Hanya sampah dan pengerat yang menggerogoti kekuatan kerajaan dan melemahkan kerajaan. Mereka lebih memilih memenuhi kantong mereka daripada memenuhi kantong kerajaan. Fasuk … sebagai seorang menteri dan juga Pilar Kerajaan, harusnya kau tahu akan hal ini!! Keputusanku tetap sama, mereka yang berbakat, entah bagaimana latar belakangnya, aku akan menggunakannya!!"

Veus yang berada di samping mereka juga mendengarnya. Sebuah senyum cemerlang terpampang di wajahnya dan dia terus menganggukkan kepalanya. Dia juga sudah muak dengan para bangsawan yang berlagak seperti mereka yang memiliki kerajaan ini. Meski hanya ada beberapa keluarga bangsawan saja yang tinggal di Kerajaan Salauster, mereka sudah melakukan berbagai macam hal bodoh yang mengakibatkan banyak kerugian. Veus juga melihat bagaimana mereka merekrut pasukan pribadi yang membuat kekuatan kerajaan menurun.

Fasuk tidak berhenti berbicara dan terus memberikan pendapatnya secara objektif. Namun, Voran lebih tertarik pada kontes yang saat ini sedang berlangsung. Ada beberapa orang yang menarik perhatiannya termasuk salah seorang pria yang memiliki penampilan cukup suram dengan wajah lesu yang begitu menyebalkan tapi juga mengintimidasi di waktu bersamaan. Penampilannya tergolong biasa saja, dan dia terlihat membaur dengan keramaian. Fitur di wajahnya menjadi sebuah ciri khas, tapi dia mampu untuk menyembunyikannya yang membuat dia menjadi menarik.

Selain pria itu, Voran juga menaruh matanya pada seorang pria yang menggunakan sebuah pedang sebagai senjata utamanya. Bukan karena kemampuannya dalam bertarung yang menarik perhatiannya, tapi kegilaan dalam kegigihannya yang membuat dia menarik. Satu buah anugerah sekaligus kutukan yang disematkan pada pria itu menarik perhatiannya. Voran merasa jika pria semacam ini bisa dipupuk dan dijadikan sebagai seorang pengawal. Selama sehari penuh dia dan seluruh pasang mata kerajaan tertuju pada acara ini.

Pada akhir acara, banyak dari peserta yang direkrut. Tidak peduli bakat apa yang mereka miliki, selama itu tidak biasa atau menonjol dari lainnya, mereka direkrut. Di depan Voran ada beberapa peserta yang memenuhi kualifikasi untuk bertemu dengannya. Mereka berjumlah tujuh orang, meski pakaian yang mereka kenakan cukup sederhana, sikap mereka tidak sesederhana pakaiannya. Voran melihat mereka dengan tenang, Veus menatap salah satu dari mereka dengan serius, dan Fasuk merasa ada sesuatu yang bisa dipupuk dan digali dari salah satu peserta di sana.

"Salam Hormat dari kami untuk Yang Mulia," ucap mereka serempak. Mereka menekuk lututnya dan menundukkan kepala sambil menunjukkan sikap hormat kea rah Voran.

"Bangkitlah bakat-bakat kerajaanku. Aku sudah melihat kinerja kalian, ceritakan diri kalian." Voran tidak mengubah ekspresinya saat meminta mereka untuk menceritakan identitas mereka. Dia perlu tahu dengan jelas siapa mereka sebelum mengirim mereka ke tempat yang cocok.

Seorang pria dengan perawakan besar dan gagah, mengenakan pakaian berwarna hitam dan membawa sebuah halberd. Ia meletakkan halberd di lantai saat memperkenalkan dirinya. Kedua matanya begitu garang dan alis yang lebat makin membuat dia mengintimidasi, apalagi dengan wajah yang cukup kasar dan maskulin. Dia makin menakutkan untuk dilihat. Pria ini mengangkat kepalanya saat memperkenalkan dirinya.

"Namaku Werder Sian, Yang Mulia. Aku berasal dari salah satu daerah perbatasan. Tujuanku mengikuti acara ini ialah menjadi punggawa militer dan membantu kerajaan menghabisi para penjajah dan penjahat yang ada di sini. Selama Yang Mulia memberiku pasukan dan membiarkanku mengamuk, aku akan memberi kemenangan untuk Yang Mulia." Sian mengatakannya dengan penuh percaya diri, meski terkesan sombong. Dia memiliki kemampuan untuk mengatakannya, karena dia adalah pemenang dalam kontes kekuatan.

Setelah itu, pria paruh baya yang memiliki janggut lebat menjelaskan identitasnya. Dia adalah Sveri, dengan kemampuannya dalam membuat senjata, dan mesin lainnya. Dia menjadi salah satu bakat yang menonjol. Kemampuannya menjadi salah satu yang terbaik dan dibutuhkan di kerajaan. Dia memiliki tubuh yang perkasa yang cocok dengan pekerjaannya sebagai pengrajin.

Kemudian, pria paruh baya lainnya juga muncul. Dia memiliki tubuh yang kurus dan terlihat setengah terawat. Sekilas dia memiliki bau tumbuh-tumbuhan herbal dan obat-obatan, tapi bau itu cukup samar. Pria paruh baya ini selalu tersenyum dan menutupi kerutan dalam yang ada di wajahnya, dia juga mengenakan jubah gelap yang menutupi sekujur tubuhnya. Dia seorang Alkemis yang mengikuti acara ini dan bernama Uter.

Seorang wanita dengan tatapan mata yang licik, senyum mempesona, dan bantalan yang sangat menggairahkan mengangkat kepalanya. Rambutnya cukup panjang, tapi tidak mengganggu pergerakannya. Wanita ini menebarkan pesona yang memikat, seperti halnya sebuah mawar. Dia merupakan salah satu peserta yang mengejutkan banyak pihak karena dia tidak hanya cerdas, tapi juga memiliki kemampuan dalam menggunakan pisau dan kekuatannya juga tidak kecil. Namanya Eloise, seorang pemikat yang sangat menggairahkan tapi mematikan.

Berikutnya, pemuda yang selalu berkutat dengan buku. Penampilannya cukup sederhana, tapi matanya memancarkan rasa ingin tahu yang tinggi. Rambutnya juga panjang dan dia masih menggenggam sebuah kertas di tangannya, wajah yang layu karena kurang akan paparan sinar matahari menunjukkan dia selalu berdiam di tempat yang tertutup. Pemuda ini juga yang sudah menarik perhatian Fasuk, ia dikenal sebagai Rudolph.

Dua sisanya merupakan pria yang telah masuk ke dalam mata Voran sejak awal. Seorang pembudidaya yang menggunakan pedang, Gris Hainz, dan pemuda berwajah suram Harte Braun. Mereka berdua juga berada di tempat yang sama dengan kelimanya. Voran benar-benar senang dengan temuannya ini, apalagi beberapa pria yang memiliki kemampuan bertarung juga tidak luput dari pandangan Veus. Dia yakin jika mereka semua akan ditarik ke militer. Selain itu, beberapa yang memang memiliki kapabilitas dan kepandaian juga ditarik ke pemerintahan.

Setelah hari itu, Voran segera membawa Hainz dan Braun untuk ia ajak bertemu dengan dua Pilar Kerajaan. Voran sudah memikirkan peran yang cocok untuk mereka berdua, dan dia perlu mendiskusikan beberapa hal terkait dengan struktur pemerintahan kerajaan saat ini yang masih kacau dan didominasi oleh keluarga bangsawan yang tidak kompeten. Dia ingin mereformasinya, sehingga dia perlu dukungan dari mereka berdua. Sedangkan, masalah di luar, Voran tidak terlalu memikirkannya dalam-dalam karena dia sudah meletakkan semua sesuai papannya.