webnovel

Chapter 4 - Ayah dan Anak

Setelah aku memakai pelet untuk memelet Ricky dan Pak Randy, aku telah berhasil bermain dengan Ricky, biarpun aku tak sampai bermain anal dengannya.

Minggu pagi ini, seperti biasa Pak Randy dan Ricky sedang di rumah.

"No. Nanti kamu ikut saya ke rumah Pondok Indah ya. Saya mau bersihin rumah yang sana." Tanya Pak Randy.

"Iya Tuan. Jam berapa Tuan?" Jawab-ku.

"Selesai kamu beres-beres aja No." Kata Pak Randy.

Entah siapa saja yang akan ikut pergi ke rumah Pondok Indah. Karena rumah itu sama luasnya dengan rumah ini, pasti akan melelahkan.

Sekitar jam 11, pekerjaan-ku pun sudah selesai. Aku pun pergi ke kamar Pak Randy.

Tok Tok Tok...

"Tuan..." Panggil-ku.

Tak lama, Pak Randy pun keluar dari kamarnya.

"Kenapa No?" Tanya Pak Randy.

"Saya sudah beres Tuan." Kata-ku.

"Oh. Berangkat sekarang bisa?" Tanya Pak Randy.

"Bisa Tuan." Kata-ku.

"Sebentar, 5 menit nanti saya turun." Kata Pak Randy.

Aku pun turun ke lantai bawah untuk menunggu Pak Randy.

Tak lama, Pak Randy pun turun.

"No..... No...." Teriak Pak Randy.

"Ya Tuan." Jawab-ku.

"Yuk kita berangkat." Kata Pak Randy.

"Berdua aja Tuan?" Tanya-ku.

"Iya kita berdua aja." Jawab Pak Randy.

Mati lah, kalau hanya pergi berdua, sudah pasti hanya aku sendiri yang membersihkan rumah sebesar itu.

Selagi kami berdua berjalan menuju garasi. Tiba-tiba Ricky turun dari kamarnya.

"Mau kemana Pa?" Tanya Ricky dari tangga.

"Papa mau ke rumah PI, mau bersihin rumah sana Rick." Kata Pak Randy.

"Berdua aja?" Tanya Ricky.

"Iya Rick." Jawab Pak Randy.

"Ricky ikut Pa. Bosen di rumah." Kata Ricky.

"Ya udah ikut aja." Jawab Pak Randy.

Akhirnya kami bertiga berangkat menuju rumah PI. Hari ini Pak Randy tidak memakai supir, jadi Pak Randy sendiri yang menyetir kali ini.

Di sepanjang jalan, Randy dan papa-nya asik bercerita. Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan, kami pun sampai di rumah PI.

"Biar saya buka pintunya Tuan." Kata-ku.

"Ga usah, saya aja No." Kata Pak Randy.

Pak Randy pun turun membuka pintu pagar rumah itu. Kami pun masuk ke dalam rumah itu.

Sesampainya di dalam rumah, memang rumah ini tetap terlihat rapi, tapi karena tidak di tempati dan jarang dibersihkan, jadi lumayan berdebu.

Aku segera mengambil lap untuk membersihkan meja-meja, baru setelahnya nanti akan ku pel rumah ini. Aku pun langsung saja naik ke lantai dua. Sementara Ricky dan Pak Randy masih sibuk entah apa yang mau mereka lakukan di lantai bawah.

Aku mulai mengelap meja-meja di atas. Sedang fokus mengelap meja, tiba-tiba Pak Randy datang untuk membantu-ku membersihkan lantai atas.

"Saya bantu No." Kata Pak Randy.

"Iya Tuan." Jawab-ku.

Pak Randy memang orangtua yang luar biasa. Tubuhnya selalu terlihat menggoda. Saat mengelap meja pun dia masih terlihat seksi.

Pak Randy terus saja mengelap meja yang berada di sekitar-ku. Aku pun terus saja mengelap meja, agar pekerjaan-ku segera selesai. Setelah aku sadar, Pak Randy sudah tidak mengelap meja di dekat-ku lagi. Aku berpikir mungkin Pak Randy sedang mengelap meja lain, atau sudah turun ke lantai bawah. Aku pun menoleh ke belakang untuk mencari Pak Randy.

Ternyata, Pak Randy sedang berdiri menghadap ke arah-ku dan sedang memainkan kedua putingnya.

Akhirnya aku paham apa maksud Pak Randy mengajak-ku membersihkan rumah ini hanya berdua saja. Sepertinya, dia ketagihan setelah beberapa kali aku mengentoti dia.

Aku pun mendekati Pak Randy dan berbisik...

"Tuan lagi napsu ya?" Bisik-ku.

Pak Randy hanya mengangguk dan tetap memainkan kedua putingnya itu. Lucu sekali majikan-ku yang satu ini. Wajahnya terlihat sange sekali.

Aku pun berbisik lagi ke Pak Randy.

"Kalo mau saya entot. Bersihin dulu semua rumah ini." Bisikku.

"Iya No." Kata Pak Randy.

Pak Randy langsung saja mengelap dan membersihkan meja-meja yang ada di lantai dua. Aku pun menarik kaos Pak Randy.

"Kaosnya di buka aja. Biar ga kepanasan." Kata-ku.

Pak Randy pun langsung membuka kaosnya itu dan mulai mengelap meja. Sementara aku hanya bersantai. Ketika sedang mengelap meja. Aku pun menggoda Pak Randy. Ku sentuh dan ku main-mainkan pentilnya itu dengan jari-ku.

"Ahhhh.. No." Desah pak Randy.

"Ayo lap yang bener. Kalo ga nanti ga saya kasih hadiah." Kata-ku.

Aku terus menggoda pentil Pak Randy. Napas Pak Randy pun sudah tak beraturan. Aku sangat menikmati moment dimana aku menggoda pentil Pak Randy.

"Kita pel kamar yuk." Kata-ku.

"Iya No." Jawab Pak Randy.

"Ambil air dulu pake ember di kamar mandi." Kata-ku.

Aku dan Pak Randy segera menuju kamar mandi. Ketika Pak Randy sedang mengisi air, aku meremas-remas pantat Pak Randy yang montok itu. Pak Randy hanya diam saja menikmati pantatnya yang ku remas itu.

Aku mulai meraba kontol Pak Randy dari belakang. Aku meremas-remas pelan kontol Pak Randy itu. Aku pun lalu melucuti celananya. Ku ploroti pelan-pelan celananya itu. Pak Randy pun akhirnya membantu-ku melucuti celananya sendiri, hingga yang tersisa hanya celana dalamnya saja.

Hanya dengan pembungkus kontolnya, Pak Randy berjalan menuju kamar yang akan dia bersihkan bersama-ku.

Sesampainya di kamar, Pak Randy langsung saja membersihkan meja-meja di kamar itu.

"Lantai-nya juga di pel pake kain itu aja Pak." Kata-ku.

"Iya No." Jawab Pak Randy.

Senang sekali rasanya bisa bersantai seperti ini, sementara majikan-ku yang sibuk membersihkan rumahnya sendiri.

Pak Randy terus meluncur kesana kemari mengepel lantai kamar itu. Sementara aku duduk di ranjang melihat majikan-ku sedang bekerja.

Setelah selesai mengepel seluruh lantai kamar itu, Pak Randy pun datang menghampiriu yang sedang duduk di pinggir ranjang.

"Selesai No." Kata Pak Randy.

"Sini Pak. Duduk di bawah sini." Kata-ku.

Pak Randy pun duduk di lantai tepat di depan-ku. Aku pun berdiri di hadapan Pak Randy, otong-ku tepat berada di depan wajah Pak Randy sekarang. Aku pun menurunkan celana-ku dan juga celana dalam-ku, aku ingin memberikan Pak Randy hadian yang dia inginkan.

Aku mulai menggoyang-goyangkan kontol-ku di depan wajah Pak Randy. Pak Randy langsung saja menyambut kontol-ku dengan tanganya. Pak Randy mulai mengocok-ngocok kontol-ku. Aku memegang kepala Pak Randy. Pintar sekali majikan-ku ini. Sebelum aku memakai pelet itu, Pak Randy memang sudah ketagihan dengan kontol-ku. Kini, dia benar-benar sudah menjadi budak sex ku.

---------------------------

Cerita Full sudah dapat di baca di Karya Karsa dengan judul yang sama.

https://karyakarsa.com/Boyaretoys/ayah-dan-anak-65813

Selamat membaca :)