webnovel

MAFIA And VEILED GIRL

sinopsis SEMUA BOLEH BACA, TAPI INGET.. ADA RATING UMUR YANG HANYA MENGHENDAKI KAUM DEWASA! HAPPY READING... Dia.. Lucas Vantouxer. Pria dingin tanpa ampun pada siapapun yang berani mengusik ketenangannya. Kejam nan sadis pada siapapun yang berani menghianati. Mereka tak akan pernah hidup tenang jika sudah menyangkut Tuan Agung itu dalam kehidupan. Tak ada ampun bagi mereka jika sudah di seret masuk ke dalam ruangan berbau anyir nan banyak senjata api oleh para anak buah Lucas. Namun semua tetap sama, saat ia tak sengaja menolong gadis dengan pakaian tertutup tengah menghadang jalan dan perlahan masuk dalam lingkar kehidupannya. Gadis itu juga perlahan membawa pengaruh dan selalu menjadi penengah pada konflik-konfliknya. Ya.. perlahan namun pasti, entah dari mana Lucas selalu penasaran tentang gadis itu hingga gadis bermarga Waesley itu mampu membuatnya berubah. Kekejaman dan kearoganan yang selalu ia tampakkan perlahan memudar seiring berjalannya waktu. Mengikuti kata hati seperti yang pernah gadis itu katakan padanya. “kau harus mengikuti kata hatimu jika ingin hidup tanpa beban, Mr. Luc.” - Mrs. Waesley.

Anesa_mons · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
386 Chs

67. Sengatan Logam

Bisa Harry lihat tuannya yang hanya diam dan menatap keluar jendela ruangan. Tatapan itu terlihat kosong meski bisa ia lihat keadaan di luar sana yang penuh dengan darah dan berontakan orang-orang tak tau terimakasih. Lagi-lagi Harry menghela napas sebelum benar-benar mendekati tuannya. Ia tau pria muda nan tampan itu tak mungkin langsung baik-baik saja setelah apa yang ia lakukan. 

"Tuan."           

Satu panggilan tak mampu menyadarkan pria tampan itu dari lamunannya. Ia masih setia dengan posisinya, diam dan menatap kosong ke luar. Tak ada perasaan apapun selain penyesalan tapi ia tetap akan menampakkan wajah baik-baik saja nantinya, ia akan kembali lagi dengan wajah dingin tak tersentuh dan tatapan menusuknya nanti. Ya ... nanti setelah ia selesai dengan kesunyian menyendirinya.

Harry kembali diam. Tuannya butuh waktu sebelum kembali lagi ke mansion. Ia hendak berbalik, tetapi teringat lengan tuannya yang terluka. Ia lantas mendekati lemari obat, mengambil beberapa alat yang ia butuhkan untuk mengambil peluru di lengan tuannya. 

Harry langsung mengambil posisi di samping tuannya setelah menaruh beberapa alat medis di meja. Ia membasahi kapas dengan anti septik sebelum memulai mengoprasi dadakan pada lengan tuannya. Ya ... sedikit kelebihan para anak buah Lucas adalah mengobati diri sendiri dengan ilmu yang telah diajarkan sebelumnya, mereka bisa mengambil peluru yang menancap pada tubuh masing-masing dengan alat seadanya. Rasa sakit bukan masalah mengingat mereka adalah golongan orang hitam yang senantiasa wajib menjaga diri masing-masing. Jadi, urusan obat mengobati bisa mereka atasi dengan mudah.

Harry menyobek pelan jas hitam Lucas yang penuh dengan darah yang mulai mongering. Tuannya masih diam tanpa mengalihkan pandangan atau setidaknya menyadari perbuatan mulia Harry saat ini. Tapi Harry tak peduli, ia terus melanjutkan tugasnya mengobati luka tuan agung itu. 

"Jika nona tau pasti ia khawatir padamu, Tuan. Apalagi mengalami luka seperti ini dan meskipun aku tahu kau akan biasa saja sebab terbiasa terluka." 

Lucas hanya menatap malas pada Harry yang bisa-bisanya teringat dengan gadis temuannya itu. Memangnya siapa gadis itu hingga mau mengkhawatirkannya?

Harry menahan senyum melihat respon tuannya. Jika hanya membicarakan nona-nya bisa membuat tuannya sadar dari lamunan, kenapa tak dari tadi ia lakukan itu? Astaga. Ia melupakan yang tidak seharusnya.

"Lakukan saja tugasmu dengan baik, Harry. Jangan membahas yang tak penting," ujar Lucas datar lalu kembali mengalihkan pandangannya.

"Lalu kenapa kau mau menoleh padaku hanya karena aku bicara tak penting, Tuan?" tanya Harry pura-pura bodoh. Ia hanya ingin melihat raut malas yang keluar dari wajah dingin itu karena ucapan bodohnya. 

"Itu karena aku merasakan sakit saat kau menyentuh lukaku, Bodoh." 

Bohong. Lucas memang berbohong dengan jawaban masuk akalnya, ia hanya malu ketahuan Harry jika ia merasa aneh setiap orang memanggil atau membahas gadis cantik itu. Ah ... ia merasa bodoh sekarang. Kenapa ia memiliki perasaan aneh seperti ini?

"Oh benarkah? Maaf, Tuan ... aku tak sengaja," ucap Harry menyesal lalu mengambil peluru itu pelan. Takut jika tuannya benar-benar tersakiti olehnya dan bukan karena nona barunya itu. Astaga ... kenapa Harry berpikir tuannya memiliki perasaan khusus pada nona-nya? Padahal ia tau sendiri tuannya tak memiliki perasaan lagi setelah dihianati wanita murahan itu.

Lucas tersenyum samar melihat raut penyesalan Harry. Ia berhasil menghilangkan kecurigaan Harry padanya tentang gadis itu. Bagus bukan? Sepertinya ia harus belajar akting di depan orang mulai saat ini. Ya ... berjaga-jaga jika saja ia ketahuan sesuatu nantinya.

"Dimana dua pria bodoh itu?" 

tuntaskan bacaan kalian dan jangan lupakan power stone dan komennya untuk meninggalkan jejak ya.. Salam sayang dari author ^_^

Anesa_monscreators' thoughts