webnovel

Episode 4

Di rumah Fina 

Masih di ruang tv..

"Selesai..", seru Vivi. 

"Kamu sudah selesai vi ?", tanya Fina. 

"Iya sudah selesai, tinggal tugas satu lagi, hehe..", jawab Vivi. 

"Cepat banget", seru Aldi. 

"Hehe..", Vivi hanya tertawa. 

"Emm tunggu sebentar ya, bagaimana kita istirahat dulu, oh ya aku bikin minum dan cemilan dulu ya", kata Fina. 

"Yang banyak ya, soalnya Titah dan teman-temannya mau datang ke sini, biasa mama nyuruh antar dan jemput sekolahnya", sambung Aldi. 

"Oke..", seru Fina. 

"Ikut dong, sekalian mau ke kamar mandi nih", kata Vivi. 

"Ya sudah yuk vi", sambung Fina.

Di sekolah Titah 

Di depan sekolah Titah.. 

"Fandi mana tah ?", tanya Arfan. 

"Lagi ngambil motor", jawab Titah. 

"Oh..", seru Arfan. 

"Maaf ya lama nunggu, fan ikut saja ya", kata Irfandi. 

"Lah yen aku melu, aku munggah apa Fandi ?" 

(Lah kalau saya ikut, saya naik apa Fandi ?), tanya Arfan. 

"Munggah getek fan" 

(Naik getek fan), jawab Irfandi. 

"Semprul..", keluh Arfan. 

"Hehe..", Irfandi hanya tertawa. 

"Emm gini saja deh mas Arfan naik motor saja bersama mas Irfandi, saya biar naik ojol", kata Titah. 

"Enggak, enak saja kamu naik ojol tah", sambung Irfandi. 

"Ya sudah iya, saya ngalah deh saya yang naik ojol, kamu dan Titah naik motor", sambung Arfan juga yang mengalah pada Irfandi. 

"Nah gitu dong fan", seru Irfandi. 

"Hemm, kesenengan tuh bisa berduaan dengan Titah", keluh Arfan lagi. 

"Ngeluh terus deh, wis pesan gih ojol e" 

(Ngeluh terus deh, sudah pesan gih ojol nya), keluh Irfandi juga. 

"Oke..", seru Arfan. 

"Kita tunggu mas Arfan saja ya, tidak apa kan ?", tanya Titah. 

"Iya tidak apa", jawab Irfandi. 

"Kalau begitu saya whatsapp mas Aldi dulu deh, kasih kabar", kata Titah lagi. 

"Aku saja yang kasih kabar ke mas Aldi ya", sambung Irfandi lagi. 

"Ya sudah nih hpku", kata Titah lagi yang memberikan hpnya pada Irfandi. 

"Loh untuk apa ?", tanya Irfandi. 

"Untuk kabari mas Aldi", jawab Titah lagi. 

"Tidak usah, biar pake hp saya saja untuk mengabarkan kakak kamu", kata Irfandi. 

"Oh gitu, ya sudah, saya mau main game dulu deh..", sambung Titah. 

                     ** 

Percakapan Irfandi dan Aldi lewat whatsapp. 

"Assalamu'alaikum mas, saya, Titah, dan Arfan sudah pulang sekolah, saya nunggu Arfan dapat ojek ya, Arfan ikut ke rumah temannya mas Aldi", kata Irfandi. 

"Wa'alaikumussalam, oh iya saya tunggu ya", sambung Aldi. 

"Oke..", seru Irfandi. 

                     ** 

Di sekolah Titah 

Masih di depan sekolah Titah.. 

"Dapat gak fan ?", tanya Irfandi. 

"Dapat Fandi, sebentar lagi sampai kok", jawab Arfan.

"Oh, oke..", seru Irfandi dan Titah dengan kompak. 

"Tah, naik motor dong masa berdiri saja di situ", kata Irfandi. 

"Mungkin Titah suka kali sama gue, Fandi", sambung Arfan yang meledek Irfandi. 

"Ih enak saja, gak, gak bisa, Titah itu untukku, punyaku, dan milikku", kata Irfandi lagi. 

"Emm sudah deh mulai Tom and Jerry nya", keluh Titah. 

"Permisi, mas Arfan ?", tanya abang ojek online. 

"Tuh tukang ojek datang, Titah yuk..", kata Irfandi lagi. 

"Iya saya Arfan", jawab Arfan. 

"Iya..", seru Titah. 

"Ke Pinang Ranti ya mas ?", tanya abang ojek online lagi. 

"Iya mas", jawab Arfan lagi. 

Di rumah Fina 

Di ruang tv.. 

"Duh anak-anak mana lagi ya kok belum sampai juga sih ?", tanya Aldi dengan gelisah menunggu Titah, Irfandi, dan Arfan. 

Di dapur.. 

"Alhamdulillah cemilannya sudah selesai di goreng, tinggal minumannya saja, emm vi tolong ambilkan gelas dong, oh ya teko nya juga ya sekalian, karena saya ingin membuatkan kalian minuman yang special", kata Fina. 

"Oh oke Fin, ini teko nya, saya siapkan batu es nya ya", sambung Vivi. 

"Iya..", seru Fina. 

Di ruang tv lagi.. 

"Fina dan Vivi juga lama sekali lagi, aku ke dapur saja deh..", kata Aldi. 

Di dapur lagi.. 

"Oh pantas lama sambil ngobrol", keluh Aldi. 

"Hehe..", Vivi dan Fina hanya tertawa. 

"Di, kamu kenapa, kok sepertinya gelisah sekali ?", tanya Vivi. 

"Oh iya, ini loh vi, adik ku dan temannya kok belum nyampe juga ya ke rumah Fina, padahal dekat loh sekolahnya", 

jawab Aldi. 

"Ya sabar saja di, mungkin masih di jalan", kata Vivi. 

"Iya ya..", seru Aldi. 

Di depan rumah Fina.. 

"Assalamu'alaikum", Titah, Irfandi, dan Arfan memberikan salam pada Aldi, Vivi dan Fina. 

Di dapur lagi.. 

"Wa'alaikumussalam", Aldi, Vivi, dan Fina menjawab salam dari Titah, Irfandi, dan Arfan. 

"Siapa tuh ?", tanya Fina. 

"Gak tau, biar saya lihat ke depan deh, siapa tau adik ku dan temannya", jawab Aldi. 

"Oh ya sudah, sebentar lagi es nya juga sudah jadi kok..", kata Fina. 

Di depan rumah Fina lagi.. 

"Kok baru sampai, macet ya di Pinang Ranti atau bagaimana ?", tanya Aldi. 

"Iya mas, macet", jawab Arfan. 

"Berapa ongkos ojek nya ?", tanya Aldi. 

"Dua belas ribu mas", jawab abang ojek online. 

"Oh oke.., ini uangnya", kata Aldi. 

"Iya, terimakasih dan permisi, mas", sambung abang ojek online. 

"Ya sudah yuk masuk ke dalam", kata Aldi. 

"Iya mas..", seru Arfan, Irfandi, dan Titah. 

Di rumah pak Nano 

Di ruang tengah.. 

"Lap, lap nya sudah selesai, tinggal bantu mbak Jum masak untuk makan siang deh..", kata Asih. 

KRIIING…!, Suara Telepon Rumah Berbunyi.

"Telepon rumah bunyi lagi, siapa ya kira-kira yang telepon, angkat saja lah", kata Asih lagi. 

                     ** 

Percakapan mbah Sakiman dan Asih lewat telepon. 

"Assalamu'alaikum", Asih memberikan salam pada mbah Sakiman. 

"Wa'alaikumussalam", mbah Sakiman menjawab salam dari Asih. 

"Emm ini siapa ya, Sri, menantu baru saya bukan ?", tanya mbah Sakiman. 

"Bukan, saya Asih, art di rumah pak Nano", jawab Asih. 

"Oh.., Nano atau Sri ada gak di rumah ?", tanya mbah Sakiman lagi. 

"Pak Nano kerja, ibu Nano pergi arisan, maaf ini dengan siapa ya ?", tanya Asih juga. 

"Saya bapaknya pak Nano", jawab Sakiman. 

"Oh..", seru Asih. 

                     ** 

Masih di ruang tengah.. 

"Mbak Asih, telepon dari siapa ?", tanya Icha. 

"Kakek nya mbak Icha", jawab Asih. 

"Oh, saya mau ngomong dong mbak Asih sama kakek, oh ya mbah Asih tolong bikinkan saya susu dong", pinta Icha. 

"Iya mbak Icha, ini telepon nya dan saya bikinkan susu nya", Asih melaksanakan perintah dari Icha. 

"Oke, terimakasih mbak Asih", kata Icha. 

"Iya sama-sama mbak Icha", sambung Asih. 

Di terminal Solo.. 

"Loh kok saya di cuekin sih, art nya Nano bagaimana sih", kata mbah Sakiman. 

"Kenapa mbah ?", tanya paklik Wahyu. 

"Ini loh art nya Nano, yu, bagaimana sih, kok saya di cuekin", jawab mbah Sakiman. 

"Ah masa sih, coba lagi mbah", kata paklik Wahyu. 

"Iya deh mbah coba lagi", sambung mbah Sakiman. 

                    **

Percakapan mbah Sakiman dan Icha lewat telepon. 

"Halo..", kata mbah Sakiman. 

"Assalamu'alaikum", Icha memberikan salam pada mbah Sakiman. 

"Wa'alaikumussalam", mbah Sakiman menjawab salam dari Icha. 

"Emm.., maaf ini siapa sih ?", tanya mbah Sakiman. 

"Saya anaknya pak Nano", jawab Icha. 

"Anaknya Nano, oh Titah ya ?", tanya mbah Sakiman lagi. 

"Bukan mbah, mbak Titah sekolah", jawab Icha lagi. 

"Bukan ya, kalau begitu Ayu ya ?", tanya mbah Sakiman lagi. 

"Bukan juga mbah, mbak Ayu di papua ikut suaminya", jawab Icha lagi. 

"Oh bukan ya, Aldi juga bukan, emm terus ini siapa ?", tanya mbah Sakiman lagi. 

"Icha, mbah..", jawab Icha lagi. 

"Oh Icha, emm bapak masih lama ya pulangnya, nanti kalau sudah pulang bilang ke bapak atau Titah ya kalau mbah Sakiman lagi di perjalanan mau ke rumah gitu ya", pinta mbah Sakiman. 

"Siap mbah", kata Icha. 

"Oke deh, ya sudah kalau begitu sudah dulu ya, assalamu'alaikum", mbah Sakiman memberikan salam pada Icha. 

"Wa'alaikumussalam mbah", Icha menjawab salam dari mbah Sakiman.