webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · Khoa huyễn
Không đủ số lượng người đọc
375 Chs

74. Goodbye, Maybe!

"Aku tidak melihatmu kembali kemarin malam. Sekarang kau memberikan kejutan dengan duduk di atap dan merokok?" Delwyn datang, tak disangka. Dia pikir kalau tidak akan ada yang menemukan dirinya di sini.

"Sebenarnya aku di sini sejak kemarin malam. Setelah pulang dari menemui Philomel." Daeva menyahut. Tak acuh. Masih fokus dengan rokoknya itu.

Delwyn melirik ke bawah sana. Putung rokok hampir saja menggunung. "Wait!" Delwyn menoleh pada Daeva. "Kau merokok sebanyak itu?" tanyanya. Mengerutkan keningnya kemudian. "Hanya dalam satu malam?"

Daeva manggut-manggut. Tatapannya tidak merasa bersalah. Toh juga dia tidak merugikan siapapun. Tidak ada manusia di sekitar sini. Hanya ada bangunan tua yang separuh rubuh. Tempat mereka duduk sekarang.

"Wah! Kau sedang menyombong sebab tak akan mati jika jantungmu rusak?" Delwyn bertepuk tangan. "Kau luar biasa, Daeva!"

Daeva enggan untuk menggubrisnya. Dia fokus dengan pandangan matanya dan aktivitasnya sekarang.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com