Jaejoong menatap sosok pria yang menjadi tamu dirumahnya. Pria yang menjadi partner bisnis sang ayah baru-baru ini semenjak pulang dari luar negeri. Pria dengan wajah tampan yang terlihat datar tanpa ekspresi.
Choi Seunghyun, seorang pria berumur tiga puluh tahun yang dikenalkan sang ayah beberapa puluh menit yang lalu. Pengusaha muda yang berhasil mendirikan sebuah perusahaan yang kini tengah berkembang pesat. Single, tidak memiliki kekasih dan Jaejoong tahu apa maksud ayahnya dengan mengenalkan Seunghyun padanya. Pria paruh baya itu sepertinya ingin menjodohkan Jaejoong dengan Seunghyun.
Saat ini mereka berada diruang tamu, dengan beberapa suguhan yang telah terhidang dimeja berbentuk persegi Panjang. Jaejoong duduk disamping sang ibu, yang ikut masuk dalam perbincangan ayahnya dan Seunghyun. Sedangkan Jaejoong sendiri tampak asik bermain dengan ponselnya walau ia sadar Seunghyun beberapa kali melirik kearahnya.
"Jaejoongie, sebaiknya kau berbincang dengan Seunghyun shi sebentar, ne!"
Jaejoong melirik ibunya sekilas dan menatap Seunghyun, lelaki cantik itu memiringkan kepalanya sejenak, "Seunghyun shi, apa kau tahu aku ini penderita Thalasemia? Penyakit kelainan sel darah yang sampai saat ini tidak ada obatnya.
Seunghyun melirik Siwon sejenak dan tersenyum tipis pada Jaejoong. Pria itu mengangguk pelan tanpa ragu, "Ya, aku tahu keadaanmu dari paman Kim. Apa itu masalah?"
"Tentu saja itu masalah." sahut Jaejoong santai, memberikan Seunghyun sebuah senyum kecil, "Dan apa kau tahu jika saat ini aku menyukai seseorang?' tanya Jaejoong lagi.
"Apa maksudmu, Jaejoong shi?"
Jaejoong berdiri dari duduknya, dan menatap Seunghyun sebelum berlalu dari ruang tamu, "Akuhanya ingin memberitahumu saja, dan karena aku mempunyai dua alasan ini aku tidakingin mengenalmu lebih jauh atau apapun itu. Karena aku tahu apa maksud kedatanganmu kerumahini, jangan berharap aku akan menerimamu. Jadi, mundurlah sebelum kau dipermalukan dan sakit hati."
Seunghyun menatap kepergian Jaejoong dan terkekeh pelan. Belum pernah ia menemui lelaki seperti Jaejoong yang bicara secara terang-terangan saat menolaknya—walau baru kali ini ia merasakan penolakan, seperti kalah sebelum berperang. Itulah saat Ini yang ia rasakan. "Tuan Choi putra anda benar-benar sesuatu, huh?"
"Maafkan putra kami, Seunghyun shi. Jaejoong memang seperti itu jika bertemu dengan orang yang baru ditemuinya.
Seunghyun menatap nyonya Kim dan mengangguk pelan, "Tidak apa-apa nyonya, aku mengerti tentang hal itu. Tapi, siapa yang disukainya..jika aku boleh tahu tentang hal ini."
Kibum melirik suaminya dan menghela nafasnya dalam, "Dia adalah dokter pribadi Jaejoong selama dua tahun ini. Tapi, kami tahu jika pria itu sama dengan perasaan Jaejoong atau tidak."
"Ah..jika memang begitu, berarti masih ada kesempatan untukku?" gumam Seunghyun lirih, karena sejak pertama kali ia melihat Jaejoong—lewat sebuah foto yang dipajang Siwon di ruang kerjanya ia sudah jatuh hati pada lelaki cantik itu.
Siwon tertawa kecil, ia melirik isterinya yang tersenyum tipis, "Tidak tahu bukan berarti tidak sama tuan Choi, kami hanya bisa mengenalkanmu pada putrakamu. Untuk selebihnya kami tidak inginikut campur lebihdariini, karena kami mencoba untuk menghargai pilihan Jaejoong."
"Aku mengerti, terima kasih telah mengenalkan putra kalian padaku. Untuk selanjutnya, aku akan berusaha dengan usahaku sendiri untuk mendekati Jaejoong karena aku juga tidak ingin mendapatkannya dengan paksaan."
Ah… Kibum jadi bingung, kenapa putranya itu tidak memilih yang ada saja. Jika Jaejoong memilih Seunghyun yang ada didepannya ini, mungkin putranya itu tidak akan merasakan patah hati. Namun, siapa yang tahu perasaan seseorang berlabuh dimana. Ia hanya menyayangkan usaha Seunghyun yang nampaknya akan sia-sia..atau..tidak!
***
Yunho menatap beberapa pelayan rumah keluarga Kim yang terlihat sibuk bergosip tentang seseorang, yang ia dapati dengar nama seorang pria yang beberapa malam lalu berkunjung untuk dikenalkan pada Jaejoong, dan hal ini tentu mengusik hatinya.
"Bibi Lee, siapa yang sedang mereka bicarakan?" tanyaYunho pada wanita yang telah menjadi pengasuh Jaejoong selama bertahun-tahun. Saat ini ia memang sedang berada diruang tamu keluarga Kim untuk menunggu sicantik bangun, hari ini adalah jadwal pemeriksaan Jaejoong.
"Ah..itu Choi Seunghyun. Pria itu beberapa malam lalu bertamu kesini dan dikenalkan pada tuanmuda Jaejoong." sahut bibi Lee dengan senyum tipis ketika mengingat beberapa malam lalu, ia menatap dokter muda didepannya dan tertawa kecil, "Ada apa dengan wajahmu itu dokter Jung?"
Yunho mengerjabkan kedua matanya, menatap bibi Lee dengan senyum kikuk, "Tidak apa-apa, hanya saja aku sedikit terkejut tuan Kim mengenalkan Jaejoong pada tamunya."
"Mungkin pria itu menyukai tuan muda Jaejoong, itu yang aku tangkap maksud kedatangan tuan Choi. Hanya saja, sepertinya pria itu ditolak mentah-mentah oleh tuanmuda."
"Jaejoong menolaknya?"
"Apa yang kalian bicarakan, kenapa menyebut namaku?"
Sebuah suara lembut yang terdengar serak terdengar dibelakang keduanya—sontak Yunho dan bibi Lee menoleh kebelakang, dimana Jaejoong berjalan dengan piyama yang masih melekat ditubuh rampingnya dan surai yang terlihat acak-acakan, membuatnya terlihat manis dan menggemaskan.
"Anda sudah bangun, akan segera saya siapkansarapanuntuk anda tuan muda." ujar bibi Lee seraya berlalu dari hadapan Jaejoong yang mendudukkan diri didepanYunho dengan satu tangan yang menutupi mulutnya—menguap.
Yunho menatap Jaejoong yang tengah memejamkan mata bulatnya sekilas. Lelaki didepannya ini terlihat kurus dan ringkih, membuatnya ingin menjaganya seumur hidupnya, "Apa hari-harimu baik?"
Jaejoong mengerjabkan kedua matanya, menatap Yunho lekat sebelum mengangguk pelan, "Akubaik-baik saja hyung!"
"Tidak ada keluhan apapun?" tanya Yunho lagi, pria itu segera mengeluarkan beberapa alat yang ia bawa ketika mengunjungi Jaejoong dan mulai memeriksa lelaki cantikitu, "Apa selera makanmu baik-baik saja?"
"Ya, aku makan seperti biasanya. Bahkan mungkin aku memiliki selera makan yang cukup baik dari biasanya." sahut Jaejoong enteng, menatap Yunho yang tengah memeriksa tubuhnya,"Ne..hyung! Mau jadi kekasihku tidak?"
Yunho tertegun, kedua tangannya berhenti bekerja dan menatapJaejoong yang tersenyum tipis. Pria itu memutar bola matanya malas, "Bukankah kau sudah dikenalkan orang tuamu dengan seorang pria, kenapa masih memintaku menjadi kekasihmu?"
Jaejoong menaikk analisnya, menatap Yunho yang sibuk mengukur detak jantungnya, "Aku tidak menyukainya, yang aku sukai kau. Jadi, mau tidak menjadi kekasihku?"
Jaejoong tahu jika semua itu akan percuma karena Yunho telah memiliki orang lain, namun saat ini Jaejoong hanya ingin mengatakannya pada Yunho tanpa berharap. Karena ia tahu, cepat atau lambat Yunho akan menolak perasaannya.
"Jika memang begitu, kenapa tidak?" Yunho tersenyum tipis pada Jaejoong dan mengusak surainya yang telah acak-acakan sebelumnya, "Jadi, mulai sekarang kita adalah sepasang kekasih, hmmm?"
"Huh…. Mwo?"
To be continued..