Caerin mengerutkan alisnya. "Mengganggu ku?" bingung Caerin karena pertanyaan dari sahabat nya itu.
Min-Jun mengangguk. "Iya. Selama beberapa hari ini aku merasa kau seperti tidak fokus saat bekerja," ucap Min-Jun.
Ingat saat malam itu?
Saat Min-Jun menanyakan tentang hal ini kepada Caerin sahabatnya? Meskipun Caerin telah memberikan jawaban nya kala itu, tapi entah mengapa ia merasa kalau Caerin tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Karena selama beberapa hari ini, ia memang merasa ada sesuatu yang berbeda dari Caerin. Tidak seperti biasanya.
Sebagai seorang sahabat, tentu ia tahu jika ada sesuatu yang berbeda dari Caerin sahabatnya.
Subin meletakkan gelas yang tengah ia pegang. "Iya, aku juga merasa seperti itu Caerin," sahut Subin.
Nah, kalian dengar sendiri bukan? Rupanya bukan hanya Min-Jun seorang saja yang merasa seperti itu.
Min-Jun menopang dagunya. "Katakan lah kepada kami, jika ada sesuatu yang tengah menganggu pikir mu Caerin-ah. Iya kan Subin?" ucap Min-Jun melirik ke arah Subin.
"Nde, benar. Kami kan berteman, kita bertiga juga berkerja di tempat yang sama. Jadi kau bisa berbagi cerita dengan kami," ucap Subin yang duduk tepat di samping Caerin.
Bukan kah ini sangat manis?
Karena mereka saling peduli satu sama lainnya. Meskipun Subin bukan sahabat Caerin, tapi Subin juga sangat peduli kepada Caerin.
Sama seperti rasa peduli Min-Jun kepada Caerin.
Caerin merasa tersentuh...
Yah, ia benar-benar merasa tersentuh dengan sikap dan perhatian yang di tunjukkan oleh Min-Jun dan Subin kepadanya saat ini.
Perlahan Caerin tersenyum tipis. "Tidak... tidak apa-apa. Aku hanya merasa lelah, itu saja," ucap Caerin.
Min-Jun memicing kan matanya menatap Caerin. "Benarkah seperti itu?"
Astaga, Min-Jun saat ini benar-benar seperti tengah mengintrogasi nya karena telah melakukan suatu tindak kejahatan.
Caerin tertawa kecil. "Iya benar, aku tidak berbohong," ucap Caerin menyakinkan sahabatnya itu.
Min-Jun menghela nafas. "Baiklah kalau begitu, tapi ingat... jika terjadi sesuatu kau harus menceritakan nya kepada ku ataupun Subin," ucap Min-Jun mengingatkan Caerin.
Jangan salah pengertian, seperti yang ia katakan. Ia hanya ingin selalu ada dan dapat membantu Caerin.
Ia ingin Caerin sahabat nya tahu, kalau ia selalu ada di sisi Caerin dalam kondisi apapun.
Caerin mengangguk. "Iya, aku berjanji..." ucap Caerin sambil menatap Min-Jun dan Subin bergantian.
Mereka pun kembali menikmati daging panggang mereka. Dengan Subin yang makan dengan penuh semangat.
Dan tentunya Subin yang meminta Caerin untuk menyuapi nya.
"Aaaaaaa...." Subin membuka mulutnya.
Caerin terkekeh geli, lalu menyuapkan daging yang telah ia bungkus dengan selada itu ke dalam mulut Subin.
"Jja... apakah enak darling?" tanya Caerin.
"Hmmm... sangat enak, apalagi karena kau yang menyuap ku darling," jawab Subin sambil menaikkan satu alisnya.
Min-Jun memutar matanya dengan malas melihat dan mendengar segala ke-cheesyan Subin.
Untung saja Subin memiliki wajah yang tampan.
"Oh iya, Caerin... siapa pria itu?" tanya Subin dengan tiba-tiba.
"Pria? Pria yang mana?" tanya Caerin.
Yah, pria yang mana yang saat ini Subin tanyakan? Karena sangat banyak pria yang telah ia temui dan telah ia layani sebelumnya.
Bahkan sekarang di tempat ini juga banyak seorang pria, yang tengah menikmati makanan mereka.
"Itu... di sana..." ucap Subin.
Caerin mengerutkan alisnya. "Hah?"
Subin memegang kedua bahu Caerin lalu memutar badan Caerin berbalik ke arah kanan.
"Itu... pria itu. Apa kau mengenal nya?" tanya Subin.
DEG
Dan detik itu juga Caerin terpaku di tempat duduk itu. Kedua matanya terkunci pada seorang pria yang berada di seberang meja sana.
Yang tengah menatap nya dengan kedua mata biru itu.
"J-Jaehyun-ssi..." gagap Caerin.
Benar, pria itu adalah Jaehyun... Yoon Jaehyun yang tengah menatap nya saat ini di seberang sana.
Dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.
Tapi sejak kapan?
Sejak kapan Jaehyun berada di sana?
"Kau mengenalnya Caerin?" tanya Subin kembali. "Dia sedari tadi terus menatap mu dari seberang sana."
Caerin terpaku, lidah nya mendadak keluh untuk berucap. Bahkan kedua matanya tak dapat teralihkan dari Jaehyun.
"Eoh! eoh! bukan kah itu pria tampan waktu itu?!" seru Min-Jun dengan tiba-tiba.
Subin melihat ke arah Min-Jun. "Kau mengenalnya Min-Jun?"
Min-Jun mengangguk. "Iya, pria itu sebelumnya pernah bersama Caerin pada malam itu," jawab Min-Jun.
Yah, ia ingat betul dengan pria yang memiliki paras yang sangat tampan itu, yang dengan tiba-tiba langsung muncul di belakang Caerin pada malam itu.
Bagaimana mungkin ia bisa melupakan pria dengan kedua mata biru yang bak pahatan patung Yunani.
Subin yang mendengarkan jawaban dari Min-Jun, langsung membulatkan kedua matanya.
"Ah! aku juga mengingatnya! dia pria yang sama, yang saat itu bersama dengan Caerin duduk di bar," ucap Subin sambil menjentikkan jarinya.
Benar, sekarang ia juga ingat dengan pria itu. Yang ternyata memesan segelas bir kepada nya pada pada malam itu.
Ia tidak dapat melihat dengan jelas wajah Jaehyun pada malam itu, karena lampu club yang sangat redup.
Caerin yang masih menatap Jaehyun, langsung memutuskan kontak mata nya dan membalikkan wajah nya.
Di bawah meja itu Caerin mengepalkan tangan nya. Jantung nya saat ini berdetak lebih cepat dari yang sebelumnya.
"Gosh! dia tampan sekali. Benar-benar sangat tampan..." ucap Min-Jun sambil melihat Jaehyun.
"Darling, apa pria itu pelanggan mu pada malam itu?" tanya Min-Jun.
Yah, ia sangat penasaran. Karena lihatlah, kedua mata biru itu tetap menatap Caerin yang menjadi objek penglihatan nya.
Min-Jun melihat ke arah Caerin. "Caerin..." panggil nya karena Caerin yang tak kunjung menjawab.
Caerin menggeleng. "B-bukan... dia bukan pelanggan ku," jawab Caerin.
Kenapa? Memang benar bukan dengan jawaban yang ia berikan.
Kalau malam itu Jaehyun memang bukan lah pelanggan nya.
Tapi mengapa... mengapa ia harus kembali melihat dan bertemu dengan Jaehyun saat ini?!
Setelah Jaehyun menghilang begitu saja, sejak kejadian pada di club malam itu.
"Benarkah? Tapi dia terus menatap mu Caerin-ah," ucap Min-Jun.
Yah, apa yang di katakan oleh Min-Jun bukan lah sebuah kebohongan. Karena Jaehyun benar-benar tidak mengalihkan pandangan nya dari Caerin.
Caerin menggigit bibir bagian dalam nya, ia memakai tas miliknya.
BRAK
Caerin berdiri dan kursi itu. "Ayo kita pulang, kita selesai bukan? Ayo kita keluar," ucap Caerin yang kemudian langsung berjalan keluar begitu saja dari tempat makan itu.
Meninggalkan Min-Jun dan Subin.
Min-Jun terkejut begitu dengan Subin karena Caerin yang berjalan pergi begitu saja. Mereka berdua saling menatap satu sama lainnya.
"Caerin-ah... tunggu!" ucap Min-Jun yang langsung berdiri menyusul Caerin keluar, begitu pun dengan Subin.