webnovel

Love Rules

Seorang gadis bernama Alesha menjadi korban bully karena wajahnya yang buruk, namun beraninya Ia mencintai salah satu senior tampan dan primadona dikampusnya. Alesha adalah mahasiswi fakultas hukum, Ia mengambil jurusan itu semata-mata ingin membalas dendam masa lalu keluarganya. Hanya karna masalah sepele dan karena keluarganya tidak mampu membayar pengacara. Ayahnya pun harus masuk kedalam jeruji besi dan diperlakukan secara tidak adil. Hingga suatu saat Ia mengalami kecelakaan hebat. Alih-alih karena kecelakaan itu membuat keadaannya makin buruk, malah justru sebaliknya. Sampai akhirnya dia mengalami cinta segitiga dengan 2 pria tampan. Akankah kisah cinta Alesha terbalas? Pria mana yang Alesha pilih sebagai pemenang hatinya? Dan bisakah Alesha membalas dendam masa lalu keluarganya ? Pantau selengkapnya hanya di "Love Rules".

Misyaa_ · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
11 Chs

Haruskah Aku Pergi dari Dunia ini

Kring...kring...kring.....

Bel istirahat berbunyi, Pak Tatang meninggalkan kelas menuju ruang guru. Seluruh mahasiswa kelas hukum 1 pun berhamburan meninggalkan kelas menuju kantin.

"Ales... Kamu keren banget sumpah tadi, semua orang ngga percaya kalau kamu setegas itu, aku aja tadi kaget," Ucap Laras sambil tersenyum.

Mendengar itu Alesha hanya membalas senyum Laras.

"Ehh Btw, kamu abis ini mau kemana?" Tanya Laras kepada Alesha

"Aku disini aja," Jawab Alesha

"Kamu ngga mau makan kekantin?" Tanya Laras

"Aku bawa bekel kok dari rumah, jadi aku makan dikelas aja," Jawab Alesha sambil tersenyum.

"Oo.. yaudah," Jawab Laras sambil merapikan bukunya di meja.

"Kamu mau kemana?" Tanya balik Alesha

"Aku mau ke ruang guru, ada sedikit urusan," Jawab Laras

"Oo..iya iya," ucap Alesha

"Kamu hati-hati ya," kata Laras

Alesha hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.

Tiba-tiba Gendis maju kedepan kelas..

"Demi kebersihan kelas kita, Dilarang ada yang makan dikelas ya! Kalau ada yang berani makan dikelas, kena denda 5 juta!" Seru Gendis yang mencoba melirik kearah Alesha.

Mendengar itu Alesha yang hendak membuka tempat bekalnya pun terpaksa menutupnya kembali seraya beranjak dari kursi.

Ia pergi menuju taman samping kelas namun disana ramai dipenuhi mahasiswa yang sedang praktikum Biologi.

Tanpa ada pilihan lain, Ia pun pergi menuju kantin, Ia duduk dipojok belakang seorang diri. Ia pun menyantap bekal yang dibawanya dari rumah. Tiba-tiba datang The Gotcha Girls.

"Hay guys, hari ini kalian semua gue traktir. Kalian boleh makan sepuasnya." Seru Vanessa yang disambut teriakan oleh seluruh penghuni kantin.

"Usttt... Kecuali dia," Sambung Vanessa sambil menunjuk kearah Alesha.

Seketika semua orang yang berada dikantin menatap Alesha, namun mereka tidak menghiraukan perihal gadis itu, para mahasiswa memilih menyerbu makanan yang ada dikantin.

Vanessa dan The Gotcha mendekati Alesha, mereka berdiri tepat didepan Alesha. Tanpa berpikir lama Karin menariknya untuk berdiri!

"Hehh.. ngomong apa Lo pas dikelas! Berani banget Lo ya sama gue! Songong Lo!" Seru Karin sambil memegangi bahu Alesha dengan kasar.

"Udah mulai berani sama kita?! mending lo ngaca deh!" Sambung Melly sambil menghadapkan tubuh Alesha dengan kasar kearah kaca besar yang ada dibelakangnya.

"Ngaca noh ngaca! Muka jelek gausah sok-sokan Lo! Sambung Caca

Brakkk... Tiba-tiba saja Gendis mendorong Alesha hingga Alesha terjatuh kebawah kemudian Vanessa mengambil bekal yang dibawa Alesha dan melemparkannya ke wajah Alesha.

"Apaan nih! Makanan kek gini tuh ngga layak makan!" Ucap Vanesa sambil melampar mie yang Alesha bawa.

Alesha yang sedari tadi diam pun tak kuat membendung air matanya, Ia menangis tersedu-sedu. Seluruh orang dikampus menatapnya, namun tidak ada sama sekali yang peduli dengannya. Ia hanya terdiam menerima perlakuan the Gotcha yang terus terusan melemparinya dengan mie, saos bahkan kecap yang ada dimeja.

Alesha yang sudah tidak tahan dengan perlakuan The Gotcha itu langsung berdiri dan meninggalkan kantin. Namun baru berlari beberapa langkah, salah seorang siswa memasang kaksinya didepan Alesha sehingga membuat Alesha terjatuh.

Seluruh mahasiswa dikampus tertawa melihat kejadian itu, alih-alih menolong malah justru menambah penganiayaan.

"Hahah... Rasain Lo! Seru Gendis sambil tertawa terbahak-bahak.

Tiba-tiba seseorang mendorong Vanessa dari belakang yang menyebabkan Vanessa hampir terjatuh,tapi berhasil ditangkap oleh Melly dan Gendis.

"Keterlaluan banget si kalian! Dasar manusia ngga punya hati!" Seru Laras kepada The Gotcha

"Hee... Apa-apaan si lo! Dateng-dateng main nyerang aja!" Ujar Gendis sembari memegangi Vanessa yang kesakitan

"Aduhh... Apaan si lo brutal banget!" Sambung Vanessa.

Laras tidak menghiraukan apapun yang The Gotcha katakan, Ia terus menyalahkan orang-orang yang ada disitu.

"Kalian juga," Seru Laras sambil menatap seluruh penghuni kantin

"Emang ngga ada satupun dari kalian yang punya hati?! Dimana etika kalian! Dimana belas kasih kalian! Dimana jiwa kemanusiaan dibalik jas yang kalian pake!" Sambung Laras dengan lantang.

"Percuma kalian pake almet gagah begitu kalau akhlak kalian nol! Mending lepas aja tuh almet!" Teriak Laras yang tak henti-hentinya mengeluarkan unek-unek.

"Kalau kalian ngga suka ke Alesha, setidaknya gunakan hati kalian sedikit aja! Bukannya nolongin malah nambah penderitaan!" Ucap Laras sembari membantu Alesha yang sedang menangis untuk berdiri.

Mereka berdua pergi meninggalkan kantin menuju kamar mandi. Laras mencarikan baju dan handuk untuk Alesha pakai.

Alesha yang sedari tadi diam dan merasa hancur sehancur-hancurnya itu pun kini merasa bersyukur ada Laras sahabatnya yang tulus mau berteman dengannya.

Setelah bersih-bersih, Laras mengantar Alesha menuju UKS Ia tidak mungkin mengikuti matkul sore ini karena keadaannya yang masih syok. Kemudian Laras pergi menuju ruang guru meminta izin kepada dosen untuk mengantar Alesha pulang agar bisa beristirahat dirumah.

Setelah mendapat izin, kemudian Laras kembali ke UKS untuk mengantar Alesha pulang. Sampainya di UKS, Laras terkejut melihat UKS yang kosong tidak ada satupun orang disitu.

Tiba-tiba ponsel Laras berdering, kemudian muncul notif dari Alesha,

"Ras, makasih ya kamu udah nolongin aku dari Vanessa dan teman-temannya. Maaf aku harus pergi tanpa pamit ke kamu, aku ngga mau ngrepotin kamu. Kamu belajar yang rajin dikelas. Aku bisa pulang sendiri kok, kamu ngga usah khawatir. Aku bersyukur punya sahabat seperti kamu. Aku sayang sama kamu." Tulisan pesan dari Alesha

Laras yang membaca notif dari Alesha pun menghembus nafas lega.

"Seharusnya dia ngga pergi dulu,aku sama sekali ngga merasa direpotin olehnya," Benak Laras sembari beranjak dari UKS untuk mengikuti matkul sore.

Disisi lain tidak jauh dari kampus, terlihat sekumpulan geng motor yang sedang nongkrong di kedai Babeh Asep. Mereka adalah para mahasiswa universitas Harapan Bangsa, setiap pulang ngampus mereka memang biasa nongkrong di kedai itu.

Suara riuh memenuhi kedai tersebut yang membuat suasana menjadi ramai. Mereka asih mengobrol, ngemil, ngopi, makan dan latihan beladiri dan macem-macem.

Tatkala suasana hening mendengar sirine mobil polisi yang semakin keras. Mobil polisi itu mulai memasuki halaman kedai Babeh Asep. Yang membuat Tio dan teman-temannya terkejut termasuk Babeh Asep yang keluar dari dalam.

"Permisi saya mau nanya sebentar," Ucap salah satu polisi.

"Iya boleh pak, silakan silakan," Jawab Arya temannya Tio

"Apa di antara kalian pernah melihat bapak ini?" Seketika suasana hening melihat foto yang disodorkan oleh polisi itu.

Tio dan teman-temannya saling menatap satu sama lain,

"Tidak pak tidak kenal, memang dia siapa?" Tanya Babeh Asep

"Dia ini namanya Engkus yang sedang menjadi buronan polisi karena telah mengedar narkoba diperbatasan perairan Indonesia. Sekarang anak buahnya sudah tertangkap tapi saudara Engkus berhasil kabur." Jelas Pak Polisi

Mendengar penjelasan itu Tio dan teman-temannya merasa terkejut dan bingung. Mereka membungkam seribu bahasa dan tak percaya pada apa yang dijelaskan olih pak polisi.

"Pak boleh ngga kalau kami minta foto itu, biar nanti kalau kami liat orangnya, kami bisa langsung kabari bapak,soalnya takut lupa wajahnya," Pinta Tio

"Ohh boleh silakan, nanti kalau kalian lihat segera hubungi nomer yang ada dibelakang gambar ya," Ucap pak polisi

Kami permisi dulu mari," sambung pak polisi

"Iya pak hati-hati," Jawab Tio dan teman-temannya.

"Engkus Haditama," Ucap Tio lirih sambil membaca tulisan dibelakang foto itu.