webnovel

LOVE MY BROTHER

WARNING!!! cerita mengandung unsur 21+ kekerasan dan kata kata kasar tentang bertahan siapa yang akan kalah pada akhirnya!!mereka mempunyai rasa satu sama lain tapi tidak bisa mengungkapkan??kim taehyung adalah seseorang yang mempunyai 2 alat kelamin yaitu laki laki dan perempuan.tapi pada akhirnya orang tua taehyung memutuskan untuk menjadikan kim taehyung seorang laki-laki.meski dia sekarang seorang laki-laki tapi kulit mulus dan parasnya yang tampan itu tidak kalah cantiknya seperti seorang perempuan.banyak hal yang menentang hubungan mereka.lalu bagaimana cara mereka bertahan sampai akhir???

Dhinda_Felicia · LGBT+
Không đủ số lượng người đọc
10 Chs

FLASHBACK END

......

"Yoongi??"

pria itu berdiri tepat di depan pintu kamarku dengan 1 tangannya yang menopang di bingkai pintu. wajahnya sedikit menunduk, membuat surai pirangnya terjatuh ke depan menutupi sebagian dahi.bibirnya masih terbuka lantaran teriakan yang lumayan menguras nafasnya. dan yang lebih miris, matanya bak mulut pisau yang menatap tajam pandanganku seolah tak akan membiarkanku lolos begitu saja.

"ke.. kenapa denganmu? kau baik-baik saja? "

tanyaku melanjutkan ketidak pahaman yang kian menyeruak.

Aku berusaha mendekat dalam jarak separuh langkah penuh kehati-hatian. namun di saat bersamaan dia meraih tanganku, menarikku dengan cengkraman tangannya hingga aku merasakan nafas kasarnya di wajahku. kami saling bertatapan, memaut pandangan yang terlampau dekat.aku menatap iris matanya yang begitu jelas, kecoklatan dan berkilat, membunuh siapa saja. sedetik kemudian, aku mencium aroma khas minuman dari mulut merahnya. aroma yang sering ku cium dari mulut ayahku ketika dia pulang malam, sungguh aku membenci keadaan ini seolah mengingatkan kembali akan kenangan buruk tentang ayahku. tentang semua hal yang sudah ku anggap mati dan tidak akan hidup lagi di ingatanku.

"aku sudah mati-matian bertahan hidup selama ini Kim taehyung. aku sudah melakukan apa saja!!!! apa saja untuk bisa hidup!!!!!...tapi kenapa kau muncul dan membuatku kembali merasakan semua itu? apa kau ingin membunuhku?!!!!!"

yoongi masih mengaman ku dengan ketat, ditambah suara teriakan nya yang seolah terdengar tepat di telingaku.

" A..apa yang kau bicarakan Aku tidak mengerti, kakak. "

"kakak? kakak? hahaha.... kau masih percaya diri memanggilku kakak? "

kedua tangan Yoongi yang beralih mencengkram lenganku. dan erat, dan aku merasa mulai kesakitan.

"berhenti memanggilku kakak atau kau akan ku lempar ke jalan saat ini juga!!!! "

aku memejamkan mataku kuat-kuat kemudian kembali membukanya, berharap perlakuannya akan mereda atau sekedar mengurai sebentar cengkraman tangannya dari lenganku. namun itu hanya harapanku.kini yoongi menarikku ke arah lorong Yang kuanggap tempat paling terlarang di dalam rumah ini.ya,ke arah kamarnya. Aku berusaha memundurkan langkah namun kakiku mendadak tak bertenaga sama sekali,lunglai, terlalu lemah dengan kaki-kaki yoongi.

"kemari kau, pria gigolo!!!! "

"maaf, maafkan aku..... Aku tidak akan memanggilmu kakak lagi, tapi kumohon lepaskan tanganku. "

rontaku bagai angin lewat baginya. Ia sama sekali tidak menggubris ku yang hampir menangis karena perlakuannya.

"jangan bermimpi karena aku tidak akan melepaskanmu sampai aku puas menghukummu!!!! "

apa? apa maksudnya? apa yang akan dia lakukan padaku? ya Tuhan, kenapa dari sekian banyak pengawal dan pelayan di rumah ini tidak ada satupun yang muncul dan menolongku? kemana mereka semua? apa mereka sudah diperintahkan yoongi agar tidak menolongku? sungguh sial! tentu dia akan melakukan itu, karena ini adalah kerajaan yoongi, ini adalah daerah kekuasaannya.

" toloooonggg.... tolong akuuuu...."

aku nekat berteriak ketika yoongi telah membuka pintu kamarnya, namun sungguh sial.... tangan yoongi membungkam mulutku dan tangan lainnya mengunci ku dengan pelukan dari arah belakang. aku beringsut masuk dengan sisa teriakan yang sempat tertahan.

"yoongi apa yang akan kau lakukan!!!!!! aku mohon lepaskan aku! "

' braaaaaakkkkk.....!!!!! '

pintu kamar berhasil tertutup dan yoongi sedang sibuk menguncinya setelah sesaat menghempaskanku ke lantai, seperti barang yang sudah tak berguna.aku terjatuh dengan posisi lutut yang membentur lantai, begitu keras, mengerjapkan urat-urat kakiku hingga aku merasakan perih yang menjalar.Aku berusaha merangkak dengan butiran-butiran air mata yang kutahan mencari benda untuk menopang ku kembali berdiri.

"kemari kau!"

sergah yoongi kembali menarik tanganku.

aku terkoyak dalam kuasa Yoongi. suaranya terdengar semakin geram menuntunku ke arah sofa. frontal dia membanting ku membuat tubuhku terpantul ke atas sofa panjang .tuntas sudah, aku tak mampu lagi memberontak sekedar menyelamatkan Harga diriku. tidak, sama sekali tidak. aku hanya mampu terduduk pucat menahan suara isakan ku. menundukkan pandangan tanpa bernyali menatap sosok kasar itu. jika saja bukan mengenai tentang siapa Aku di rumah ini, tentu akan dengan mudah aku melawan Yoongi. melawannya dengan alasan yang masuk akal.namun, Aku sama sekali tidak memiliki alasan masuk akal itu untuk melawan Yoongi. aku hanya anak angkat, keluarga baru yang tidak memiliki hak bebas di dalam rumah ini. aku mendengar Yoongi mengerang lirih mengatakan umpatan-umpatan nya. tidak begitu jelas, namun aku tahu itu suatu bentuk kebenciannya padaku.

"kenapa kalian melibatkan ku dalam urusan keluarga kalian, kenapa kalian melibatkan ku, katakan kenapa!!!! "

yoongi yang berdiri di hadapanku tampak kacau meremas rambutnya dengan kedua tangan, lalu mengacak-acak nya kasar ke depan dan ke belakang.

"Aku bahkan tidak mengenal ibumu, lalu bagaimana aku bisa tahu apa yang dirasakan ayahku pada ibumu?"

kuberanikan diri untuk berdiri disisi yoongi,kupikir Yoongi sedang meracau karena masih dalam pengaruh alkohol. jadi mungkin saja, aku bisa meredam emosinya dengan mencoba bersikap lembut. Aku melihat guratan senyum di wajahnya, namun itu hanya sebuah lapisan dari wajah palsu nya. karena wajah aslinya jauh lebih mendalam menunjukkan kesedihan sekaligus frustasi yang dialami. saat tanganku hendak menyentuh lengannya yang masih terbungkus jas hitam yang sama persis Yang kulihat terakhir kali saat dia meninggalkan rumah seminggu yang lalu, aku mengurungkan niat tersebut karena dia keburu mengutarakan kembali kata-katanya.

"jawab aku taehyung, aku yakin kau sangat tahu apa jawabannya."

lanjut yoongi yang kini menunjukkan wajah aslinya, kesedihan dan frustasi.

aku menggeleng cepat.

"tidak, aku tidak tahu apa jawabannya. jika pun aku tahu aku tidak bisa menolak semua itu.itu sudah keputusan mereka, dan itu adalah takdir."

sekejap mata, yoongi meraih vas bunga berukuran sedang yang berdiri di atas meja hias yang tak jauh dari tempatnya berdiri lalu melemparkannya ke arah dinding.

' PYAAAARRRRR.....!!!!! '

aku membuka mulutku sendiri menyaksikan benda kaca itu hancur berkeping-keping menjadi bagian kecil yang tak terbentuk.bunga plastiknya turut terpental entah kemana, aku tidak berpikir untuk menemukannya karena Yoongilah yang menjadi pusat perhatian ku saat ini. tatapanku semakin menguat ke wajah Yoongi yang mengeras,seakan ia sedang dirasuki iblis jahat yang mengubah Aura kehidupannya menjadi gelap tanpa cahaya.

"sayang sekali kau tidak tahu jawabannya, taehyung. Kau terlalu bodoh untuk itu!!!! "

yoongi mengayunkan langkah nya mendekatiku.

oh shit! aroma khas tubuhnya melayangkan delusi ku kembali akan bagaimana indah raganya. menghanyutkan, dan begitu mempesona. membesitkan pikiran nakal untuk menyentuhnya barang sedetik meski hanya dengan seujung jari. ayolah taehyung, apa yang kau pikirkan?dalam hitungan detik, yoongi mencengkram kedua pundakku, mendorongku cepat ke arah dinding di belakangku.

"Aaaaccchhh! "

aku merintih kesakitan ketika tubuhku membentur keras pada dinding. merasakan hantaman yang dingin itu hingga ke dalam hatiku.apakah aku akan baik-baik saja setelah ini? astaga, itu sangatlah mustahil setelah kini aku melihat binar matanya yang sangat ingin membunuhku. membunuh dan mengintimidasi apa saja yang sedang ia temukan di dalam mataku.

"karena kau harus menjawab apa saja yang aku tanyakan padamu. kau harus langsung menjawab tanpa membuatku marah karena menunggu, taehyung!!! "

" A..aku tidak tahu..... sungguh, aku tidak tahu.hiks...hiks... kumohon lepaskan aku, bukankah sudah kukatakan sejak awal.....Aku tidak akan mengambil apapun darimu? aku tidak akan melakukannya karena aku tahu aku tidak pantas mendapatkan itu! "

" TUTUP MULUTMU ITU!!!!

APA KAU PIKIR AKU AKAN PERCAYA??!!!!

APA KAU PIKIR AKU AKAN DIAM SAJA???!! "

yoongi menggoyang-goyangkan pundakku kasar tanpa ampun.tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menangis tersedu kali ini, menjawab? tidak. aku tahu apapun yang akan aku katakan sebagai jawaban hanya akan memperparah kemarahannya saat ini. dia sedang marah. dia sedang mabuk.tidak ada yang bisa dilakukan selain diam saja menghadapi orang seperti dia.

yoongi lantas berpaling, melepaskan cengkramannya dari pundakku yang masih bergetar akibat guncangan emosionalnya.nafasku yang tadinya memburu hebat, kini perlahan mulai teratur meski sesekali masih terdengar suara isakan yang menyela. namun yoongi kembali menarik tanganku kasar. mendudukkan kembali ke sofa panjang tempat ia membantingku tadi.

"duduk dan diam lah!!!! kau harus melayani ku kali ini!!!! "

titah Yoongi yg masih dalam posisi berdiri dihadapanku.

aku menahan gemetaran Di jari jari tanganku, menggamit nya kuat-kuat, menerawang perlakuan apalagi yang akan ia cetuskan kali ini.tanpa melihat gerak-geriknya yang entah sedang melakukan apa, aku memejamkan mataku.ya Tuhan, apapun yang akan dia lakukan selamatkan aku! selamatkan hidupku kali ini. aku tahu aku salah, aku hambaMu yang tidak tahu diuntung karena telah menganggap hidup ini sudah tidak berharga sama sekali.

' craaaang! '

aku membuka mataku ketika bunyi benturan sebuah benda kaca dibenturkan dengan benda kaca lainnya lantang terdengar.sebuah gelas kristal kecil dan sebotol minuman, kedua benda itu telah terpampang di atas meja hadapanku begitu aku membuka mata.suara petikan dari pemantik api tak luput dari perhatianku setelah itu.aku mengalihkan pandanganku ke Yoongi yang kulihat sedang menyulut batang rokoknya di antara tangkupan tangan.dia...astaga! sungguh objek visual yang terlampau sempurna sedang berdiri tak jauh dari ku. lihatlah, caranya memiringkan kepala untuk mencumbui batang nikotin itu, lihatlah bagaimana jemarinya begitu lihai memetik pemantik api itu. menyesap, kemudian meniupnya kasar, menimbulkan asap kecil yang lantas hilang begitu saja.

"apa lagi yang kau tunggu? cepat tuangkan untukku!!!! "

pintanya dengan suara yang tidak menyenangkan.

"......"

tanpa menjawab Aku meraih gelas kristal dan menuangkan minuman itu ke dalamnya. takut ? tidak lagi. mungkin aku sudah mati rasa dengan rasa takut itu sendiri.

yoongi mengambil tempat di sebelahku menyandarkan tubuh kacaunya ke sofa.tanpa pikir lama aku lantas menyodorkan gelas yang sudah siap kuhidangkan itu ke hadapan yoongi tanpa menatapnya. selayang pandang kemudian lengan yoongi merangkul leherku dari belakang.

" Hahh! "

aku terkesiap, membulatkan mataku.

"benar.....lakukan dengan benar dan kau akan ku bebaskan dari hukuman ini, sayang? "

serak suara yoongi membisik tepat di telinga kiriku, membuat darahku mengalir cepat, serta menggetarkan hatiku begitu hebat.

yoongi menenggak habis minumannya dalam sekali tegukan, lalu kembali menyuruhku menuangkannya.terkadang dia menyandarkan tubuhnya ke tubuhku hingga secara tak sengaja pipi kami saling bersentuhan dan tentu saja.....aku harus mengontrol keras detak jantungku agar tak berhenti saat ini juga.dia kemudian tertawa sesekali menyesap rokoknya, meracau kata-kata tidak jelas yang hanya dia yang mengerti apa dari kata-kata itu. sedangkan aku.....hah, selamat taehyung.kau sudah resmi menjadi jalangnya Yoongi. aku, jalang, apa bedanya sekarang?

aku menuangkan minuman untuk pria yang masih merangkulkan satu tangannya itu ke leherku.terus menerus membisu, bersahabat dengan kepayangan yoongi yang mengantar kami pada waktu yang terus bergulir cepat.waktu yang terus-menerus mengubah gelap jendela menjadi cahaya kuning pemalu yang mengintip dari luar jendela. ah sial! aku sudah kesiangan, sangat kesiangan untuk berangkat sekolah. aku yakin para pelayan itu sedang menungguku di luar kamar, atau menyiapkan hidangan sarapan yang sangat banyak dan selalu ku sisakan, atau mungkin tidak.

haruskah aku absen sekolah hari ini? bagaimana jika Tuan min sampai mengetahui dan menganggapku anak pemalas? hentikan pikiran negatif mu itu taehyung,katakan saja kalau kau sedang sakit dan masalah sekolah akan selesai, Karena sekarang ada yang lebih negatif dari pikiran negatifmu itu sendiri.

yoongi.perlahan tangan kekar itu beringsut jatuh mengikuti tubuhnya yang merebah ke badan sofa tiba-tiba.yoongi terpejam lemah, wajahnya sayu seakan mengatakan bahwa ia telah mabuk berat.ya, tentu saja.yoongi sudah mabuk sebelum menyeretku masuk ke penjara ini, dan sekarang dia sudah tak mampu lagi menegakkan tulang belakangnya barang sedetik pun. payah!

dengan penuh perhitungan aku duduk menjauhkan diri dari yoongi. membiarkannya terkapar dengan sedemikian rupa tanpa kuubah posisinya sedikitpun.aku lantas tersenyum miris diantara genangan air mata yang sudah tak ketulungan ingin menjatuhkan diri. aku menangis mengutuk diriku sendiri .bodoh!! bodoh kau taehyung! kau kalah dengan pria pemabuk ini.mengapa kau tidak melawannya? mengapa kau biarkan dia memperlakukanmu seperti gigolo? mengapa kau hanya diam saja seolah kau boneka yang bisa dimainkan sesukanya?

💜💜💜💜💜💜💜💜

"kenapa kemarin kau tidak masuk? kenapa tidak menjawab teleponku? taehyung, kau baik saja?"

pertanyaan Jungkook menyambut hangat kedatangan ku di dalam kelas.

aku menjatuhkan pasrah tubuhku di atas kursi. memangku tas tanpa berniat meletakkan di tempatnya. dan wajah kosong Aku menjawab pertanyaan Jungkook sewajar mungkin yang ku bisa.

"maaf, aku sedikit tidak enak badan.Dan aku lupa dimana meletakkan handphone-ku."

" sungguh?"

kini jungkook menatapku lebih dalam,posisi Jungkook duduk menghadap ke arahku dengan mencondongkan tubuhnya hingga wajah kami begitu berdekatan.aku terkejut menatap mata penasarannya yang seolah sedang memaksaku memberi penjelasan lebih. namun aku memaling cepat,mencari objek pandang lain untuk kujadikan pelarian dari tatapan Jungkook.

"sungguh. kenapa? "

sahutku masih berpaling.

"hmmm... aku merasa jawabanmu tidak sesuai dengan matamu. tapi baiklah, aku tidak akan memaksamu menceritakannya sekarang jika kau belum siap. "

kenapa dia begitu memahamiku? seolah dia sangat mengetahui Aku sedang berbohong dan sedang dalam masalah. secepat itukah dia peka terhadapku yang baru ia kenal ini?Jungkook, seandainya aku bisa menceritakan apa yang terjadi padaku kemarin, mungkin kau satu-satunya orang yang akan pasang badan untuk membantuku.tapi tidak mungkin, yoongi lebih berbahaya dari dugaanku. yoongi memegang penuh kendali hidupku.

[flashback]

setelah kemaren Yoongi mabuk dan tertidur di sofa, aku sama sekali tak bergerak dari tempatku untuk mencoba kabur ataupun mencari bantuan.

kenapa?

jelas pertanyaan yang pasti akan membuatku lebih terlihat bodoh.ya,aku mengurungkan niatku untuk kabur setelah tidak sengaja aku melihat sebuah senapan yang terselip di saku celana Yoongi akibat kemeja yang tertarik ke atas.seketika nyaliku menghilang, menurunkan segala gejolak melarikan diri yang menggebu-gebu.Aku mengakui kekalahan ku tanpa sekalipun berani berdiri dari sofa. tidak sama sekali.aku terus menangis ketakutan sementara sisi lain dalam diriku tak henti memprovokasi agar mengambil senapan tersebut dan menyodorkannya ke pelipis yoongi.karena dengan begitu aku bisa keluar dari kamar ini sebagai pelaku ancaman amatiran. namun lagi-lagi aku kalah, bagaimana aku bisa menyentuhnya jika untuk melihat senapan saja aku sudah gemetaran.definisi apa yang pantas menggambarkan sifat pengecut ku dengan benda mematikan tersebut? sama sekali nihil, aku dan senapan bukanlah seperti aku dan buku, bukanlah seperti aku dan handphoneku.tandai.

bunyi getar handphone terdengar setelah itu. bunyi yang berasal dari saku celana Yoongi yang ku yakin akan menyadarkan tidurnya karena lumayan keras. dengan penuh was-was aku terus memantau Yoongi, berharap dia tidak terganggu dengan bunyi getaran itu. namun sekali lagi hari sial ku semakin menjadi.yoongi terbangun dengan gerakan lemah dan malas malasannya meraih handphone.1 matanya terbuka setengah menatap layar handphone lalu menjawab panggilan itu masih dalam posisi tidur yang seolah tak mendukung kesadarannya.

" kenapa menelponku sepagi ini?....sudah kubilang Aku tidak akan ke kantor hari ini.... urus aja, bukankah sudah kubilang urus semuanya?..... jangan menelponku lagi!.... mengganggu saja! "

seketika Yoongi melempar handphonenya ke meja lalu beranjak duduk,menyandar dengan menopangkan satu sikutnya ke kepala sofa. dia menatapku dengan kedua mata menyipit. aku terhenyak,rasa rasanya hatiku kembali meledak hebat, teringatkan akan senapan yang menyelip di saku celana yoongi membuat ketakutanku lebih besar dua kali lipat dari sebelumnya.

"kau masih disini?"

dia tersenyum puas mengejekku.

"heeiiii kenapa kau kaku sekali? bersantailah.oh? Kau pasti sangat lelah kan? kemarilah, kita akan beristirahat bersama. "

tangan itu kembali merangkulku, membuat dadaku naik turun tak karuan.dengan lancangnya yoongi mengajakku berdiri, berjalan sempoyongan ke kanan dan ke kiri hingga membuatku harus ekstra memapah tubuhnya.

"taehyungaa, Mari kita tidur.di sini, ya.... di sini. "

sekonyong-konyong Yoongi menarikku, menghempas bebas ke atas ranjang hingga tubuh kami terpantul persamaan.

" Aaaaahhh...."

jangan! jangan kira kau bisa melecehkanku ya pria bajingan? aku memberontak melepaskan diri dari rangkulan Yoongi.namun sekuat apapun aku berusaha lepas, tenagaku seakan tak ada bandingan sedikitpun dengan tenaga yoongi. dia semakin kuat, malah.... dia merangkul kan kakinya ke kakiku untuk mengunci gerakanku.

"tidak.... lepaskan akuuu! kau tidak bisa melakukan ini, yoongi! kau sedang mabuk! "

"tenanglah Sayang....Aku hanya ingin memelukmu.aku tidak akan melakukan apa-apa....."

yoongi berusaha meyakinkanku dengan tatapan sendu yang kini dapat kulihat jelas tepat di atasku. posisi Yoongi beralih menindihku, kedua tangannya menegang menahan tanganku ke atas kepalaku. otomatis kami saling beradu pandang, menyalurkan kata hati kami masing-masing lewat binar mata yang tak ingin mengalah satu sama lain. Aku ingin Yoongi melepasku, sedang sebaliknya, yoongi ingin mengikatku.

"ku harap kau tidak melupakan siapa dirimu, taehyung. aku bisa lakukan apa saja jika aku mau, jadi tetap menurut lah. "

yoongi menjatuhkan tubuhnya ke samping, melepas genggaman tangannya dari tanganku.

apa-apaan? memangnya aku siapa? aku siapa di matanya? pria bodoh? atau pria jalang? dasar keparat yoongi! aku sudah tidak tahan lagi diperlakukan seperti ini.persetan dengan senapan! aku sudah tidak peduli jika pun aku ditembak saat ini juga,karena itu lebih baik dibanding harus menyerahkan tubuhku untuk pria tidak waras seperti yoongi. aku meronta dengan tangisan kesedihanku yang membuncah.

"kenapa kau lakukan ini padaku?!!!! Aku bukan gigolomu, brengsek!!!! lepaskan akuuuu!!!! "

seperti tak terusik dengan teriakan ku, yoongi menunjukkan sifat tenangnya yang sangat bertolak belakang dengan sikap garangnya sebelumnya. yoongi terus memelukku seperti mati kaku. seperti membiarkanku mengamuk liar. asalkan masih dalam jeratan rantainya layaknya anjing.hh, apakah ada yang lebih rendah dari Harga diriku saat ini? dan parahnya, aku semakin tak terkendali. bayanganku terus memprediksi akan keselamatan perjaka ku. tentu saja karena aku masih perjaka dan akan terus ku pertahankan itu. [ flashback jeda ]

" heeeeeeeiii.....? "

aku mengerjapkan mataku menatap tangan Jungkook yang melambai di depan wajahku. astaga! Aku baru saja melamun, melamunkan kejadian menjijikkan kemarin. aku menghela panjang nafasku sambil mengembalikan pikiranku pada Jungkook yang kini sedang di dekatku.ya, aku tidak boleh membiarkan yoongi memegang kendali ku sampai ke sekolah.aku harus fokus dengan sahabatku Jungkook, dia satu-satunya penawar yang bisa meredam frustasiku.

".....sebenarnya ada apa? tidak masuk sekolah, tidak ada kabar, dan sekarang kau melamun. apa tidak bisa kau membagi sedikit masalahmu denganku? "

lanjut Jungkook menyimpulkan sikapku.

aku mencelos mendengar protes Jungkook. ya Tuhan apa yang harus kulakukan? haruskah ku membagi masalahku dengan sahabatku? bukankah akan sangat keterlaluan jika sampai benar-benar aku tidak membagi masalahku, karena itu sama saja aku tidak menganggapnya sebagai temanku.tapi, bagaimana aku bisa menceritakan masalah ini sementara menyangkut harga diri keluargaku sendiri? tenang taehyung, Kau hanya butuh sedikit kejujuran saja, sedikit saja agar jongkook tidak merasa terkhianati.

" ehmm... sebenarnya ini masalah keluargaku."

jawab ku membalas tatapan Jungkook.

"ini.... tentang kakakku, Yoongi. "

"lanjutkanlah, aku akan dengarkan."

entah mengapa butir-butir air mataku anjlok begitu saja ketika aku menyebutkan nama Yoongi. sesedih ini kah yang kurasakan terhadap yoongi? sesak inikah rasanya saat mengingat yoongi?

"dia.... dia tidak menyukaiku.ya,sejak pertama kali kami bertemu, dia sudah menolakku bergabung sebagai keluarganya. dan alasan kemarin aku tidak masuk sekolah karena....."

maafkan aku Jungkook, aku harus berbohong tentang yang satu ini.

"....karena kami bertengkar.dia menggunakan kesempatan saat ayahku pergi untuk memarahiku.aku menangis dan yaaa... aku mengurung diri di dalam kamar sampai tengah hari. lalu aku tidur sampai malam. maaf ya, Aku terdengar menyedihkan.hihi.... tidak seharusnya kan putra keluarga min menceritakan hal seperti ini? "

langit-langit kelas berubah menjadi buram saat aku mendongakkan pandanganku ke atas untuk menahan air mataku yang terus keluar.aku membasahi bibirku berkali-kali mengkondisikan sikapku sewajar mungkin di depan Jungkook. lebih tepatnya, melarikan diri dari rasa gugup. Jungkook masih menatapku intens, kemudian mengusap aliran air mataku dengan lembut,mengisyaratkan ketenangan yang ia salurkan melalui sentuhan tangannya.aku bersyukur memiliki manusia seperti Jungkook.dia manusia kedua setelah Tuan min yang selalu membuatku tenang jika berada didekat mereka.

[ flashback on ]

yoongilah tetap melancarkan aksi diamnya sementara aku terus bergejolak mencari pembebasan.sekian detik berlalu setelah itu,aku kehabisan tenaga,jangankan untuk bergerak,berteriak saja aku sudah kewalahan.aku pasrah,jengah,terlalu lelah menghadapi kungkungan yoongi.kuberanikan menolehkan wajahku kearah yoongi yang masih memejamkan matanya.aku tidak tahu apa yang sedang di lakukannya.tidur ataukah hanya beristirahat seperti yang tadi dia katakan.yang jelas ,aku tahu ia masih memelukku erat tanpa bisa di ganggu gugat.

wajah kami saling berdekatan untuk kesekian kalinya.nafas kami pun saling bersinggungan seakan kekurangan ruang untuk lewat. aku turut memejamkan mataku meski sesekali kelopak mataku gemetaran tak mampu menutup sempurna.aku berharap saat terbangun nanti yoongi masih menyisakan nyawa untukku.juga menyalurkan rasa kemanusiaannya yang entah masihkah ada untuk pria jalang seperti ku.

" taehyung,bangunlah tinggalkan kamarku sekarang. "

apakah aku sedang bermimpi? bagaimana aku bisa melihat surga sedekat ini? surai pirang belah tengah itu terbentuk sempurna menutupi sebagian dahinya. alisnya berpaut tegas seirama dengan sorot mata yang berkilat indah. menatapku dengan sedemikian kuatnya mempesonaku.[ flashback jeda ]

"sudah.... Aku Ada disini. aku tidak butuh maafmu, kenapa kamu minta maaf? taehyung, hei? kau harus kuat untuk ayahmu, bukankah kau sangat ingin membanggakan beliau? "

Jungkook membelai pangkal rambutku berulang-ulang.seolah aku anak kecil yang sedang menangis.

"untuk itulah aku disini membantumu.aku akan membuatmu percaya kalau kakak mu tidak akan melakukan hal itu lagi. "

atas dasar apa kau bisa mengatakan hal itu? kau tidak tahu apa-apa tentang yoongi, tidak, yoongi tidak sesederhana itu.

[ flashback on ]

"taehyung aku bilang bangun! kenapa kau ini?!!! "

gelagapan aku menegakkan diri dari tidurku. membuyarkan paksa lamunanku yang entah sejak kapan dapat berhalusinasi indah akan sosok yoongi.hahahha.....sejak kapan aku bisa tertidur di pelukan pria keparat ini? apakah sekarang aku benar-benar menjiwai peran jalangku?

aku beranjak gugup sembari merapikan rambutku yang kacau. aku berdiri di sisi ranjang sedang yoongi berdiri di sisi ranjang seberang, menatapku marah.

"jangan coba-coba mengadu pada ayahku. karena jika kau lakukan itu.... aku akan menghancurkanmu."

aku menggigit bibir bawahku menahan segelintir amarah yang mulai mempengaruhi kesabaranku. katakan saja kau ingin membunuhku, yoongi. Aku tidak akan terkejut lagi. toh, aku sudah melihat gagang senapan yang kau selipkan di saku celana mu. kenapa ?apa kau sudah lupa? oh, benar.Kau terlalu mabuk tadi, kau tidak akan mengingat bagaimana kau membuatku hampir mati ketakutan seperti cacing yang terkena garam.

"apa yang kau inginkan dariku? kenapa kau lakukan ini padaku, yoongi? "

"CEPAT KELUAR!!!! AKU TIDAK BUTUH MENDENGARKANMU!!!! CEPAT KELUAR SEKARAAAAANG.....! "

' pyaaaarrrr! '

' buggh...bugghh.... '

lampu tidur yang tadinya berdiri di atas meja nakas itu terlempar tepat mengenai rak buku, membuat beberapa buku nya terjatuh akibat benturan yang menghancurkan kayu penyangganya.lagi, yoongi melakukannya.melempar benda-benda tak bersalah memporak-porandakan isi kamarnya.bahkan vas bunga yang tadi pagi ia lempar masih berserakan segar di lantai sekitar dinding, menunjukkan pecahan pecahan angkuh yang bersiap melukai siapa saja yang menyentuhnya.

"........."

bodoh! aku lupa bagaimana aturan mainnya. aku tidak boleh menjawab apapun ucapan yoongi atau akan ada benda lagi yang terlempar secara menyedihkan. aku mengatupkan bibirku rapat,mulai melangkah mendekat arah pintu yang kini sudah menunggu seorang pria bermata tajam mengkilat disana. [ flashback jeda ]

"Taehyung? kau melamun lagi? astaga.... kenapa kau ini? "

Jungkook mulai kesal mendapatiku melamun untuk kedua kalinya.

aku kelabakan menetralkan sikapku, mencoba memungkiri lamunanku.

" M..mm..ma...maaf, maafkan aku. aku tidak....."

"Kau butuh udara segar, Ayo ikut aku!"

Jungkook memotong ucapanku, menarik tanganku tanpa aba-aba.

aku hanya mampu mengikuti gerak tubuh Jungkook yang entah membawaku pergi ke mana, Yang jelas dia menutup kupingnya rapat tak mengijinkanku memberi penjelasan agar kembali ke dalam kelas. bukan tanpa alasan, sebab kelas akan segera dimulai. dan aku tidak ingin membolos pelajaran setelah dengan terpaksa aku membolos sekolah kemarin. Jungkook mengajakku ke lantai paling atas gedung sekolah,rooftop.sebuah tempat berangin yang memiliki tingkat kesunyian akut yang pernah aku temui di sekolah ini. tidak ada suara lain selain suara klakson klakson mobil yang terdengar lirih. juga suara udara yang menderu kencang di lubang telinga.

aku berdiri kikuk di hadapan Jungkook yang sedang sportif menatapku. Aku tidak tahu harus mengatakan apa, dan kurasa aku tidak punya alasan untuk itu.Jungkook kemudian berpaling ke arah lain, mengukur pandangan yang terjangkau jauh menatap gedung-gedung.

"melamun lah sepuasnya selama yang kau mau.tapi sebelum itu, ada hal yang ingin aku katakan padamu."

mata sendu itu mengalih kepadaku, disertai surai hitam yang terkadang menutupinya.

" kak yoongi bukan orang yang seperti itu. aku dan kedua kakakku adalah teman lama kak yoongi. kami sering bermain di rumahku dan menghabiskan akhir pekan bersama-sama.meski kami sudah lama tidak saling bertemu, tapi sesekali kakakku dan kak yoongi bertemu untuk minum."

apa? mereka berteman? ghost! demi langit runtuh Aku tidak percaya dengan apa yang ku dengar dari mulut Jungkook. bagaimana bisa mereka berteman dengan makhluk kejam seperti Yoongi. dan.... apa katanya tadi? kak yoongi? hh,yang benar saja!

" jika benar kak yoongi tidak menerimamu sebagai keluarga, aku yakin karena dia tidak siap untuk itu.percayalah, dia seseorang yang tidak akan mengecewakan orang lain karena dia sangat peduli dengan orang lain. Aku tahu itu. "

[ flashback on ]

"kau benar-benar iblis!"

ketus ku berhenti di ambang pintu sebelum meninggalkan kamar Yoongi.

aku lantas berlalu menyusuri lorong menuju kamarku dengan kehinaan yang terus menggunung. air mata? sudah kebal untuk semua ini.aku tidak bisa lagi menangis meski sewaktu-waktu Yoongi bisa saja menembakkan peluru nya ke kepalaku. justru, aku merasa sangat tertekan, bukan karena Yoongi ataupun ancaman kerasnya, melainkan karena memandang yoongi adalah putra tuan min. putra dari seseorang yang memiliki peran besar untukku. jadi, bagaimana bisa aku mengadukannya?bagaimana bisa aku mencari perlindungan atas perlakuan Yoongi?

[ flashback end ]

"Aku tidak tahu urusanmu dengan kakakmu dan juga yoongi. jika kamu hanya ingin mengatakan itu padaku, maaf..... Aku sama sekali tidak sepaham dengan itu.lebih baik, kau simpan saja urusanmu itu sendiri karena aku tidak butuh. "

tanpa ucapan perpisahan aku mengakhiri percakapan singkat dengan Jungkook, menjauh dari rooftop kesunyian. sial! untuk apa Jungkook menceritakan semua itu? apa dia ingin agar aku bersabar menunggu Yoongi sampai benar-benar menerimaku, sementara aku hanya bisa diam menerima perlakuan perlakuan Yoongi? oh selamat taehyung, hidupmu mulai sempurna.tidak ada lagi sahabat yang akan mendukung dan membantu mu karena semua dunia hanya berpusat pada Yoongi.ya, karena Yoongi adalah pemegang kendali hidupmu, jangan lupakan itu.

- FLASHBACK END -

Hei dhinda fellicia here

Wait for another chapter, okay?

We will update soon.

Don't forget vote, like and coment juseyoooo.....

huff gak ada niatan author untuk update lagi hari.tapi saya meluangkan waktu sepulang kerja untuk update demi kalian reader setiaku.maaf sekali lagi saya tidak pernah berjanji bahwa saya bakal update setiap hari.jadi saya akan update jika ada waktu luang.dan buat kalian yang berkomentar kok updatenya lama?kok gak setiap hari?maaf author juga punya kesibukan reallife.jujur komentar seperti itu membuat saya sedih (╥﹏╥) tolong vote dan komennya agar saya bersemangat update.( ˘ ³˘)♥

Dhinda_Feliciacreators' thoughts