.....
"selamat pagi tuan muda?"
"kami sudah siapkan peralatan sekolah Tuan, mohon segera bangun karena Tuan bisa terlambat."
"tuan muda?"
' TOK...TOOKK....TOOOOOKK.....'
"tuan muda? apa Tuan sudah bangun?"
suara para pelayan sayup-sayup di telingaku. aku membuka selimut tebal yang tadinya mengurung tidurku kemudian mendudukkan diri.kedua mataku terasa berat, bahkan ada banyak kotoran yang kurasa menempel di pelupuk mata hingga aku menguceknya kasar dengan punggung jariku.
"tuan muda?"
' TOK...TTOOOKKK....TTOOOOOKKKKK....!'
Aku baru saja mengalami malam sulit, sampai-sampai aku harus terjaga hingga pukul 3 pagi.kalian tidak tahu itu kan?yang kulakukan selepas Tuan min pergi semalam adalah melarikan diri ke dalam kamarku. Aku berjalan bersama para pengawal yang mengekor ku hingga ke dasar tangga. kurasa mereka terlalu sinting untuk melakukan hal itu.kenapa? apakah karena mereka melihatku menangis dan mungkin sudah tugas mereka untuk memastikan kondisiku hingga memasuki rumah? apakah itu sangat berbahaya hingga mereka harus mengawal ku? saat di dalam kamar tangisanku kembali membabi buta.
aku membuka pintu lemari kamarku dan menatap sedih ke arah pakaian yang berderet penuh sepanjang lemari.pakaian-pakaian istimewa buatan Tuan min murni hasil rancangannya itu kembali mengingatkan ku pada kata-katanya.
' jika baju yang sudah kusiapkan di dalam lemari kamar mu tidak cocok dengan selera mu, kau bisa membeli baju lagi, ya..... belilah baju yang kau sukai.'
Demi Tuhan tuan,seumur hidup itu kali pertamanya aku memiliki pakaian sebanyak hampir 4 lemari besar. itu lebih dari cukup untukku. bahkan mungkin aku yang terlalu miskin memakai pakaian berkelas seindah itu. jadi kenapa Tuan masih menyuruhku membeli baju? kenapa tuan membuatku semakin sedih dengan sikap baik Tuan hingga tidak ada kesenangan yang kudapat saat membuka dan melihat pakaian pakaian di lemari ku semalam.
aku menghela nafas panjang ku dengan teratur. menutup ingatan semalam dan kembali pada pagiku.malas-malasan kulangkahkan kakiku menuju pintu yang entah sudah sejak kapan menjadi sangat berisik itu.perasaanku meluap saat menatap senyum para pelayan yang sedang menenteng seragam sekolah serta tas ransel Yang kuingat adalah merk Channel jika kulihat dari lambangnya. sungguh sambutan pagi yang luar biasa. aku lantas menyambar kedua benda itu dan menutup pintunya seusai mengucapkan,
" bisakah aku mengurus diriku sendiri mulai sekarang? jika kalian mau, kalian bisa tunggu di luar pintu. "
' BLAAAAMMMMM!!!!! '
aaahhh.... akhirnya.tidak akan ada lagi pelayan pelayan yang akan menyentuh wajah dan tubuh ku juga ocehan ocehan formal yang sebenarnya hanya membutuhkan jawaban ya dan tidak untuk menanggapinya.setelah bercumbu hangat dengan air mandi, aku bergegas berganti pakaian di depan cermin. aku menatap penasaran ke lambang almamater sekolah di blazer sebelah dada kiriku.tertera huruf SOPA di dalam lingkaran berwarna navy.yang singkatan dari Seoul School of Performance Arts (SOPA).adalah sebuah sekolah menengah atas seni yang terletak di Gung-dong, Guro-gu, Seoul.sebuah lambang yang ku yakin terdapat ratusan anak konglomerat yang bersekolah disana.tentu saja demikian, setelah mendengar sedikit cerita Tuan min semalam, aku sangat yakin itu bukan sekolah biasa yang menyediakan beasiswa anak-anak miskin seperti sekolahku di desa sebelumnya.
Aku sengaja mengacak rambut ku yang sudah mulai panjang agar tidak terlihat rapi, membebaskan warna coklat gelap nya terurai panjang menutupi alis mataku.kuraih tas ransel kecil ku, menenggerkannya pada bahu kanan sesaat setelah memakai sepatu boots dr Martens yang ku ambil dari salah satu rak sepatu di ruangan lemari.kini aku resmi menjelma bak putra raja dengan barang-barang bermerk yang menggantung di tubuhku. aku menatap enas kearah cermin panjang, apakah aku pantas memakai semua ini? sementara aku masih tidak bisa melupakan wajah marah yoongi yang menolak telak kehadiranku sebagai keluarga.
seusai sarapan, aku bergegas menuju teras depan setelah para pengawal Dan pelayan itu sibuk mengurus kepentingan ku.sebuah mobil hitam yang memiliki lambang kuda di dalam lingkaran berwarna kuning di bagian bemper depannya telah terpampang gagah di antara para pengawal yang bersiap membukakan pintunya untukku. aku terpaku menatap pendar cat mobil yang ku yakin baru saja keluar dari showroom-nya.bau harum interior dan jok mobilnya dapat kucium ketika aku mendudukkan diri di kursi belakang, semakin menguatkan kesan baru pada mobilnya.perlahan mobil pun berlalu, meninggalkan kerajaanku, bersama sopir dan 1 pengawal yang duduk di sisi sopir. aku bersandar lemah menatap keluar jendela. kembali berkesah pada takdir baru yang masih ku anggap gila ini.Aku tidak percaya aku akan memiliki semua ini, bahkan aku masih memungkiri kenyataan bahwa aku adalah pewaris kedua setelah yoongi.
udara perkotaan mulai merambah masuk ke dalam mobil saat aku membuka separuh jendelanya. kemacetan, lalu lalang orang-orang, dan hiruk pikuk keramaian nya mengingatkanku akan drama kehidupan kota yang melelahkan.aku tidak bisa lagi melihat petak-petak sawah dan perkebunan yang biasa aku lihat ketika aku masih di desa.aku tidak bisa lagi merasakan suasana pagi yang tenang tanpa bising suara klakson mobil yang terdengar dari kejauhan. di kanan-kiri ku kini hanyalah gedung dan antrian mobil yang menjejal jalanan tanpa ampun.saat mobil berhenti, aku dikejutkan sebuah bangunan gedung sekolah yang terpampang besar di depanku.gedung bergaya modern Yang kukira adalah gedung Mall itu begitu indah dengan dinding kaca yang memantulkan gambaran awan putih dan kelabu. pengawal kemudian turun dan membukakan pintu ku. aku lantas meloncat keluar dari mobil masih dengan keheranan yang menguasai wajahku.
atensi ku beralih pada lalu lalang murid yang baru saja tiba yang tak berbeda jauh dengan keadaanku,ya....mereka semua menaiki mobil mewah serta menunggu seseorang yang akan membukakan pintu untuk mereka. tak berhenti disitu tas,jam tangan,serta sepatu mereka menjadi satu daya tarik tersendiri ketika mereka berjalan memasuki halaman.aku tahu itu bukan barang-barang biasa setelah dengan sengaja mereka memperlihatkan merk ataupun lambang dari barang-barang tersebut. oh my...haruskah aku melakukan hal yang sama, memperlihatkan lambang dari tas dan sepatu ku? ini benar-benar sekolah menjijikkan!.
seketika aku menciut, melembek, saat aku mulai melangkahkan kakiku.aku silau melihat keselarasan mereka yang menyatu dengan kemewahan yang sangat berbeda jauh dengan ku. Sama halnya saat berada di kerajaan Tuan min,aku seperti orang miskin yang hanya merusak pandangan di setiap inci bangunan sekolah ini.
"selamat datang tuan min?perkenalkan saya sekretaris choi yeonjun,saya yang akan mengantar Anda ke ruang kepala sekolah. "
seorang pria paruh baya berkemeja putih panjang dan berdasi merah tiba-tiba menyambut ke arahku, dia tersenyum ramah sembari mengulurkan tangannya untuk membuka jalanku sesuai arahan nya.
aku menurut tanpa menanggapi pasti, toh semua orang yang mengurusku adalah orang-orang utusan Tuan min entah bagaimana beliau telah mengaturnya sedemikian rupa.setelah pengawal dan sopir membungkuk pada ku, mereka lantas pergi meninggalkanku dengan sekretaris yeonjun.sekretaris yeonjun lalu mengantarkanku ke ruangan yang tadi ia sebutkan ruang kepala sekolah.
tidak butuh waktu lama untuk sampai di depan pintu bertuliskan " HEADMASTER'S ROOM " itu karena letaknya yang berdekatan dengan lobi sekolah. sekretaris yeonjun mengetuk ringan pintunya lalu membukakan nya untukku. Jalan tas menutup pintunya kembali, menyusun masuk di belakangku.
pandanganku mengudara pada sebuah ruangan beratap tinggi dengan jendela jendela tinggi menghadap ke Timur.dinding-dindingnya bersekat, hampir seluruhnya terlapisi kayu berwarna coklat tua.ada jajaran rak buku yang memenuhi 1 sisi dindingnya, dan itu sudah cukup menunjukkan tentang hobi si empunya ruangan ini yaitu membaca.seorang pria tua yang tadinya terduduk dikursi kebesarannya itu tiba-tiba berdiri melengkungkan senyumannya.rambutnya tampak hitam mengkilat meski sudah terlihat jarang di bagian ubun ubunnya.ia lalu mendekat ke arahku melapangkan kedua tangannya memberi sambutan.
"ahh... selamat datang di SMA SOPE, Tuan min. aku sudah menantikanmu di sekolahku ini. "
satu tangannya terulur ke arah sofa besar yang berada tak jauh dari meja kerjanya.
"silakan duduk. ayahmu pasti sangat bahagia memiliki putra setampan dirimu. "
aku hanya tersenyum lemah merespon pujian pria tua itu, lalu mendaratkan pantatku ke sofa dengan tenang. sedang sekretaris yeonjun dia masih berdiri tegap di samping sofa seolah tak memiliki rasa lelah akibat tindakannya tersebut.
"Aku adalah kim soobin, kepala sekolah di sini. aku dan ayahmu sudah lama menjadi rekan bisnis, dia juga seorang dermawan yang rutin menjadi donatur di sekolah ini.Aku sangat senang bisa menerima kembali keluarga min di sekolah ini setelah beberapa tahun yang lalu Tuan min yoongi juga bersekolah di sini. "
lantunan kata-kata formal mengalir bosan di telingaku, ayolah...sampai kapan aku akan mengakhiri sesi basa-basi seperti ini?
"salam kenal, saya adalah min taehyung. saya juga senang bisa bersekolah di SMA terbaik ini. mohon bimbingan dari anda. "
jawab ku sembari menundukan kepala.
"ohhhh.... tentu saja. aku akan membimbingmu dengan senang hati.Aku akan menempatkanmu di kelas istimewa tingkat 3 yang berada di lantai 3.di Sana hanya ada 15 murid, yang hanya berasal dari murid-murid pilihan di sekolah ini. Kau pasti akan senang berada di sana. "
"ke-kelas istimewa? "
istilah asing yang baru ku dengar itu bagai serangan nuklir di kepalaku. Aku tidak tahu apa maksud dari ucapan Tuan kim soobin,yang jelas aku sangat sangsi akan mengalami hari-hari mengerikan di sekolah ini. dan hal itu terbukti ketika sekretaris choi yeonjun dan wali kelas Kim il-sung yang sebelumnya telah memperkenalkan dirinya saat di koridor, mengantarku ke ruangan kelas tersebut.
ketika aku masih berdiri di depan pintu kelas, sementara wali kelas Kim memberikan pengumuman tentang kedatanganku, aku sedikit mengintip dari jendela yang tak berada jauh dari tempatku berdiri.Aku melihat beberapa murid sedang duduk di meja mereka masing-masing.tidak ada meja kecil putih berderet seperti yang selalu kulihat di dalam kelas, melainkan meja kerja kantor yang terdapat sebuah laptop di atasnya. wow!
"min taehyung? masuklah. "
seru wali kelas kim meloncatkan bahuku.
sekretaris Choi yeonjun kemudian mengundurkan diri. Aku tidak tahu kenapa dia sampai menemaniku sejauh ini. tolonglah, aku sudah cukup diperlakukan secara berlebihan di kerajaan Tuan min.haruskah aku merasakan hal yang sama di sekolah ini? aku ragu-ragu melangkahkan kakiku mengikuti wali kelas Kim yang berjalan lebih dulu di depanku.rasanya nuklir akan segera meledak saat ini juga, aku tak sanggup menatap kearah depan, menatap pasang pasang mata merah bak serigala di malam hari.
"nah, ini adalah teman baru kalian."
terang wali kelas kim memapangkan tubuhku persis di tengah-tengah papan whiteboard.
"perkenalkan dirimu sekarang, murid baru?"
satu tegukan ludah mengantarkan pandanganku perlahan-lahan menatap kedepan. aku merasakan hujaman mental di sekujur tubuhku. jika saja.....jika saja aku bukan berada di sarang anak anak konglomerat seperti sekarang, aku yakin aku tidak akan segugup ini.
"Halo apa kabar? perkenalkan namaku.....min taehyung. kalian bisa memanggilku taehyung. "
aku tak berani berkedip menatap mereka yang sedang menatapku.
"semoga kita bisa menjadi teman baik, mohon bantuannya."
aku membungkuk sekali mengakhiri perkenalanku.
"apa ada yang ingin bertanya pada Taehyung? bertanyalah, kalian harus mengenal teman baru kalian. "
sahut wali kelas kim.
" apa latar belakang keluarga mu? kau tahu kan tidak sembarangan murid bisa bergabung di kelas ini? "
pertanyaan dari salah satu murid pun tiba-tiba mengalihkan perhatian seluruh kelas.itu adalah pertanyaan tergila yang pernah kudengar selama pengalamanku menyaksikan perkenalan murid baru.
"Aku adalah anak kedua dari keluarga min Suga,CEO dari M corporation."
"Wooooaaahhhhh....dia hebat."
"benar itu adalah perusahaan fashion kelas internasional."
"setahuku mereka memiliki puluhan pabrik di dalam dan luar negeri."
" benarkah?"
"Kita bisa menanam saham di sana saat dia menjadi CEO nya nanti. hihihihi ..."
astaga!
apakah aku tidak salah dengar? mati-matian aku membangun percaya diri ku di depan mereka,tapi apa yang baru saja ku dengar? perusahaan fashion? puluhan pabrik? saham? hahhh, mereka sama sekali tidak mempedulikan diriku kecuali embel-embel M CORPORATION yang ku bawa ke dalam kelas ini. miris.
"bukankah ayahmu hanya memiliki satu orang putra? namanya adalah min yoongi, dia juga lulusan dari sekolah ini. Aku baru saja membuka artikel keluargamu di internet. "
sela seorang pria berambut merah gelap yang baru saja mengalihkan tatapannya dari layar laptop.
demi apapun, aku ingin meledak saja sekarang. Aku tidak tahu harus menjawab apa. sesaat aku menunduk, menatap ujung-ujung sepatu boots ku, mengingat kembali kata-kata Tuan min yang menginginkan ku menjadi penerus keduanya. kurasa aku tidak boleh mengecewakan harapan itu sedikitpun.
"Aku adalah anak angkatnya. Aku anak yang sudah sah secara hukum. "
ungkap ku meremas erat pinggiran celanaku.
"apa??"
" ooh.. jadi dia hanya anak angkat ya? "
"tapi dia sudah sah secara hukum,dia tetap mendapat bagiannya."
pria berambut merah gelap itu menatapku sinis selalu meletakkan jari telunjuknya ke bibir dengan gaya manja.
" apakah kau benar anak angkat? bagaimana kalau sebenarnya Kau adalah anak diluar nikah yang selama ini disembunyikan ayahmu dari publik? "
pria itu mengangkat kedua alisnya untuk menantangku.
"bukankah banyak kejadian seperti itu di lingkungan konglomerat seperti kita?seorang anak yang tiba-tiba muncul tanpa jelas asal-usulnya untuk mendapatkan bagian dari harta ayahnya. "
" han jaera, hentikan pertanyaanmu itu.bapak menyuruh kalian untuk mengenalnya agar kalian bisa berteman baik, bukan mengenalnya untuk menyudutkan dan berprasangka yang tidak-tidak padanya. ya sudah, kita mulai saja pelajarannya. "
wali kelas Kim beralih menatap ku dengan raut bersalah.
"tae, taehyung.... kau boleh duduk sekarang. tempat dudukmu ada di sana.jika ada kesulitan jangan ragu untuk bertanya padaku. "
aku lantas mengangguk penuh kelegaan. kelegaan yang berupa bola salju Yang kuharap akan semakin membesar selama seharian aku akan berada di sekolah ini.ya, aku berjanji akan menganggap huru-hara pagi ini sebagai angin yang akan cepat berlalu. Aku tidak akan memasukkannya dalam hati, itu terlalu norak bagiku. ketika jam istirahat menjemput, aku tak sabaran ingin pergi ke kafetaria lantaran rasa haus yang sudah mencekat tenggorokanku. aku beranjak, terburu melangkahkan kakiku keluar kelas. namun saat langkahku hendak merambah ambang pintu,seorang pria tiba-tiba menghadang didepanku dengan kemampuan gerakannya yang lumayan terbilang cepat. detik kemudian dia melipatkan kedua tangannya ke dada, memperjelas sikap angkuh yang tidak bisa ku mengerti mengapa dia sampai melakukannya.
rambut merah gelap lurus, itu adalah pria yang tadi menyentil ku dengan pertanyaan-pertanyaan sarkasme nya,han jaera.
"kenapa kau menghalangiku?"
tanyaku tak kalah angkuh.
"bukankah kau merasa berhutang penjelasan padaku, min taehyung? ayolah....."
satu tangannya melepaskan diri dari lipatan lalu menengadahkan ke arahku.
"Aku mewakili semua murid di kelas ini untuk mencari tahu kebenaran tentang dirimu.apakah benar kau anak diluar nikah ayahmu? katakan saja dan setelah itu aku tidak akan bertanya lagi padamu. "
"hei kau, apa kau tidak punya kepentingan lain sampai harus mengurusi hidupku? menyingkirlah! "
"wahhh..... jadi kau tidak mau menjawab pertanyaanku?baiklah, bagaimana kalau diam-diam aku mencari tahu tentang dirimu? aku bisa mendapatkannya dalam waktu semalam.dan aku akan langsung menyebarkannya ke seluruh sekolah besok pagi,hahahaha.... bagaimana, apa kau setuju? "
pria ini benar-benar gila! aku menghela nafas kasar ku menatap kearah samping, memikirkan jawaban bijaksana yang tentu saja tidak akan mencoreng nama baik Tuan min, dan itu sudah harga mati ku sebagai anak angkatnya.
"dengar, aku tidak tahu lagi harus meyakinkanmu seperti apa. dan kurasa itu tidak perlu.jika kau pintar, kau tidak akan menyia-nyiakan uang orang tuamu hanya untuk mengurusi hidupku. jadi tolong.... berhentilah. "
kedua mata kami saling bersinggungan, erat, melukiskan tautan alis yang semakin sakit menusuk pandangan. selanjutnya han jae ra mendekatkan satu langkahnya ke arahku, mempersempit jarak yang seakan memprovokasi ketegangan kami.
"aku tidak meminta nasehat mu, anak haram! hh, tahu apa kau? orang tuaku tidak akan kehabisan uang sampai kiamat sekalipun!!! "
sergahan Han jae Ra mengundang perhatian sebagian murid yang masih berada di kelas. mereka melihat kearah kami Dan saling bertanya dengan teman di sebelahmu mereka. namun tak satu pun dari mereka yang mencoba berdiri untuk melerai kami. apa mereka merasa takut dengan han jae ra?
"aku orang yang paling sensitif dengan kebohongan. Aku tidak akan melepaskan begitu saja orang yang sudah membohongiku. jadi aku peringatkan agar kau tidak coba membohongiku, atau.... kau akan rasakan sendiri akibatnya! "
"HENTIKAN!!!!! "
aku hampir saja membuka mulutku untuk menjawab kesalahpahaman Han jaera,namun seruan bersuara keras khas lelaki tiba-tiba membungkam mulutku. sesosok pria sang pemilik suara itu pun mendekat, menampilkan diri dengan gaya dingin yang tak kalah dari Han jaera. dia begitu tampan, pangeran lain yang ku lihat selain Yoongi. tapi.... dia tidak lebih tampan dari Yoongi.Aisshh! apa yang kupikirkan?
"apa kau masih suka menindas murid baru, jae ra?jika benar maka mulai sekarang aku akan jadi lawanmu untuk itu. "
ucap laki-laki itu berdiri di tengah-tengah kami.
sepersekon kemudian laki-laki itu menarik tanganku keluar dari kelas dengan cepat. aku hampir terjungkal menanggapi respon tubuhnya.
"tunggu, kau ingin membawaku ke mana? hei....! "
sanggah ku masih dalam tarikan tangannya yang entah akan membawaku kemana. Alih-alih menjawab ku,dia justru mempercepat langkahnya meloloskan arah ke sebuah lorong buntu yang jauh dari jamahan murid. dia menghentikan perjalanan lalu melepaskan tanganku.saat itu juga aku meraih tanganku, mengelus-elus pergelanganku yang sedikit sakit akibat tarikan paksa si laki-laki itu.
"maaf. Aku hanya tidak tahan melihat pemandangan seperti tadi. "
katanya kemudian.
"terima kasih sudah menolongku.tapi lain kali, kau harus lebih lembut menarik tanganku.karena dirimu menarik dengan kasar pergelangan tanganku memerah."
dia lantas menunjukkan senyum girangnya.
"hh, kau lucu juga. oh? emmm.... perkenalkan, Aku Jeon Jungkook.aku yang duduk di sebelah kirimu. kau sudah tahu kan? "
"benarkah? E...maaf aku tidak..."
"ya aku tahu. kau tidak pernah menengok ke arahku saat di dalam kelas."
Aku mau memasang wajah Maluku, seakan aku sudah melakukan kesalahan besar karena tidak menyapanya saat di kelas.
"maafkan aku, aku terlalu gugup di hari pertamaku."
"itu wajar. jika kamu tidak keberatan, kamu bisa menyapaku saat di dalam kelas. ngomong-ngomong.....apa kau sudah tahu alasanmu ditempatkan di kelas istimewa? "
" A..alasan? "
aku mengangkat kedua alisku penasaran.
"begini, murid-murid yang berada di kelas istimewa adalah murid-murid yang sudah dirancang khusus untuk lingkup pergaulan kalangan atas.intinya, orang tua kita sudah saling mengenal satu sama lain dan menginginkan agar kelak kita bisa saling memberi keuntungan untuk bisnis mereka. kau paham maksudku?"
dia sedikit menundukkan kepalanya kearah wajahku.
"tapi aku lepas tangan untuk semua itu. ya, aku satu-satunya murid yang tidak memiliki teman di dalam kelas. jadi kurasa.... itulah kenapa wali kelas Kim memilihkan tempat dudukmu tepat di sebelahku"
berhentilah meracau tidak jelas, aku sungguh-sungguh tidak mengerti apa ucapanmu.
"Aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan, tapi apapun itu.... aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersekolah dan lulus agar tidak mengecewakan ayahku, aku tidak ingin tahu hal lainnya dan tidak ingin berurusan dengan siapapun, itu saja. "
kini dia berpindah ke sisi dinding untuk menyandarkan punggungnya. wajahnya tersenyum menatap kearah lantai, mengurai ketampanannya yang seolah tidak bisa berkurang sedikitpun.sumpah, jika saja dia bersekolah di sekolah lama ku, dia akan menjadi satu-satunya murid paling tampan dan digilai seluruh siswi di sekolah. karena memang tidak ada murid yang setampan dia di desaku.ohh?
"Aku menyukai prinsipmu. dan kurasa.... Kita cocok. "
pandangannya kembali ke arahku.
"terlepas dari aturan orang tua kita, Aku ingin berteman secara tulus denganmu.apa kau bersedia, min taehyung?"
💜💜💜💜💜💜💜💜
aku mengerjapkan mataku menatap langit-langit kamar yang masih redup. ini masih pukul 4pagi.fyuuuuhhhhh... belakangan, aku kesulitan tidur karena tekanan yang kualami. SMA SOPE,kelas istimewa, dan pelajaran-pelajaran sulit yang membuat kepalaku hampir pecah. Demi Tuhan, lebih baik aku bersekolah di sekolah biasa daripada di sekolah sekelas SOPE Yang bertaraf internasional itu.Aku tidak tahu lagi bagaimana cara ku mengejar pelajaran, meski setiap malam aku selalu belajar dan mengulang kembali semua pelajaran, tapi toh otakku tidak mampu mencapai kepintaran seperti murid-murid lain di kelasku. bagaimana dengan Tuan min? tidak, aku tidak akan memberitahukannya.malamnya setelah hari pertamaku ke sekolah waktu itu, dia menelponku untuk bertanya tentang hal tersebut. tentang bagaimana kabarku juga sekolahku, namun seperti yang sudah aku tegaskan sejak awal,Aku tidak akan mengecewakan harapan Tuan min padaku, sekalipun aku harus menderita karena harapan itu.aku membanting bantalku ke segala arah untuk beranjak dari tumpukan benda lembut bernama kasur itu.
kunyalakan lampu belajar ku lalu membuka buku pelajaran. mencatat setiap hal penting, dan menghafalkannya secara berulang-ulang. tidak peduli waktu dan rasa lelah, Aku hanya ingin menjadi seperti yang diinginkan Tuan min. Aku tidak akan mengecewakan nya dengan nilai merah ataupun laporan-laporan buruk tentang diriku. syukur.....aku mengenal satu teman yang setidaknya memiliki pikiran normal seperti ku. dia satu-satunya murid yang tidak menganggap dirinya seorang anak pewaris seperti murid lainnya. bahkan jika bisa , dia ingin pindah dari SMA SOPE dan memilih bersekolah di SMA biasa.ya, dia Jeon Jungkook yang beberapa hari lalu menawarkan pertemanan denganku.
kupikir dia sama angkuh dengan murid-murid lainnya, namun setelah hampir seminggu Aku berteman dengannya, aku mengetahui satu hal yang membuatku tidak meragukan pertemanannya padaku.adalah dia sama sekali tidak bertanya tentang latar belakang maupun bisnis perusahaan padaku. dia teman normal yang hanya bertanya kabarku, kesukaan dan ketidaksukaan ku, masalahku, dan juga pelajaran seperti temanku sebelum-sebelumnya. dan berkat dia, si pria gila Han jaera tidak lagi mendekati ataupun menggangguku. entah berapa besarkah pengaruh Jeon Jungkook baginya, yang kutahu..... mungkin dia takut jika perbuatannya itu akan mempengaruhi jalinan bisnis diantara orang tua mereka. dan itu tidak lucu sama sekali.aku melirik kearah jam dinding kamarku, melamat angka yang sudah menunjukkan pukul 5 pagi. ku ulurkan kedua tanganku ke atas lalu meregangkan nya kuat-kuat. 1 jam belajar cukup membuatku sangat haus. Aku beralih ke meja nakas disisi ranjang untuk meneguk segelas air putih.
' braaakkkk....braaaakk.... braaaakk?''
"buka pintunya!"
'braaaakk.... braaaakk?'
"hey, taehyung.....!!!! aku bilang buka pintunya! "
aku terbatuk-batuk memuntahkan kembali minumanku ke dalam gelas saat seseorang tiba-tiba berteriak dan mengetuk pintuku dengan keras. tidak-tidak,aku yakin dia tidak mengetuk melainkan memukulnya. aku lantas berlari ke arah pintu untuk membukakannya.
"Yoongi?"
Hei dhinda fellicia here
Wait for another chapter, okay?
We will update soon.
Don't forget vote, like and coment juseyoooo.....