webnovel

LOVE MY BROTHER

WARNING!!! cerita mengandung unsur 21+ kekerasan dan kata kata kasar tentang bertahan siapa yang akan kalah pada akhirnya!!mereka mempunyai rasa satu sama lain tapi tidak bisa mengungkapkan??kim taehyung adalah seseorang yang mempunyai 2 alat kelamin yaitu laki laki dan perempuan.tapi pada akhirnya orang tua taehyung memutuskan untuk menjadikan kim taehyung seorang laki-laki.meski dia sekarang seorang laki-laki tapi kulit mulus dan parasnya yang tampan itu tidak kalah cantiknya seperti seorang perempuan.banyak hal yang menentang hubungan mereka.lalu bagaimana cara mereka bertahan sampai akhir???

Dhinda_Felicia · LGBT+
Không đủ số lượng người đọc
10 Chs

EPISODE 3

tapi.... apa yang terjadi kali ini? kemana semua teori itu?

sesampainya di dalam kamar yoongi,yoongi menuntun ku duduk di tepi ranjang.menempatkanku di tempat yang menurutnya nyaman sebagai sang pemilik kamar.tangannya lembut melepas tanganku, tidak ada tarik ulur atau hempasan seperti yang biasa ia lakukan padaku, bahkan dia meletakkannya di pangkuanku penuh kehati-hatian.dia tiba-tiba berlutut tepat dihadapanku seperti sedang memohon, menggenggam kedua tanganku lalu menatap mataku sayu.

astaga...apa yoongi sudah benar-benar gila? apa yang sedang dia lakukan? pengawal, dimana para pengawal itu? bukankah mereka sudah melihatku ditarik masuk ke dalam kamar yoongi?kenapa tidak ada satupun yang menolongku? Tuhan kumohon, berikan satu saja dari mereka akal yang lebih waras agar bersedia menolong dan mengeluarkan ku dari sini. dan sekarang aku semakin takut dengan diriku sendiri. Aku tidak tahu kenapa aku bisa merasakan ketakutan ini.pertimbangannya hanyalah mengenai detak jantungku yang sudah berkali-kali melakukan kesalahan. bukan lantaran aku yang sedang dikurung di dalam kamar yoongi, melainkan aku yang sedang berhadapan dengan pria penggoda ini, ya....yoongi masih mengaman ku dengan tatapan mata yang seolah mengatakan sayang padaku. Karena sebab itulah, detak jantungku terus melakukan kesalahan. kesalahan lantaran bergerak secara tak wajar dan membuatku kelelahan.

"kau takut, sayang?"

tanya yoongi sambil tersenyum ramah.

"..."

Demi Tuhan yoongi, kau sudah membuatku tidak mampu menjawab 1 kata sekalipun karena sikap aneh mu itu. Aku hanya bisa mengerutkan alis dan membalas tatapannya dengan ketegangan.

"kenapa kau serius sekali? tenanglah, Aku tidak akan menyakitimu. bukankah kau terlalu cantik untuk itu? "

taehyung memang pria dan dia tampan tetapi karena saking tampannya dia sampai terlihat cantik dengan tubuh sexy dan kulit mulusnya itu.seandainya taehyung mengenakan baju wanita aku yakin pasti semua orang salah mengira bahwa taehyung laki laki.

yoongi menyentuhkan ujung jemarinya ke wajahku, mengabsen dari bagian pelipis hingga ke dagu, lalu mengarahkan wajahku tepat di hadapan wajahnya dengan mengapit daguku lembut.

"jujur saja.....kamu sudah membuat hatiku bergetar sejak pertama kali aku melihatmu Di jamuan makan siang waktu itu. aku terus menatapmu dan bertanya-tanya dalam hatiku.siapa pria berjas hitam ini? siapa pria berparas cantik ini? apakah ayah akan memberiku kejutan tentang perjodohan ku?apakah ayah sudah gila akan menjodohkan putra satu satunya dengan laki-laki? dan aku yakin saat itu kamu lah pria yang akan jodoh kan itu.hhh,bukankah aku sangat polos? bagaimana aku bisa berpikiran sesederhana itu saat itu? awalnya aku terkejut ketika aku berpikir bahwa ayah akan menjodohkanku dengan laki-laki,tetapi ketika aku mengamati wajah cantikmu Aku merasa tidak keberatan jika aku dijodohkan dan menikah denganmu. fakta bahwa kamu sangat cantik melebihi kecantikan wanita.hahaha apakah aku gay sekarang?fakta bahwa aku selalu bercinta dengan perempuan, bagaimana bisa setelah melihatmu tiba-tiba aku punya hasrat dan menyukaimu."

yoongi tertawa ringan sambil memundurkan sedikit tubuhnya. sedangkan aku...sudah hampir kehilangan akal ku sendiri mendengar pengakuan pria yang kini berubah bak malaikat itu. bagaimana dia bisa mengatakan itu jika selama ini selalu menyiksa ku? tidak-tidak, ini tidak benar. yoongi pasti sedang berhalusinasi, mungkin saja dia baru menenggak narkoba seperti yang pernah Tuan min menceritakan dulu.

"kenapa kau diam saja? katakanlah sesuatu, aku akan mendengarmu, sayang?"

tak henti-hentinya tangan itu mengusap lembut kepalaku, merapikan rambutku ke belakang telinga.

Aku memenjamkan mata perlahan, lalu kembali membukanya, mengambil ancang-ancang untuk menjawab semua kekonyolan ini.

" hentikan, yoongi. kau membuatku takut."

yoongi menorehkan senyum lebar untuk kesekian kalinya, seakan tak habis pikir dengan apa yang baru saja aku katakan. emangnya apa yang diharapkan? membalas kata-kata perasaannya yang baru saja ia ungkap itu? tolonglah.... jangan terlalu bercanda denganku, Yoongi. ini tidak lucu.

"tidak perlu takut, tidak ada yang harus di takuti.Uuuuuuuuhhhhh....kemarilah sayang,aku akan menangkapmu. "

sontak yoongi memelukku masih dalam posisi berlutut di hadapan ku.tubuhnya begitu merangkup, mencairkan kebekuan yang selama ini dia tanamkan di hati ku.

"kau tahu aku menyayangimu kan? ku lakukan semua ini hanya untuk melindungimu, jadi mulai sekarang.... Aku ingin kita berdamai. "

seketika aku membulatkan mataku, mencoba memahami tiap kata yang baru saja dia lontarkan.benarkah Yoongi bersungguh-sungguh ingin berdamai?tidak, aku masih tidak bisa mempercayainya begitu saja. seolah ada bendungan besar yang menghalangi aliran hatiku untuk yoongi,entah seberapa tinggi bendungan itu, namun aku yakin terlalu tinggi hingga tidak ada satu orang pun yang bisa menghancurkan nya. menyadari hal tersebut akupun meronta hebat,melepaskan pelukan yoongi dari tubuhku.

"tidak! lepaskan aku! aku tidak percaya padamu! "

pelukan yoongi berhasil terlepas secara paksa oleh ku.namun sepasang Mata sayu itu kembali memohon ku untuk bersedia menerima kasih sayangnya yang entah bersumber dari mana.yoongi lantas duduk di sampingku, mengambil satu tanganku untuk di letakkan tepat di dadanya yang terbalut sweater hitam.

"kamu bisa rasakan ini, taehyung?apa kamu bisa merasakan bagaimana detaknya yang sangat cepat? seperti itulah apa yang kurasakan padamu. "

pandanganku terpaku ke arah tanganku yang menempel di dada Yoongi,dan sesaat aku hampir mempercayai mata itu, mata yang menyiratkan kejujuran serta kebenaran yang disalurkan lewat detak jantung yang menggebu. namun aku berusaha bergeming, tetap kekeh dengan kepercayaanku sebelumnya.aku mengambil kembali tanganku dari genggaman nya, lalu berdiri perlahan menjauh dari tempat yoongi

"biarkan aku keluar dari sini."

pintaku bernada pasrah.

yoongi tak ingin ketinggalan menyusulku berdiri dan lagi lagi mendekatkan tubuhnya di hadapanku.

"taehyung, tolong kali ini saja dengarkan Aku. aku bersungguh-sungguh dengan perasaanku, Aku tidak main-main. "

kedua tangan yoongi menangkup pipiku untuk dia arahkan ke wajahnya.

"Aku mencintaimu, taehyung."

tidak mungkin!

aku yakin yoongi sudah gila dan perlu memeriksakan kesehatan jiwanya ke psikiater.dengan cepat aku menghempaskan tangan yoongi dari wajahku, dan mengambil langkah mundur.

"apa yang terjadi padamu,yoongi? kenapa kamu jadi menyedihkan seperti ini??!!! apa setelah puas menyiksa tubuhku, kamu juga ingin menyiksa hatiku? jangan berharap aku tertipu, yoongi. "

" Hh...."

yoongi tersenyum miring.

" Waoww? hebat! kau benar-benar hebat, adik? jadi... akting ku sudah gagal rupanya."

APA!!!!!!

yoongi mengambil langkahnya mengelilingiku layaknya detektif yang sedang melakukan interogasi. tangannya pun turut mengambil bagian introgasi itu dengan melipatkan nya di depan dada.sementara aku hanya mampu terdiam merasakan ulu hatiku yang tertohok keras oleh sandiwara yoongi.ya,yoongi sudah mentah-mentah mempermainkanku.seperti halnya api yang disulutkan di sebuah lilin, menerangi namun juga memakan habis seluruh tubuh lilin itu tanpa ampun. dan kurasa Aku bisa gila setelah ini.

" sepertinya aku harus belajar akting terlebih dahulu sebelum benar-benar mempermainkanmu.tapi, sandiwara aku tadi cukup membuatmu sakit, benar begitu kan taehyung? "

" kamu benar-benar pria paling kejam yang pernah aku temui di dunia ini, yoongi?aku tidak mengerti kenapa kamu begitu terobsesi menyakiti hidupku, tapi aku hanya ingin kamu tahu satu hal dari diriku. "

kulangkahkan kakiku begitu mantap mendekat kearah yoongi berdiri.

" aku bukanlah pria lemah yang akan kalah begitu saja darimu.permainan ini tidak akan berakhir sebelum benar-benar menendang salah satu pemainnya keluar dari rumah ini. kau paham itu,yoongi? "

tanpa berkedip Aku mengatakan tantangan itu, dan entah mendapatkan keberanian dari mana aku menatap lurus ke dalam mata yoongi yang sudah kentara dengan amarah tanpa mengalih sedikitpun.

"TIDAK TAHU DIRI...!!! KAMU ADALAH PRIA PALING TIDAK TAHU DIRI YANG PERNAH KUTEMUI DI DUNIA INI....!!! "

teriak yoongi sembari menarik kerah hoodieku.

"aku akan membuatmu tidak bisa melawan ku dalam permainan bodohmu itu, pria jalang brengsek!"

yoongi kemudian berjalan masih dalam posisi menarik kerahku, memaksaku mengikuti langkahnya yang sudah mengarah ke ranjang.yoongi membantingku,membuat ku tersungkur mengenaskan di atas selimut tebal yang masih tertata rapi.

"apa hanya ini yang bisa kau lakukan? kalau begitu lakukan saja karena aku sudah tidak takut lagi padamu, yoongi. kau dengar itu?!!! "

kataku bernada tinggi memekakkan siapa saja yang mendengar.

namun seolah tuli,yoongi terus melancarkan aksinya.yoongi membuka switter miliknya itu lalu melemparnya ke Sembarang arah. tampaklah badan putih yoongi yang terpampang indah di atasku.hal yang tidak pernah kuduga pun tiba-tiba meruntuhkan teori pribadi yang selama ini sudah ku hafal sebagai jalan penyiksaan yoongi.pria kejam itu menarik hoodieku ke atas hingga terlepas dari tubuhku, setali tiga uang setelah itu ia pun menarik celana selutut ku turun kebawah, menyingkap nya hingga terlihatlah celana ketat pendek yang kukenakan dibalik itu.

sekujur syarafku menegang, merespon perbuatan yoongi. dengan gerakan terbatas aku menghalangi tangan yoongi yang masih berusaha menyingkap celanaku.beruntung, aku masih bisa berpindah dari posisi terlentang ke posisi duduk dan sesekali mendorong tubuh yoongi ke belakang,meski aku tahu itu hanya sia-sia karena sama sekali tidak menggeser tubuh yoongi satu jengkal pun.

"apa yang kau lakukan!!!! hentikan sekarang juga, yoongi!!! "

' BET ! '

celana yang susah payah aku pertahankan akhirnya terlepas, terlempar kasar oleh tangan pria kotor ini.tanpa berkutik, Aku hanya bisa menunduk menatap hina dina diriku yang kini hanya mengenakan celana pendek ketat. titik-titik air mataku pun terjatuh dengan sendirinya, membasahi kulit pahaku tetes demi tetes.yoongi yang semakin menggila seakan tak peduli dengan keadaanku dan dengan cepat menjatuhkan tubuhku kembali ke posisi telentang.dia menindihku keras, menghisap bawah telinga ku sambil menahan kedua tanganku ke atas kepala dengan kedua tangannya yang kekar.mengecupnya dan kembali menghisapnya berulang kali, menyisir seluruh bagian leherku tanpa sedikitpun melewatkannya. rasa sakit sekaligus nikmat yang yoongi berikan sukses mengambil alih segala dayaku, tak terkecuali bulu romaku yang sudah meremang sejak yoongi menyentuhkan bibirnya.

tidak ada yang bisa aku lakukan selain mengatupkan mulutku kuat-kuat, menahan desahan yang ingin sekali keluar dari bibirku dan menangis sejadinya. aku tak pernah setakut ini,aku tak pernah sepayah ini.meratapi takdir gila yang sedang kuhadapi memaksaku untuk melawan pikiran ku sendiri yang tak henti menerawang tentang nasib perjakaku. memangnya apa lagi yang aku harapkan setelah hampir telanjang seperti ini? aku benar-benar akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga sebagai pria yang tidak akan bisa terulang kedua kali.PERJAKA.

" jangan yoongi,ku mohon jangan.hiks...hiks.."

rintihku di tengah-tengah kebiadapan yoongi.

alih-alih mendengarku,satu tangan kekar itu justru beralih ke bagian sensitif ku yang masih terbalut celana pendek ketat kemudian meremasnya penuh gejolak.sontak aku memekikkan suaraku lebih keras, menggelengkan kepalaku frustasi karena inilah pertama kalinya yoongi sampai berani menjamah bagian tersebut.

" TIDAAAAAAK.....!!!!JANGAN LAKUKAN INI YOONGI,KUMOHOOOOOON...HUHUHUHUHUUUUUUU.....,.!!!!!! "

seperti yang sudah-sudah, yoongi tidak pernah sekalipun membuka bajuku ataupun menyentuh bagian bagian sensitif ku selama ia mengurungku.karena dia hanya memeluk dan mencium bibir serta leherku sekedar memuaskan hasrat hidung belang nya terhadap pria bar hostes yang setia menemaninya minum. tapi sekarang, yoongi tidak bisa lagi menahan semua itu. hasrat terbendungnya seolah membuncah mengintimidasi tubuhku agar bersedia menjadi pemuas baginya. tangan yoongi mulai membuka paksa celana ketat pendek ku dan mulai tertarik ke bawah. dia lantas kembali meremas area sensitifku. sungguh,ingin aku akhiri saja hidupku saat ini, jika sebuah kata ' di cabuli ' akan selalu mengekor hidupku kemanapun aku akan pergi.dan itu bukanlah hal sederhana, mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk benar-benar bisa menepikannya dari pusaran ingatanku.

cukup lama yoongi beraksi dengan posisi menahan kedua tanganku di atas kepalaku menggunakan satu tangan Nya, sedang tangan lainnya masih sibuk meremas gundukan sensitifku yang sudah terbuka dari celana pendek ketat ku. tidak ada kata perlawanan yang bisa ku teriakan, imbasnya aku hanya mampu merintih.

" A-aku....menye-raaaaahh....tolong,ampuni ak-ku..."

seketika yoongi menghentikan aksinya setelah mendengar ucapan dan tangisan ketakutanku yang nyaris hanya terdengar seperti bisikan. secercah ekspresi licik yoongi menatapku penuh kepuasan.dia lantas menarik diri dari tubuhku dan berdiri di sisi ranjang, mempertunjukkan kemenangan yang pantas dia puji untuk dirinya sendiri. sementara aku masih telentang menutupi area sensitif ku yang hampir terbuka dengan kedua tangan yang aku tangkupkan.Aku tidak berani duduk sekedar memungut kembali hoodie hitamku sebab kenyataan pahit yang kini lebih mendominasi hatiku. Aku memejamkan mataku, terus menangis tanpa suara dan hanya melontarkan isakan isakan kecil.

"bangunlah...."

pinta yoongi yang tiba-tiba meraih tengkuk dan menarik ringan tanganku, membuatku terduduk.

aku hampir melompat karena terkejut merasakan sentuhan yoongi.lihat, bahkan tubuhku saja masih merasakan trauma, Lalu bagaimana dengan hatiku? entahlah. aku melihat yoongi yang masih setengah telanjang itu memungut hoodie hitamku, dia Lalu membenarkan kembali celana pendek ketat ku ke posisi menutup dengan sempurna, serta memakaikan kembali hoodieku itu dengan telaten. tak berhenti disitu, yoongi sebentar pergi ke meja riasnya dan kembali lagi dengan membawa sebuah sisir bergigi renggang.dia duduk menempatkan diri di sisiku, menyisir rambutku mulai dari pangkal hingga ujung nya secara berulang-ulang sampai benar-benar rapi.

Aku tidak mengerti apa maksud dari tindakannya, mungkin dia masih ingin melanjutkan permainannya yang tidak bisa kutebak itu atau sekedar mengasihani sosok menyedihkan yang sedang duduk di hadapannya ini. pandanganku kini mengosong menatap ke arah lantai,sementara yoongi masih setia merapikan rambutku yang sebenarnya sudah tidak perlu lagi dirapikan.

"kita hentikan permainan ini.tidak ada yang akan menang ataupun kalah, tidak ada salah satu yang akan menendang keluar dari rumah ini. "

gerakan tangan yoongi yang tadinya mengusap rambutku telah berhenti, dia menghadapkan tubuhnya ke arahku, lalu memalingkan wajahku agar menatapnya dengan menggenggam satu pipiku.

" Aku tidak ingin lagi mendengar laporan kamu pergi berkencan dengan jungkook atau siapapun laki-lakimu.kamu tahu jadwal les mu sangat menyita kesendirianku setiap malam selama ini. Aku sudah cukup melunak,Karena itulah aku begitu meledak saat tahu kau berkencan dengan pria lain sementara aku sudah berikan kesabaranku padamu. "

Aku melihat kesungguhan dalam mata yoongi yang begitu nyata menggoyahkan hatiku.tangan itu beralih mengusap rambutku kembali, perlahan namun teratur, meninggalkan bekas kenyamanan yang tidak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata, seolah Aku adalah orang serakah yang menginginkan lebih dari itu.yoongi menghela nafas sesaat sebelum kembali melanjutkan.

"perlu kamu ketahui lagi satu hal tentang rumah ini.jika mungkin selama ini kamu berpikir kenapa tidak ada satu orang pun yang menolongmu ketika kamu menjerit di dalam kamar ini, itu karena akulah pemegang kendali di rumah ini, dan bukan ayahku. aku tahu siapa saja mereka dan keluarga mereka.aku gunakan keluarga mereka masing-masing sebagai ancaman jika mereka sampai berani melawanku. dan terutama para pengawal yang selalu mengikutimu pergi.aku membayar mereka lebih untuk melaporkan setiap apa yang kamu lakukan setiap hari. "

tidak mungkin.

"jangan buat aku melakukan ini lagi untuk menghentikan mu. asal kau menurut, maka semua akan baik-baik saja. aku pergi. "

seolah mematung, aku sama sekali tak merespon kata-kata yoongi yang kini mulai beranjak dari sisiku. dia mengenakan kembali sweater yang sempat dia lemparkan itu lalu merapikannya. menatapku yang masih Tak bergerak,dia lantas mendekat kembali ke arahku. satu tangannya tiba-tiba mengulur ke belakang kepalaku, dan.....

' CUP !! '

dia mendaratkan sebuah ciuman di keningku setelahnya. cukup lama, layaknya seorang kekasih yang sedang berpamitan akan pergi jauh dan dalam waktu yang lama. aku hanya diam merasakan kepedihan yang mulai menjalar di seluruh tubuhku. masih tetap diam sampai yoongi membalikkan tubuhnya, berjalan lambat ke arah pintu dan menatapku sekali lagi sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu.apa? apa maksud dari tatapannya itu?kenapa seolah-olah dia mengatakan bahwa dia telah menyesal melakukannya?tidak akan mungkin pria cabul itu merasa menyesal.seperti ditampar kenyataan yang mulai menyadarkanku akan rasa sakit, aku gelap mata melempar apa saja yang ada di dekatku.

' Buugh! '

' Praaaaaang...! '

' Sreeeeek ..... pyaaaarrrr...! '

" Aaaaaaaaaaaaaaaarrrrrgggghhhhhhh...!!!!! "

aku berteriak keras di sela-sela air mataku yang merembas keluar.perlahan-lahan kusimpulkan tubuhku di atas karpet di antara benda-benda yang berserakan akibat amarahku. aku kembali menjerit, menangis, memukul-mukul lantai karpet dengan kepalan tangan ku. aku tidak terima diperlakukan seperti ini.kenapa?apa salahku? semua pertanyaan-pertanyaan itu mulai terdengar membosankan di pikiranku.haruskah aku menyusul ibuku di surga?tidak, ibuku tidak akan mau menerimaku jika aku mati dengan cara bunuh diri.lantas, apa yang harus aku lakukan?

💜💜💜💜💜💜

paginya ketika aku membuka mata.aku terkejut menyadari tubuhku yang masih meringkuk di atas karpet di antara barang-barang berserakan. kupandangi sekelilingku mengingat kembali apa yang sudah terjadi di dalam kamar ini. ironis, aku sama sekali tak bisa melupakan setiap detail kejadian semalam yang membuat jiwaku hampir gila karenanya. tak ingin terus mengingat, aku melangkahkan kakiku keluar dari kamar payah ini.Aku berjalan gontai menuruni tangga tanpa berniat merapikan penampilanku yang entah sudah sekacau apa, ya.... dengan rambut acak-acakan dan tanpa sandal. keberadaan yoongi pun sempat mengusik pikiranku, ke mana perginya si keparat itu? hei,memangnya apa yang kucari?tidak mungkin Aku mencari pria yang hampir mencabuli ku itu.ayolah taehyung.

menyusuri lantai satu yang begitu luas, hingga akhirnya kakiku terhenti oleh sayup sayup suara perempuan dari arah dapur.aku pun pergi ke arah suara tersebut dan mendapati kerumunan para pelayan yang sedang asyik berbincang di depan meja dapur, di tengah-tengah aktivitas memasak mereka.salah satu pelayan akhirnya menyadari keberadaanku yang sedang berdiri di ambang pintu.

" Hahh !! tuan muda?"

kejutnya otomatis mengundang perhatian pelayan-pelayan lain.

mereka terlihat kikuk membungkukkan badan ke arahku disertai raut wajah ketakutan sekaligus hormat yang bercampur, mereka hanya menunduk seperti bersiap menerima sebuah hukuman.ya,benar saja,itu karena mereka harus bekerja dibawah ancaman tuannya yang tidak berperasaan.mereka sama sekali tidak ingin membuat kesalahan yang nantinya bisa membahayakan keluarga mereka sendiri. tanpa aba-aba aku berjalan mendekat dan menatap mereka.

"apa aku boleh membantu?"

tanyaku mencairkan suasana.

wajah mereka yang tadinya menunduk itu kini beralih cepat menatapku tak percaya.

"aku bisa memasak apa saja asalkan itu masih masakan Korea."

senyum kecil pun terbentuk menghapus kesan menakutkan dariku.tak ingin menunggu lagi, aku mulai menyusup dan mau tidak mau mereka harus memberiku ruang untuk mengambil tempat di sisi meja. kuraih pisau untuk melanjutkan memotong sisa kentang yang masih setengah itu.

"maaf tuan muda, tuan muda tidak boleh melakukan ini karena ini adalah pekerjaan kami. biar kami yang menyelesaikannya."

protes salah satu pelayan yang paling tua di antara mereka. dan seingatku, dia adalah kepala pelayan di rumah ini.

tanpa menghentikan kegiatanku, aku menjawabnya dengan sesantai mungkin.

"tidak apa-apa. jika kalian takut dengan tuan yoongi, aku akan katakan padanya kalau aku ingin belajar memasak. dia pasti akan mengerti. "

beberapa saat, suasana terasa canggung. hanya suara hentakan pisau di tatakan kayu yang mengisi seluruh ruangan dapur yang ku timbulkan. kepala pelayan itu kemudian berdiri di dekatku, perlahan mengelus lenganku dan meraih pisau yang sedang kugunakan.

" ke-kenapa kau ambil pisauku? Aku hanya ingin memasak! "

keluhku padanya.

entah kenapa,dia begitu berani menghentikan apa yang sedang kukerjakan dan memberiku tatapan penuh iba.

"apa tuan muda baik-baik saja? sebentar lagi tuan muda harus bersiap ke sekolah, izinkan saya mengurus Tuan muda kali ini.hiks, hiks..."

katanya kemudian sesenggukan mengeluarkan air mata.

pandanganku mengosong seketika.ada sesuatu yang mulai menyadarkanku kembali pada kenyataan. sesuatu yang kini sedang menangis memegangi kedua lenganku. si kepala pelayan itu...apakah dia begitu memahami tekanan yang sedang kurasakan hingga dia sampai menangisiku? kenapa dia sampai melakukan itu? dengan gerakan lambat, kepala pelayan itu menuntunku keluar dari dapur.mengacuhkan beberapa pelayan dan pengawal yang melihat kami, dia berusaha agar terlihat tidak sedang menangis dengan kewibawaannya sebagai kepala pelayan.sedangkan aku, Aku hanya terdiam seperti tidak tahu apa yang sedang terjadi pada diriku sendiri.aku mulai bertanya-tanya dalam hati, kenapa aku pergi ke dapur dan mengambil alih pekerjaan mereka? apakah aku sadar dengan apa yang sedang aku lakukan? atau aku hanya sekedar mencari pengalihan? astaga! kurasa aku sudah mulai gila karena pria itu.

bunyi gemericik air kamar mandi mulai memecah keheningan di kamar mandi kamarku. kepala pelayan itu sedang sibuk mempersiapkan segala kebutuhanku untuk mandi.dengan telaten dia melepas hoodie dan celana pendekku, lalu dengan penuh kehati-hatian menuntunku menaiki bath up yang sudah terisi separuhku air hangat.dia lantas mengusap-usap pelan wajahku dengan handuk kecil Basah, merambat turun ke bagian leher dan sedikit memijatnya. tidak ada dialog ataupun kata-kata yang terlontar. seakan aku sudah cukup hanya dengan tindakan-tindakannya yang penuh kasih sayang. dan seakan kami begitu mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi dan memutuskan diam untuk tidak membahasnya.

aku melihat mata sendunya saat mengusap leherku, benar,dia sedang melihat bekas bekas gigitan yoongi yang tergambar di sana.dan tentu saja itu sebuah Hal paling mengoyak jiwanya sebagai seorang yang sudah pantas dipanggil ibu. aku tahu dia sedang menahan air matanya. oh Tuhan, apakah aku terlihat semenyedihkan ini?bahkan seorang kepala pelayan saja sangat tahu bagaimana menggunakan nalurinya untuk mengasihaniku. kenapa tidak dengan pria itu? lalu.....kemana perginya nalurinya selama ini? selesai mandi, kepala pelayan itu memakaikan seragamku, menyisir rambutku serta memoleskan sedikit lipbalm di bibir keringku.selanjutnya dia memasukkan beberapa buku ke dalam tasku setelah melihat jadwal pelajaran yang tertempel di dinding atas meja belajarku. dan terakhir,memakaikan kaos kaki juga sepatuku.

Aku tidak pernah berfikir akan diurus seperti ini.aku juga tidak mengerti kenapa aku selepas ini, memasrahkan begitu saja tubuhku pada kepala pelayan yang selama ini tidak pernah menyapaku selain urusan pekerjaan.mungkin ini bawaan kerinduanku pada ibu, pada kehangatan sentuhan ibu yang sudah lama tidak pernah kurasakan, dan aku mulai menemukannya pada diri kepala pelayan itu.

"siapa nama bibi?"

tanyaku menghentikan kegiatannya yang tengah memakaikan sepatu di kaki kiriku.

kepala pelayan itu mendongakkan wajahnya, menatapku dengan ribuan rahasia yang ia sembunyikan.

"Tuan bisa memanggil saya bibi choi."

jawabnya singkat kemudian kembali memakaikan sepatu.

setelah dirasa selesai, Bibi choi beranjak dari duduk simpuh nya dan berdiri canggung di hadapanku.

"saya akan bawakan sarapan untuk tuan muda.E, permisi."

" tunggu."

cegahku membuat kaki wanita paruh baya ini berhenti melangkah.

"apa bibi tahu di mana yoongi?"

mendengar pertanyaanku, bibi choi lantas menatapku terkejut.

"tuan yoongi sudah kembali ke Incheon semalam.apa ada sesuatu, tuan muda?"

"tidak, tidak ada.E...bibi? apa jika tidak ada Yoongi,Bibi bersedia mengurusku mulai sekarang? maksudku, seperti pergi ke kamarku, membangunkanku, dan menyiapkan air hangat untukku. "

wajah keriput dan sayu bibi choi mulai menatap ke wajahku, menatapku berkaca-kaca sarat kesedihan yang begitu luar biasa. sekonyong-konyong ia membungkukkan badan dan memelukku tanpa keraguan sedikitpun.nafasnya bergemuruh di atas pundakku, mengeluarkan tangisan yang lebih keras dari tangisannya saat di dapur.

"tentu, tentu tuan muda. saya sangat bersedia.sudah sejak lama saya ingin mengurus tuan muda, tapi semenjak Tuan menolak diurus oleh pelayan pelayan itu, saya mengurungkan keinginan saya.hu..huhu...saya tahu Tuan hanya kesepian, Tuan butuh seseorang untuk pergi ke kamar Tuan dan mengobrol dengan tuan. "

bibi choi melepas pelukannya tanpa melepaskan tangannya dari kedua pundakku, lalu mengusap air matanya dengan gugup.

"sejak kehadiran Tuan di rumah ini, saya tahu Tuan tidak bahagia. Saya tahu setiap tuan yoongi pulang dan mabuk,tuan yoongi selalu membawa tuan muda ke dalam kamar dan menguncinya. tapi....tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong tuan muda setelah tuan yoongi melarang siapapun naik ke lantai dua ketika malam hari. terutama ketika tuan yoongi sedang bersama Tuan muda, tuan yoongi selalu menyuruh pengawalnya berjaga di dasar tangga.hiks, hiks..."

APA?!!!

sampai segila itu kah yoongi mengendalikan ku?

"Saya merasa sangat berdosa karena membiarkan tuan muda tanpa bisa berbuat apa-apa seperti ini. saya mohon maaf kan saya, tuan...."

aku pikir, tidak ada lagi seseorang di dunia ini yang akan menangisiku.kupikir,meskipun aku mati sekalipun, tidak akan ada seseorang yang akan tahu bagaimana penderitaanku. namun aku salah. Tuhan menghadirkan bibi choi yang berhati lembut itu untuk sekedar memberikan perhatian dan air matanya padaku.meski dia tak bisa menolongku, secuil rasa iba dan pelukannya sudah lebih dari cukup untuk menopang kaki ku saat ini.

"jadi seperti itu ya? hh,kenapa Bibi harus menangis?aku tidak apa-apa bi, maaf jika sikapku tadi pagi terlalu mengganggu, aku hanya merasa lelah karena semalam..."

senyum yang tadinya aku gariskan sempurna dibibirku mendadak pudar setelah ingatan semalam membayang kembali di pikiranku. aku pun menangis memukul-mukul lemah dadaku sendiri.sakit.lebih dari semua rasa sakit yang pernah aku rasakan Aku berharap calon istriku kelak tidak akan marah sebab tubuhku yang sudah terjamah pria tak bertanggung jawab itu.miris memang, aku bisa meminta maaf untuk masa depanku sendiri yang belum tentu bisa ku lalui.

"tuan muda?apa yang terjadi?apa yang Tuan yoongi lakukan pada tuan muda semalam? "

"tidak apa-apa..... aku hanya terlalu terbawa suasana saja... maafkan Aku, ehmm baiklah aku akan langsung berangkat sekolah. "

Aku tidak tahu mengapa aku jadi salah tingkah dan menghindar dari masalah. seharusnya aku tidak mengungkit sendiri perihal kejadian semalam. sial! aku meraih syal dari pengait lemari,melingkarkan nya asal di leherku tanpa mengindahkan pandangan kebingungan bibi choi yang mengikuti gerak tubuh ku.sesaat sebelum kaki ku benar-benar mendekati pintu kamar, teguran bibi choi menahanku dari arah belakang.

"bagaimana tuan muda bisa bertahan sampai sejauh ini? jika tidak sanggup, katakanlah pada Tuan min. Saya bersedia menjadi saksi demi tuan muda. "

DEG

jantungku terasa jatuh dari tempatnya. aku merasakan keguncangan batin yang begitu kentara mengundang rasa sakit itu muncul secara serentak.menghadang, membuat pembatas tinggi untuk rasa bahagia yang masih dengan percaya diri nya menyusup masuk.kuhembuskan nafasku dalam dalam untuk itu semua, Aku ikhlas, aku akan tetap seperti ini sampai entah kapan aku akan seperti ini.

"aku... sedikit bingung. "

Aku menoleh ke arah bibi tanpa membalikkan badan.

"Aku tidak tahu kekuatan apa yang ku miliki hingga Aku bertahan, tapi jika bibi choi bertanya untuk siapa Aku bertahan, tuan min dan almarhum ibuku lah jawabannya."

benar.itu benar, taehyung .kamu sudah bertahan sampai sejauh ini karena mereka. tidak ada alasan lain yang bisa kau katakan selain itu. sekarang atau esok, kau harus selalu siap menerima rasa sakit.karena pria yang mengendalikan hidupmu tidak akan berhenti mencari pasokan-pasokan kesakitan lain yang akan dituang ke dalam wadah di hatimu.

pertanyaannya...apakah kau masih sanggup? ataukah kau sudah menyerah dan hanya akan menuruti semua perintah yoongi seperti yang dia katakan semalam?

💜💜💜💜💜💜💜

hari ku berjalan lebih kosong setelah 3 hari semenjak peristiwa itu.tidak ada hal menarik atau sesuatu yang ku senangi yang mungkin bisa sedikit mengundang senyum ku agar mengembang secara tulus.melainkan keterpaksaan yang justru membuatku semakin kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.

terkadang aku merasa aneh dengan diriku. aku bisa tanpa sebab memandangi kontak nama yoongi hyung di daftar nomor handphone-ku dan berandai-anda untuk menelponnya lalu memaki kencang sampai telinganya kesakitan.atau hanya membuka buku pelajaran berjam-jam di perpustakaan tanpa benar-benar membacanya.ah tidak! itu karena aku sedang menghindar dari Jungkook, Aku hanya ingin sendiri dan satu-satunya tempat yang tidak akan didatangi Jungkook di sekolah adalah perpustakaan. Aku tidak tahu mengapa kini hubungan kami jadi secanggung ini.jujur aku tidak bisa terus-terusan bersikap bahagia sementara rasa sedihku yang kian menggunung di atas punggungku. semakin lama, semakin terasa berat.membengkokkan perlahan-lahan tulang belakang ku hingga akhirnya aku membutuhkan tongkat untuk menopang ku kenapa? jawabannya tentu masih berada di pusaran yoongi,si pria pengendali itu.

Jungkook Yang kukira adalah seseorang yang mampu meredam kesedihanku pun tak bisa lagi memberiku rasa percaya layaknya sahabat. dia memilih Yoongi,pria itu. dia lebih mempercayai pria itu dibanding aku. dan sekarang..... tidak ada lagi alasan untuk sekedar berkeluh kesah pada Jungkook seperti biasa.untuk apa?toh dia tidak akan mempercayai apa yang akan ku keluhkan mengenai yoongi atau hal hal tentangnya. dan itu membuatku semakin terpuruk dalam kubangan kesendirian.

---------------

bibi choi baru saja kembali dari dapur dengan membawa nampan berisi segelas susu dan sepotong roti di kedua tangannya. Ia meletakkan nampan itu begitu hati-hati di atas meja nakas sisi ranjang, memastikan agar aku benar-benar tidak merasa terganggu dengan suara yang ditimbulkan. Ia lalu mendekat ke arahku yang sedang duduk bercermin di depan kaca.

"tuan muda?minumlah susu nya selagi hangat."

suara lembut khas ibu yang terdengar dari mulut bibi choi membuatku selalu menuruti apapun kata-katanya.

aku bergegas turun dari kursi dan berpindah duduk di tepi ranjang. selayaknya pengurus yang profesional, bibi choi inisiatif mengambilkan gelas susu tersebut dan menyerahkannya ke hadapanku meski sebenarnya aku bisa menjangkaunya sendiri.

"bagaimana dengan hari tuan muda? apakah baik-baik saja?"

tanya bibi choi menyusul duduk di sebelahku.

Aku baru saja menelan 3 tegukan susu, lalu meletakkan gelasnya kembali ke atas tatakan.

"tidak begitu baik, bibi. tapi setidaknya.....aku tidak merasa kesepian lagi semenjak Bibi selalu menunggu ku pulang di dalam kamar. "

"Saya turut senang mendengar tuan muda tidak lagi merasa kesepian.tapi jika saya boleh tahu, apa yang sebenarnya tuan muda pikirkan sehingga membuat Hari tuan muda tidak juga membaik? "

"entahlah, bi."

kualihkan pandanganku kearah handphone yang tergeletak di atas meja belajar, tak jauh dari ranjang.aku merasa terluka namun aku bisa memaafkan begitu saja jika aku melihatnya, entahlah.... aku bisa seharian hanya melihat kontak nomornya di handphone-ku tanpa melakukan apapun.seperti ingin cepat-cepat menghubunginya untuk memaki, atau mungkin hanya menanyakan kapan dia akan pu...."

pulang?

astaga!

apa yang.....

apa yang baru saja ku katakan?

Aku memotong ucapan ku sendiri tanpa tahu apa yang sedang ku pikirkan.

taehyung, sadarlah.

"apa tuan muda merindukan Tuan yoongi?? "

Hei dhinda fellicia here

Wait for another chapter, okay?

We will update soon.

Don't forget vote, like and coment juseyoooo.....