Jika David ditanya siapa orang yang paling dia benci, maka Kania lah jawabannya. Sementara jika Kania ditanya siapa yang paling Kania cintai di dunia ini, tanpa berpikir lagi dia akan meneriakan nama David dengan keras. Kania mencintai David bahkan sejak dia berumur lima.
Bagi David, Kania tidak lebih dari sampah yang harus dibuang dan tidak pernah dipedulikan. Lain halnya dengan Kania, yang berkata dengan bodohnya kalau David adalah separuh hidupnya, belahan jiwanya.
Ini adalah perjuangan Kania dalam meruntuhkan ego David yang berbentuk tembok tinggi menjulang. Mampukah Kania menyentuh hati David hingga lubuk hati terdalam?