Hari sudah mulai sore, didalam ruang make up Indra sedang sibuk mendadani Lediya.
"Gimandose Diya, bagus kan kreasi rambut dan Make Up Akika," ucap Indra bangga.
"Yup, yei memang tidak pernah mengecewakan ndra, " jawab Lediya sambil mengacungkan 2 jempolnya.
"Udin, cepetan sana pake dress nya Akika pengen liat," ucap Indra sambil mendorong badan wanita itu supaya segera masuk ruang ganti.
" Eh aku juga pengen liat si Diya pake dress, perdana nih, " ucap Sari sembari berlari lalu berdiri di samping Indra yang sedang menunggu di depan ruang ganti.
"Aku juga ngikut, pengen tau si Diya kalau pake dress tuh cocok apa malah jadi aneh, " ucap Nikko nyusul berdiri di samping Sari.
Tak lama keluarlah Lediya dari ruang ganti sudah lengkap memakai dress, sepatu, dan tas tangan.
" Gilingan , " ~Indra
" Wow , " ~ Nikko
" Oh my God," ~sari
Mereka bertiga tercengang melihat teman seperjuangan nya itu memakai dress Sungguh terlihat sangat cantik mempesona, dress indah itu menunjukkan betapa indah kulit dan lekukan tubuh seorang Lediya.
"Kenapose yei, titan pernah pake dress padahal cucok loh," ucap Indra.
"Beneran cakep u Diya pake dress ternyata cocok banget, tunangan u selera fashion nya emang jempolan, " ucap Sari.
"Noh liat ajose, si Nik ampe kagak ngedip, " ucap Indra sambil mengibaskan tangannya didepan mata Nikko yang diam terpaku.
Tak lama Nikko pun tersadar dengan kibasan tangan Indra.
"Asli u cantik pake banget Diya coba u dari dulu dandan begini, pasti udah gw ajak nikah u, " Ledek Nikko, semuanya tergelak mendengar ucapan si Nik.
"Apaan sih kalian ngeledek terus ih, mau di bugem mentah nih satu satu," ucap wanita itu kesal, wajahnya memerah dan merasa malu denger ledekan rekan kerjanya.
"Jengong dong ih, main Tempong aje yei perempewi tuh kudu lembut dikit apose kan makin ucul, " ucap Indra sambil mencolek hidung mancungnya Lediya.
Tak lama salah satu karyawan mengetuk pintu lalu masuk ke ruang gaun.
"Permisi nona, ada seorang pria mencari anda dan sedang menunggu diluar," ucapnya.
" Oo Oke, aku keluar sekarang, " jawabnya.
Lediya melangkahkan kakinya keluar dari ruangan dan di ikuti ke tiga rekannya yang sebenernya udah sangat penasaran pengen liat seperti apa tunangan temannya ini.
"Eeeee eh Diya, itu pacar u ya gilingan tampan bener astaga bodynya itu ih akika gak kuat deh liatnya, " ucap Indra menahan tangan kiri Lediya.
"Itu pacar u Diya ketemu pangeran dimana u, kasih tau napa tips nya biar aku kagak jomblo terus nih," ucap Sari sambil menahan tangan kanan temannya itu.
"Tampan juga sih, ya 11 12 lah sama gw, " ucap Nikko sembari menaruh 2 jari di dagunya.
"Ih yei ntuh jelong ya jelong ajose, kalian udin kayak bumi dan langit keles, " ucap Indra ngeledek Nikko.
"S****n u, yang penting gw cowok tulen gak kayak yei keles," ucap Nikko kesal dan balik ngeledek.
"Udah ah kenapa malah pada ribut sih, dia bukan tunangan aku tapi asistennya. Aku pergi dulu ya hari ini pada pulang cepet sana besok kan mesti pada bangun pagi-pagi ada prewed, jangan sampai telat oke!" ucap Lediya.
" Iye... iye, bawel, " jawab Indra, Sari, dan Nikko serempak.
"Liat dah asistennya aja setampan itu gimana bossnya, kalau gitu aku mau ah deketin asistennya kira-kira masih single gak ya?" jawab Sari berharap.
"Idih yei ngarep ajose mimpi keles, udin ah kita cus," ucap Indra sembari melangkah masuk.
"Sar coba u ngaca dulu noh di cermin, u mau sama tuh asisten masalahnya dia mau kagak sama u," Ledek Nikko sembari berlari masuk.
"S****n u Nik, jangan lari u," ucap Sari kesal sembari mengejar Nikko.
Jhon melihat Lediya keluar dari pintu dia sangat terpukau dengan kecantikan wanita itu tanpa sadar jantung Jhon kembali berdetak kencang.
"Asisten Jhon, hello... hello," wanita itu mengibaskan tangannya didepan Jhon.
"Ah ma..af nona, hari ini anda cantik sekali, " jawab Jhon sembari membukakan pintu mobil belakang mempersilakan wanita dihadapannya untuk masuk.
"Terima kasih Asisten Jhon, O ya panggil saja Diya jangan nona anda kan lebih tua dari saya, " ucap Lediya.
"Baiklah Diya, " ucap Jhon sembari menutup pintu mobil.
Selama perjalanan Jhon hanya terdiam, karena merasa canggung wanita itu memulai pembicaraan supaya bisa sedikit santai, karena perjalanan kerumah Tjhin cukup memakan waktu sekitar 45 menit.
" Asisten Jhon aku ingin bertanya, bagaimana sifat ke dua orang tua Tjhin?" Lediya mulai berbicara.
"Oh Ayah dan Ibu Tjhin sangat baik, juga perhatian. Mereka memiliki sifat dermawan, ramah, dan hangat," Jhon memberi penjelasan.
"O ya, sifat orang tuanya benar-benar bertolak belakang dengan sifat anaknya ya ternyata, Syukurlah," ucap Lediya sedikit tenang.
"Tjhin memang memiliki sifat dingin tapi sebenarnya dia seorang pria yang baik sekaligus malang, dia sangat baik romantis terhadap wanita yang di cintainya, dan juga setia hanya saja ada beberapa faktor yang membuat dia berubah drastis," ucap Jhon.
"Kalau aku boleh tau faktor apa yang membuat nya berubah asisten Jhon?" tanya Lediya penasaran.
"Haaah, wanita yang di cintainya dan juga cinta pertamanya meninggal di saat dia ingin melamarnya, hanya itulah yang perlu kamu tau, jadi janganlah terlalu membencinya Diya, " ucap Jhon.
"Anda memang sungguh asisten yang baik dan sangat setia kawan ya," Ucap Lediya memuji.
Pria itu hanya menanggapi dengan tersenyum tipis.
Setelah mendengar cerita Jhon soal Tjhin dan kekasih nya, ada sedikit perasaan kasihan dihati Lediya kepada pria dingin itu.
Lalu mereka pun kembali terdiam larut dalam pikirannya masing-masing. Tak lama kemudian sampailah mereka di depan sebuah rumah besar yang sangat mewah.
Security segera membuka gerbang saat melihat mobil yang Jhon kendarai, terlihat ada 4 security yang berjaga di gerbang utama.
Jhon mengendarai mobil melewati pekarangan rumah, kanan kiri terdapat taman dan pepohonan yang dirawat dengan sangat baik.
-Ini rumah apa istana, pantas saja keluarga Lee termasuk dalam 5 pengusaha terkaya. (batin Lediya)
Jhon memberhentikan mobilnya persis didepan pintu utama rumah itu lalu segera turun dan membukakan pintu belakang dimana Lediya berada.
Nyonya Kim dan beberapa pelayan sudah berdiri didepan untuk menyambut kedatangan wanita calon istri tuan mudanya itu.
"Selamat datang nona Lediya!, saya adalah bibi Kim kepala pelayan disini, tuan Lee Suk dan Nyonya Almira sudah menunggu didalam bersama dengan tuan muda Tjhin, silakan nona mengikuti kami, " sapa bibi Kim sembari membungkuk hormat bersama pelayan lainnya.
Bibi Kim mempersilakan Lediya untuk masuk kedalam dan mengikuti nya.
"Baik bibi Kim, Terima Kasih, " jawab Lediya.
Saat memasuki ruangan pada bagian lorong depan terdapat keramik buatan tangan seluruh seniman terkenal, selanjutnya ruang tamu tersebut memiliki sofa yang mewah berwarna krem yang tertata rapi, desain interiornya juga mengagumkan terlihat dari aransemen warna yang kosisten, hiasan yang sangat bagus ada bagian dinding yang tersusun dari batuan marmer membuat wanita itu terpukau.
"Wah mewah sekali," Gumam wanita itu.
Lediya melayangkan pandangan nya ke sekeliling rumah keluarga Lee, ia sungguh terpesona dengan kemewahan interior dan segala isi dalam rumah itu, yang bernilai mungkin ratusan juta bahkan milyaran rupiah.
Di ruang tamu sudah menunggu Tjhin, dan ke dua orang tuanya. Saat wanita itu memasuki ruang tamu, terpukau lah kedua orang tua pria itu dengan penampilan calon menantunya termasuk Tjhin dibuat tak berkedip, diawal pertemuan dia memang mengetahui kalau wanita dihadapannya ini cukup cantik, hanya saja pria itu tak menyangka malam ini dengan memakai dress juga make up natural ternyata calon istri pura-pura nya itu sangat amat cantik memukau.
"Selamat malam om dan tante," wanita itu menyapa calon mertuanya dengan senyuman termanis yang dimilikinya.
Tjhin bangkit dari sofa dan menghampiri wanita itu dengan senyuman yang begitu tampan menawan lalu ia menarik tangan wanita itu dan menyelipkan ke lengannya. Lediya cukup terkejut yang dilakukan pria itu berhasil membuat dada wanita itu berdengup tidak karuan, mereka berdua melangkah menuju sofa menghampiri ke dua orang tua pria itu, lalu duduk bersebelahan.
-Ok sandiwara pun dimulai, kamu pasti bisa Diya. (batin Lediya).
Wanita itu menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan,
"Om tante perkenalkan nama saya Lediya Aurora Jap, panggil saja Diya, " ucap wanita itu memperkenalkan diri.
"Ibu tidak menyangka kamu pintar dalam memilih pasangan Tjhin sungguh gadis yang cantik, betul gak pa, " ucap Almira sembari menatap Suk Ho suaminya , lalu segera beranjak dan berpindah duduk disebelah calon menantunya.
"Kamu memang turunan papa, dulu juga papa pintar dalam mencari pasangan loh makanya bisa mendapatkan ibumu itu," canda Suk Ho sembari melirik ke Almira.
"Ck Waktu itu ibu sedang hilaf aja, jadinya milih papamu Tjhin," Ledek Almira.
Semua tergelak dengan candaan Almira dan Lee Suk Ho, ke dua orang tua Tjhin memang ramah dan suka bercanda karena itu mereka mudah akrab dengan siapa pun termasuk dengan para karyawan bahkan pelayannya, sedangkan Tjhin sifatnya bertolakan dengan orang tuanya.
"Diya, apa kesibukan mu saat ini nak?" tanya ayah Tjhin.
"Saya designer om, saat ini saya sedang mengelola Harley Bridal dan Fotografer, " jawab Lediya.
"Oh ya, kamu bukan saja cantik tapi juga memiliki karier yang bagus, berarti suatu saat nanti kamu bisa membantu Tjhin mengurus semua perusahaan keluarga Lee, " ucap Suk Ho sembari memuji.
"Sebisa mungkin saya pasti akan membantu Tjhin nanti Om, " jawab Lediya tersenyum.
"Panggil kita papa dan mama saja sayang bentar lagi kamu dan Tjhin kan menikah. O ya kami sudah putuskan kalian akan menikah 2 Minggu setelah peresmian dan pembukaan taman hiburan mungkin lusa kami akan datang kerumah orang tuamu, untuk melamarmu secara resmi nak!" ucap Almira menjelaskan.
"Apa!, berarti sekitar 3 Minggu lagi tante?" tanya Lediya sambil terlonjak kaget.
"Kenapa kamu kaget sayang kalian kan sudah lama berpacaran lagipula Tjhin sudah melamar mu, udah sewajarnya kita segera menggelar pernikahan karena kami hanya berada disini selama 1 bulan, kami ingin menikahkan kalian terlebih dahulu sebelum kami kembali ke Korea, " Almira menjelaskan.
"Tjhin, memangnya kamu belum memberitahu kan ke calon istrimu ini rencana pernikahan kalian yang akan diadakan 3 Minggu lagi?" tanya Suk Ho.
"Belum Ayah, aku pikir akan memberitahu kannya hari ini setelah kita makan malam, " Jawab Tjhin dengan santainya.
Lediya menatap pria disebelahnya itu dengan kesal, dia merasa diremehkan dengan pria dingin didepan nya ini.
-Dasar pria g**a, kenapa seenaknya saja memutuskan sendiri tanpa memberitahukan ku terlebih dahulu, lihat saja kau nanti. (Batin Lediya berkata).
Tak lama datanglah seorang pelayan dapur.
"Tuan dan Nyonya makan malam sudah siap, silakan menuju meja makan, " ucap pelayan.
"Baiklah, soal pernikahan kalian nanti kita bahas lagi mari kita makan malam dahulu, " Ucap Suk Ho lalu melangkah pergi menuju ruang makan yang kemudian di ikuti Almira, Tjhin, dan Lediya.
Bersambung...