webnovel

Insomnia

Tears : selama lima tahun, aku terus menunggumu online.

Love : ....

Cukup dengan satu kalimat yang diucapkan Tears, Heni merasa tubuhnya seperti tersengat listrik. Jadi, selama ini Tears terus menunggunya. Dan dia ingin menjalin hubungan yang serius. Heni ingin berkata bahwa dia hanya bermain game, tidak ingin terlalu serius. Namun dia tak berani berkata-kata.

Heni terdiam, begitu pula dengan Tears. Saat ini mereka sedang melakukan misi suami istri, membunuh dua mini boss. Lima belas menit telah berlalu, Heni melihat Tears melawan kedua mini bos itu dengan mudah.

Di depannya ini adalah Tears, pemain terkuat di Perfect World. Berbeda dengan Tears yang dulu selalu mengikuti Love dibelakang. Melihat Tears berjalan mendekat, Heni merasa takut tak mampu menatap karakter Tears lagi.... Kemudian dia keluar dari game dan offline.

*** ( Flashback 5 ) ***

Setelah mereka menikah, Heni merasa ada yang berubah pada Tears.

Love : kenapa diam? biasanya kamu cerewet.

Tears : masa??

Love : menurutmu?

Tears : .... aku sedang berpikir.

Love : berpikir apa ?

Tears : kamu lebih suka bunga atau kuda?

Love : kuda

Tears : oh... kupikir kamu suka bunga.

Love : bunga, nggak ada gunanya. kalau kuda bisa ditunggangi.

Tears : ....

Love : aku mau bertanya padamu.

Tears : apa ?

Love : Tears, Yang terkuat, atau Suamiku. mana yang lebih kau suka?

Tears : hmm....

Love : hmm....?

Tears : yang terkuat

Love : oke, aku akan memanggilmu yang terkuat, hahahaha

Tears : ....

Ketika Love menanyakan panggilan apa yang Yuedi sukai, Wajah Yuedi memerah mendengar Love menyebut "suamiku". Sebenarnya, dia benar-benar ingin jika Love memanggilnya "suamiku" ~ (T////T)

***

Heni mematikan komputernya. Melihat jam dinding menunjukkan jam sepuluh, waktunya tidur. Walaupun sekarang Heni tinggal di kos, kebiasaan waktu tidurnya tetap seperti dulu.

Namun, malam ini dia tak bisa tidur. Ingatannya saat tadi dia bermain game, masih terngiang dalam benaknya, seperti sedang menonton sebuan film.

Karakter Tears ketika sedang memeluknya, suara Tears ketika mereka sedang asik bercanda, sifat jahilnya yang selalu membunuhnya secara tiba-tiba, dan kata-kata yang dia ucapkan....

Heni tak menyangka dirinya menghadapi semua kejadian ini. Lima tahun menanti yang tak pasti, di kehidupan yang nyata, tak semua orang mampu melakukannya. Heni merasa tersentuh.

Heni memikirkan bagaimana perasaan Tears ketika dia meninggalkan Tears. Apakah kecewa? marah? atau frustasi? Memikirkan semua itu membuat Heni merasa bersalah. Heni menutup kepalanya dengan selimut.

Pukul dua belas malam, Inggit mematikan komputernya dan bersiap untuk tidur. Dia terkejut melihat Heni masih terbangun. Sambil berbaring, mereka bercakap-cakap.

Inggit : insomnia?

Heni : hmm.. nggit,

Inggit : apa ?

Heni : apakah kamu masih inget dengan teman gamemu lima tahun yang lalu?

Inggit : lima tahun yang lalu? saat SMP ya, hmm lama banget, mungkin udah lupa!

Heni : mungkin ya....

Inggit : lu ketemu ama temen lamamu di game ?

Heni : ya, dan dia masih mengingatku.

Inggit : wow, hebat! terus ?

Heni : kita bercerita banyak tentang masa lalu kita bermain game bersama. aku merasa bersalah dulu pernah meninggalkannya tanpa mengucapkan kata perpisahan. apa mungkin dia marah padaku? jadi, dia selalu mengingatku?

Inggit : mungkin itu hanya perasaanmu saja. toh itu cuma game, kalian tidak saling mengenal dalam kenyataan.

Heni : ....

Inggit : udah nggak usah dipikirin, ayo tidur!

Heni : ya

***

Di waktu yang sama berbeda tempat, seseorang juga tak dapat tidur. Dia masih bermain game.

Borabora : Fvck!! Tears gila kau!!!

Tears : ....

Borabora : apa salahku???!!!

Tears : ....

[ Arena ] : Pemain [ Ghost ] memasuki ruangan.

Borabora : hei ghost ~ untunglah kau datang... bantu aku balas dendam!!

Ghost : .... kenapa???

Borabora : entahlah, Tears salah makan obat kali. dia menyuruhku kemari, kemudian membunuhku delapan belas kali. delapan belas kali Ghost!!!

Ghost : apa kau membicarakan istrinya?

Tears : ....

Borabora : istri siapa? Tears punya istri?

Ghost : kau nggak tau??? Itu tuh yang ninggalin dia selama tiga tahun, eh salah, empat tahun, ehmm mungkin udah lima tahun...

Borabora : ....

Tiga menit kemudian, Ghost terkapar di tanah bersama dengan Borabora.

{ Bisik } [ Ghost ] kepada [ Borabora ] : lihat ...???

{ Bisik } [ Borabora ] kepada [ Ghost ] : apa ???

{ Bisik } [ Ghost ] kepada [ Borabora ] : .....

{ Bisik } [ Borabora ] kepada [ Ghost ] : ayo lawan lagi!! kita harus bekerja sama!!

{ Bisik } [ Ghost ] kepada [ Borabora ] : diam saja dulu, kita pura-pura afk aja...

Ghost adalah pemain kedua terkuat setelah Tears. Walaupun begitu, kekuatan mereka hampir sama. Hanya saja saat ini, Ghost tidak serius bermain. Beberapa detik kemudian, Tears keluar meninggalkan arena. Ghost dan Borabora hidup kembali.

Ghost : tuh kan... dia pergi sendiri

Borabora : ....

***

Setelah keluar dari game, Yuedi mematikan komputernya. Kemudian dia mengambil handphonenya dan menghubungi temannya, Hendra.

Hendra : hei Yud. belum tidur?

Yuedi : belum

Hendra : kamu pasti merasa bersalah, kan ?

Yuedi : ....

Hendra : karena kamu nggak siaran langsung, kita rugi Yud, nggak ada pendapatan.

Yuedi : matiin??

Hendra : bercanda Yud, hahaha... ada perlu apa ?

Yuedi : aku mau minta tolong.

Hendra : hmm... apa

Yuedi : cari informasi tentang seseorang

Hendra : ciri-cirinya

Yuedi : dia bermain di server yang sama dengaku. ID nya Love, foxlady, level 30. dia kuliah di UGM, umurnya setahun lebih tua dariku.

Henda : cowok atau cewek ??

Yuedi : cewek

Hendra : siapa dia sampai kau ingin mencarinya?

Yuedi : istriku

Hendra : bruuuhh.... (menyemprotkan airminumnya)

Yuedi : dalam game

Hendra : ohh,, kau punya istri di game ??

Yuedi : sudah, jangan menggosip. bisa nggak?

Hendra : oke, aku usahakan. paling lama sebulan.

Yuedi : Oke

Hendra : apa dia menipumu? kenapa kau harus mencari identitas aslinya?

Yuedi : jangan asal bicara.

Hendra : jangan-jangan, kau nggak siaran langsung hari ini karena istrimu online?

Yuedi : ya

Hendra : ....