webnovel

MURID PINDAHAN

Chapter 15 : Murid Pindahan.

_Likenzo_

Hari hari berlalu dengan damai bagi orang orang, terkecuali Kenzo yang akhir akhir ini terlihat sangat lesu. Bagaimana tidak, jika gadis gila bernamakan Febee selalu membuntutinya sampai ke pagar rumah.

Dari sekolah, gerbang sekolah, kelas, kantin sampai dia sedang bersantai dengan Aryo serta Jeya, gadis gila itu terus mengawasinya.

"Apa kau bisa sekali saja memberi ku kebebasan?" Pinta Kenzo yang sudah muak dengan tingkah berlebih dari Febee.

Kini mereka berdua baru saja turun dari Bis. Kenzo sengaja mendiamkan gadis itu, agar dia bisa berpikir sendiri. Tapi justru jika dibiarkan seperti ini, gadis itu malah semakin melunjak dan tak sadar posisi.

"Aku.. Aku hanya ingin bersama mu saja, aku takut kau kepincut gadis lain." Jawab Febee.

"Hentikan, kau sudah kelewat batas. Mulai saat ini kau berhenti mengekoriku, jika kau masih seperti ini aku akan benar benar pergi jauh darimu!" Putus Kenzo.

Wajah Febee yang semula tenang kini berubah panik, dirinya tidak mau sampai Kenzo pergi jauh darinya. Apapun akan dia lakukan agar Kenzo tetap bisa ia lihat dengan mata, semuanya akan dilakukan oleh Febee.

"Tidak Ken jangan begitu. Aku tidak mau kau pergi, memangnya kau mau pergi kemana?" Ujar Febee tak setuju.

"Cari tahu saja sendiri, sudah sana kau pulang!" Usir Kenzo setelah itu dia pergi berlalu meninggalkan Febee sendiri di halte.

Melihat kepergian Kenzo membuat gadis itu gila, lihat saja tingkahnya yang berubah pucat pasi dengan menggigit gigit kukunya pias.

'Tidak.. Kenzo tidak boleh pergi!' Batin Febee.

**

Sesaat perjalanan menuju rumah, banyak anak anak sekolah dasar yang sedang bergosip di taman bermain kanak kanak. Kenzo yang sedang membeli eskrim sedikit tertarik dengan pembahasan anak anak itu, apalagi dia cenderung penakut disaat mereka membahas perihal hantu.

"Apa kau pernah mendengar Urband Legend tentang Hantu Aka Manto? Katanya dia hantu dari Jepang, katanya juga dia sangat tampan." Gosip satu anak mengawali pembicaraan.

"Tidak, dari mana kau tahu soal itu?" Tanya anak yang lainnya.

"Aku membacanya dari buku kakakku, dia sangat suka membaca buku Novel yang berhubungan dengan hantu. Aku yang tadinya tidak suka membaca, terpaksa membaca Novel saat sedang gabut." Anak A.

"Tapi, apa kakakmu tahu kau sering membaca buku bukunya? Kalau aku ada diposisimu, pasti aku sudah kena marah duluan oleh kakak, karena berani menyentuh barang barangnya." Anak B.

"Dia tidak marah padaku, justru aku dipaksa olehnya untuk rajin membaca buku." Anak A.

"Memangnya buku apa yang barusan mau kau katakan?" Tanya anak si C.

"Benar, aku jadi penasaran." Tambah anak si D.

"He'em." Anak E yang hanya ikut mengangguk.

"Tentang hantu toilet Aka Manto. Katanya hantu itu sangat ditakuti di Jepang, katanya lagi saat aku baca di buku itu dijelaskan bagaimana cara dia menakuti korbannya." Anak A.

"Ih berhenti, jangan membahas soal hantu. Kalau hantunya datang mendengar bagaimana?" Anak B.

"Kau ini penakut sekali, mana ada hantu disiang bolong?" Anak D.

"Benar, dasar penakut huu.." Sorak anak si C.

"Aku tidak tahu soal itu, tapi katanya si iya. Tapi kan dia hantu dari Jepang, perjalanan ke indonesia pasti jauh. Jaraknya saja bisa sampai menempuh 9 jam naik pesawat," Ujar anak si A.

"Memangnya manusia, naik pesawat?" Kekeh Anak si C.

"Kakakku sering pusing membuat Fasport kalau mau ke luar negeri, makanya sering tidak jadi. Mungkin saja hantunya tidak jadi kesini karena susah membuat Fasport." Jawab anak si B.

Kenzo menggeleng gelengkan kepala mendengar gosip anak anak SD. Setelah mendapat eskrimnya, Kenzo segera membayar dengan uang lalu pergi dari sana sambil menjilati eskrim Red Velvet.

"Hari yang melelahkan.." Helaan napas berat terdengar dari mulut Kenzo kala itu.

**

Keesokan paginya, saat di sekolah. Kenzo sudah menunggu guru mereka jam ini datang untuk mengajar. Tapi sudah telat 15 menit guru itu tak kunjung datang, membuat sebagian murid bertanya tanya.

"Tumben Pak Lee gak ngajar? Biasanya dia paling killer di sekolah," Bisik beberapa murid menggosipkan guru mereka yang telat datang.

"Mungkin sakit," Timbrung yang lainnya.

"Tidak mungkin, orang tadi pas masuk ke gerbang aku liat kok." Sahut murid yang lain.

"Ya tunggu saja berarti."

Aryo yang mendengar gosip gosip itu hendak mengajak Kenzo mengobrol. Tapi melihat wajah sahabatnya yang lesu, Aryo urungkan dan lebih memilih bertanya hal lain.

"Kau kenapa Ken? Wajahmu seperti orang sakit saja," Ujar Aryo menatap sahabatnya.

Kenzo menghela napas lelah. "Entah, mungkin gara gara tekanan batin dihantui gadis gila itu." Jawab Kenzo.

Aryo terkekeh, tentu dia tahu siapa yang dimaksud. Akhir akhir ini semenjak kejadian di kantin, Febee selalu mengawasi Kenzo dimanapun dia berada, kecuali saat jam pelajaran berlangsung.

"Ngomong ngomong, apa kau dan Febee baik baik saja? Jika kau tidak menyukainya, kenapa kau pertahankan dia?" Tanya Aryo.

Kenzo tak menjawab, siapapun pasti tahu alasan Kenzo tidak bisa lepas dari Febee. "Karena gadis itu gila, dia terus mengklaimku miliknya padahal aku sudah berkata putus."

"Itu artinya dia tidak rela kau putuskan, menurutku apa salahnya kau belajar mencintai gadis itu? Ingat Ken, saat kau dicemooh banyak gadis, hanya Febee yang mau denganmu. Kurang apa coba gadis itu? Dia cantik, kaya raya, keturunan tunggal, seksi dan hot jika berdandan." Komentar Aryo menasihati sahabatnya.

"Aku saja sangat iri padamu karena mendapat gadis sesempurna dia, jika aku jadi kau sudah ku cocok tanami dia setiap hati ahha.." Tawa Aryo seakan itu lucu.

Kenzo menatap Aryo tajam, beraninya dia mengatakan hal seperti itu. Apa wanita cantik hanya bisa dibayangkan perihal ranjang saja? Otak pria ini harus segera disikat dengan garpu sawah.

Mendapat tatapan tajam dari samping, membuat Aryo seketika diam dan menghentikan tawanya. Ia lupa kalau disampingnya sekarang ada kekasih dari gadis yang ia bahas.

"Sorry, aku tak bermaksud apa apa." Aryo merasa kikuk sendiri.

"Berani kau mengatakan hal kotor tentangnya lagi, ku jogrokan kau kejurang Bukit Bendera!" Ancam Kenzo tak main main.

"Ih ancamannya serem ya, hehe.." Aryo menggaruk kepalanya tak gatal, tersenyum canggung.

Tak lama dari itu guru yang mereka tunggu tunggu akhirnya datang juga ke kelas. Namun ada yang membuat mereka terheran heran, siapa gadis cantik yang dibawa guru mereka?

"Hallo, selamat pagi anak anak!" Seru guru tersebut memberi salam pagi.

"Pagi Paakk!"

"Maap Bapak terlambat masuk ke kelas kalian, hari ini kita kedatangan murid pindahan dari Garut."

"Woah.. Siapa tuh Pak? bolehkah kenalkan pada kami?" Sahut salah seorang murid.

Guru tersebut memerintah murid pindahan untuk mengenalkan dirinya sendiri didepan para murid murid termasuk Aryo dan Kenzo.

Gadis itu cantik anggun, mata indah tak bulat dan tak juga sipit. Hidung tak mancung tapi tak juga pesek, bibirnya ranum gemoy dan berisi terlihat kenyal. Kenzo melihatnya, gadis cantik yang mengingatkan Kenzo pada seseorang dimasa lalu. Tapi siapa?

'Aku merasa pernah melihat wajahnya yang familiar, tapi dimana?' Batin Kenzo mencoba mengorek memori di kepalanya.