Setelah itu Rokuro pergi kembali ke penginapan. Tampak Gadis itu tepatnya si gadis Drakula yakni Reikan yang masih tidur sangat pulas di ranjang, Rokuro yang menatap nya menjadi tersenyum kecil sendiri. "(Malam ini benar-benar menyenangkan tanpa adanya gangguan kecil)" Pikir Rokuro yang berbaring. Tapi siapa sangka, selimutnya tertarik membuatnya menoleh. Tampak Reikan berdiri menatap menyeramkan di samping ranjang nya.
"Astaga!!" Rokuro terkejut menatap nya karena keadaan gelap.
"Kau, ini.... Kemana kau tadi huh, beraninya meninggal kan ku, aku tak bisa membiarkan mu pergi, kupikir kau akan meninggalkan ku tadi, sekarang katakan padaku kemana tadi kau pergi?!" Tatap Reikan dengan kesal.
"(J... Jadi dia sudah tahu.... Harusnya aku izin saja) Aku hanya pergi sebentar ke bar"
"Pantas saja kau bau alkohol, kau ini terlalu banyak minum!!" Reikan menatap dengan masih marah dan kesal.
"Iya iya aku tahu aku melakukan nya untuk menenangkan pikiran ku sejenak, sudahlah... Tidur saja"
"Cih.... Aku tak akan memaafkan mu" Reikan menatap kesal membuat Rokuro bangun duduk sambil menghela napas panjang. "Baiklah, kalau begitu, kau ingin aku apa?"
"Jika kau menawari begitu, aku ingin darah mu" Reikan menatap senang.
"Darah ku? Kau bilang darah ku tidak enak... Dan kau bilang ingin minum dari atasan ku?"
"Tapi kan ada kamu di sini...."
"Ck, baiklah, ini" Rokuro mengulurkan tangan nya.
Reikan menjadi menjilat bibirnya sendiri lalu memakan tangan nya.
Rokuro terdiam merasakan itu. Ia lalu menghela napas panjang lagi. "(Sepertinya dia akan melakukan nya sampai pagi....)"
Hari selanjutnya, Rokuro dan Reikan berjalan mengelilingi kota itu dan tak di sangka sangka di bagian belakang kota itu, ada sesuatu yang sudah lama tertinggal kan. Berbentuk rumah besar yang sudah lama usang dan rusak.
"Rumah apa ini?" Reikan menatap sekitar.
". .. Di sana, ada aliran kutukan" Kata Rokuro. Di mata Rokuro, rumah itu memiliki pagar yang berbentuk aliran kutukan.
"Apa yang kau baca dari kutukan itu?" Tatap Reikan.
"Jika kita masuk, kita akan mendapatkan kejadian apa yang menimpa rumah ini, tapi aku masih bingung, kenapa orang orang tidak kemari, apa ini rahasia milik kota ini?" Pikir Rokuro.
"Ya, mungkin juga begitu, ayo masuk" Kata Reikan yang ke sana duluan membuat Rokuro terkejut. "Hoi, tunggu!!" Ia mengejarnya hingga mereka berdua masuk ke aliran kutukan itu.
Tapi tak di sangka sangka, ada kotak kecil di sana, di depan rumah itu membuat suasana ngeri semakin bertambah. Dengan berani, Reikan benar benar mengambil kotak itu. Tapi Rokuro mencegahnya. "Apa yang kau lakukan? kita tak tahu dengan apa yang akan terjadi nantinya" Tatap nya.
"Berisik, ini pasti rahasia yang sudah lama terpendam, siapa tahu rahasia soal vampir dan drakula" Kata Reikan dengan keras kepala. Dengan cepat, ia membuka kotak itu, tapi siapa sangka. Isinya hanya pasir gurun pasir.
"Huh??" Mereka berdua menjadi bingung.
"Apa ini? kenapa pasir?"
"Tunggu, kenapa pasir gurun pasir, ini seperti ada hubungan nya dengan Kerajaan padang pasir" Rokuro menjadi menyadari sesuatu, ketika ia akan mengambil pasir di sana, tapi tiba tiba pasir itu bergerak sebentar membuat mereka terdiam bingung. Seketika pasir itu menjadi serpihan terbang yang tiba tiba masuk ke mata mereka.
"Ahhkkk!!" Mereka terkejut menutup mata dan sama sama mengucek.
"Sialan... Apa ini?" Rokuro membuka mata, tapi ia terdiam terkejut ketika mendapati mereka berdua ad di gurun pasir. Reikan yang baru saja membuka mata menjadi terkejut juga.
"Apa?! kenapa kita ada di sini?!" Reikan terkejut panik.
". . . Ini pasti sihir, sihir jebakan... Pasti berkaitan dengan Kerajaan kota pasir" Kata Rojuro. ia lalu melihat kotak itu masih di bawa oleh Reikan, ia lalu mengambilnya. "Ayo kita cari Kerajaan padang pasir, kita harus kembali ke sana" Kata Rokuro. Klau Reikan mengangguk dan berjalan pergi bersama dengan nya. Tapi siapa sangka, belum jauh berjalan, Reikan sudah kelelahan.
"Tunggu.... Kau harus tahu, drakula seperti ku tak tahan panas" Ia tampak kelelahan.
"Haiz.... Tahanlah sebentar lagi"
"Tidak bisa..... Uakhh aku jatuh" Reikan tidak kuat dan langsung tumbang di terik matahari.
Tapi tak di sangka sangka, ia membuka mata dan melihat Rokuro duduk di samping nya dengan sayap besar Rokuro yang menutupi cahaya sinar matahari pada Reikan. Reikan bangun duduk dengan terkesan menatap Rokuro yang hanya terdiam dingin.
"Te.. Terima kasih" Tatap nya.
"Cepatlah tidur, kita tunggu malam"
"Tapi.... Masih lama" Tatap Reikan.
"Haiz... Kalau begitu ayo pergi saja" Rokuro berdiri dan mengulur tangan. Seketika Reikan di gendong olehnya dan mulai terbang dengan sayap besar nya, angin cepat tak akan membuat mereka panas.
Tak lama kemudian, Rokuro melihat sesuatu dari atas. Tampak seperti penginapan kecil di tengah padang pasir dengan beberapa tanaman teduh di sana.
"Oh, kita bisa ke sana" Kata Rokuro. Ia lalu mendarat dari tempat agak jauh dari penginapan itu agar orang di penginapan itu tak tahu bahwa mereka bukan manusia.
Lalu di teras penginapan itu ada dua orang yang bermain kartu. Dari sana Rokuro langsung tertarik.
"Woah.... Aku akan main.... Pesan lah kamar dulu" Kata Rokuro membuat Reikan hanya bisa menghela napas panjang dengan sifatnya.
"(Kesempatan emas yang aku tunggu-tunggu)" Rokuro merasa senang karena ia melihat banyak orang yang berjudi. Sebagai makhluk sepertinya, tidak jarang jika dia suka menyukai hal yang seperti itu.
Lalu ia menemukan wanita yang menunggu lawan. Semua orang juga melihatnya dengan rasa kesal. Entah karena mereka sudah dikalahkan oleh wanita itu atau apa yang lain, Rokuro tetap mendekatinya dan duduk di hadapannya.
"Halo Nona bisa kau bermain denganku, Aku juga hebat dalam hal ini. Kau akan puas bermain denganku" Tatap Rokuro dengan tatapan yang sangat sombong.
"Boleh saja, Tapi taruhkan yang paling mahal dari benda yang kau miliki" Wanita itu menerima tantangannya asal Rokuro bersedia memberikan benda yang dia inginkan
"Oh jadi ini bukan persyaratannya, baiklah Bagaimana dengan emas yang aku punya?"
"Tidak, aku sudah bosan dengan itu, bagaimana dengan yang lainnya saja, apa yang kau punya Tuan?"
"Baiklah jika emas tidak membuat mu mau, bagaimana dengan kalung ini" Rokuro mengambil kalung yang di lehernya lalu menunjukkannya pada wanita itu, dia belum melepas kalungnya hanya saja dia menunjukkan liontin yang ada di kalung itu yang sangat cantik dan terlihat mahal.
"Wah kalau gitu terlihat sangat mahal, dari mana kamu mendapatkannya Tuan?"
"Dari kerja kerasku sendiri jika kau mau mari kita bermain, sebelumnya aku ingin bilang keinginanku"
"Baiklah silakan saja, tubuhku juga bisa Tuan, untukmu yang gede ini. Aku suka pria sepertimu" Wanita itu menjilat bibirnya sendiri menatap dengan nafsu pada Rokuro yang lama-lama tidak enak padanya.
"Aku hanya ingin emas yang kau punya saja" Tunjuk Rokuro pada kantung emas itu.
Lalu wanita itu mengangguk.
"Baiklah Nona kau bisa mulai duluan" Kata Rokuro yang menatapnya
"Terima kasih aku akan mulai" Wanita itu mulai mengocok kartu dengan cepat hingga mereka akan menunjukkan kartu masing-masing
Rokuro mengamati pengacakan kartunya. "(Terlihat sangat acak-acakan tapi itu adalah strategi yang bagus untuknya dia bermain sangat kurang, tapi tetap sejauh aku pasti akan mengalahkannya)"
Hingga di pertengahan permainan, wanita itu tersenyum dengan sangat lebar menatap kartunya sendiri. "Maaf tuan tapi kartuku Full House" Dia melempar kartu kemenangannya kepada Rokuro yang terdiam dingin.
Rokuro hanya tersenyum sombong lalu ia mendorongkan kartunya ke depan wanita itu lalu membaliknya. Betapa terkejutnya wanita itu menatap kartu itu.
"Ro.... yal... Royal!!.. Bagaimana bisa...?!?!" Ia menatap tak percaya.
"Aku ambil ini ya...." Rokuro mengambil kantung emas milik wanita itu. Semua orang bahkan menjadi terkejut melihatnya.
"Bener-bener hebat, dia mengalahkan wanita curang itu, sekarang rasakan, dia kehilangan banyak emasnya"
"(Orang ini.... Kenapa dia bisa bergitu hebat.... Benar benar keren sekali.... Sudah punya tubuh bagus, kemampuan berjudi nya pun juga begitu)" Wanita tersebut menjadi terkesan dan diam diam mengincar Rokuro.
Sementara itu Reikan berjalan ke pemilik penginapan yang menunggunya. "Bisa aku pesan dua kamar" Reikan memesan dua kamar karena dia tahu satu kamar hanya tersisa 1 ranjang.
"Maaf Nona kecil, tapi di sini hanya tinggal satu kamar saja"
"Apa?!... Baiklah aku pesan satu kamar saja" Akhirnya Reikan menerima dan menyewa satu kamar saja.
Setelah itu Rokuro datang ke kamarnya, ia menatap kamar itu begitu kecil.
"Kenapa kau tidak memesan dua saja?" Tatap nya.
"Hanya ada satu kamar di sini, ngomong-ngomong Apa kau menang?" Reikan menatap kantung emas yang dibawa oleh Rokuro.
"Tentu saja" Rokuro membalas dengan senang dan sombong.
Tapi Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu mereka. Membuat Rokuro membukanya. Rupanya wanita Curang tadi, dia nampak menatap Rokuro dengan sangat lama selalu menyapanya dengan sangat ramah.
"Tuan jika anda mau anda bisa ikut saya, saya adalah utusan dari kerajaan padang pasir, dilatih oleh Putri Chloe sendiri dan menjadikan kau sebagai seorang yang bisa bermain hal yang kau kalahkan lagi. Sebelumnya aku memang tak pernah kalah tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri jika aku kalah aku akan membawa seseorang yang mengalahkanku akan aku bawa ke kerajaan untuk bertemu dengan ratu padang pasir" Kata wanita itu menatapnya
Seketika Rokuro merasa Dejavu.
"(Tunggu-tunggu ini seperti apa yang terjadi pada Hijime, yah tak apalah, paling tidak aku bisa ke sana karena aku sedang ingin ke sana) Baiklah aku akan ikut denganmu" Balas Rokuro.
"Tunggu, aku tidak akan ikut, kau tahu kan aku sedang dalam masa panas sekarang rasanya sangat panas dan akan membunuhku" Kata Reikan dengan sangat kesal
"Baiklah kau kan di sini saja, aku akan pergi sebentar dan kembali nanti malam, jangan lupa menunggu ku yahh... Baiklah Nona Ayo kita pergi" Kata Rokuro menatap wanita itu yang menunggu