webnovel

Le Cursed Childs

Sepertinya Aku memang tidak pantas untuk dilahirkan ke dunia ini. Apapun yang kulakukan selalu saja salah, selalu membawa bencana, selalu menyakiti orang lain, terutama orang yang kusayang. Jadi, untuk apa aku hidup, jika aku adalah Le Cursed Child?

Ritsu_Tainaka · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
3 Chs

Untuk Apa Aku Dilahirkan?

Aku termenung melihat ke arah jendela yang menampilkan puluhan bahkan ribuan, entahlah, pikiranku sangat runyam sehingga tidak sempat fokus untuk melihat keindahan pohon pinus di depan mataku. Ratusan pohon pinus yang menjulang ke angkasa seakan-akan berbaris, menemani perjalanan panjangku siang itu. Ya, aku sedang dalam perjalanan menuju kota kelahiranku. Banyak orang yang menyebut kota itu sebagai Kota Kembang, Kota Gadis-Gadis Cantik, entahlah aku tidak peduli. 'Kota Gadis-Gadis Cantik katanya?' Aku bergumam pelan dalam hati.

Ya, mungkin memang 'terlihat' sebagai kota dengan lautan gadis-gadis seperti porselen, mulus, putih, indah, apalah--sehingga gadis sepertiku tidak pantas disebut sebagai Gadis Bandung, karena tidak sesuai dengan kriteria tersebut. Badanku sedikit berisi, akupun memiliki kulit sawo matang, dan juga pendek. Lengkap sudah fakta yang kupunya untuk di-blacklist sebagai 'Gadis Bandung'. Yah, walaupun aku memiliki mata sipit, dan dagu belah, untuk apa bukan? Toh aku bukan porselen.

Aku jadi teringat, di suatu pagi yang cerah, aku sedang memarkir motorku dengan plat D, di depan kerumunan kawan-kawan sejurusanku. Tiba-tiba, segerombolan cowok datang menghampiriku,

"Eh, Ta, Lo orang Bandung? Kok kayak kobokan sih?" Tanya Faisal kepadaku yang sedang asyik memainkan gawai di atas motorku.

Aku terdiam. Darahku berdesir hebat mendengar ucapan Faisal.

Ternyata, belum sampai situ saja. Faisal pun tidak segan menajamkan pisau di lidahnya.

Ia berkata, "Kan cewek Bandung tuh cakep-cakep, putih, tinggi, aduh adem deh pokoknya. Lah, kok Lo kayak kobokan gini?" Ucapnya sambil tertawa bersama kerumunan laki-laki tidak berguna lainnya.

Aku kembali menatap ke arah jendela kereta yang membawaku ke tempat kelahiranku. Tak kusadari jendela tersebut lama-kelamaan menjadi berembun, karena turun hujan di luar sana, seakan-akan langit memahami apa yang kurasa saat ini.

****

'Sebentar lagi, kereta Mutiara Selatan akan segera tiba di Kota Bandung, para penumpang harap memperhatikan barang bawaannya'

Suara itu segera menyadarkanku dari lamunan pahit tentang masa lalu. Aku sering kali bertanya-tanya, pada konstelasi bintang di langit, pada semilir angin yang kerap menerpa pipi mungilku, pada keheningan malam, bertanya untuk apa aku dilahirkan ke dunia ini. Aku merasa hidupku ini terlalu hina untuk menjadi seorang manusia. Sepertinya aku tidak pantas untuk hidup. Mulai dari perawakanku yang tidak enak untuk dilihat, hingga apapun yang kusayang, selalu musnah, rusak, atau terkena kutukanku. Aku sekali lagi melihat jendela kereta api yang memantulkan bayangan diriku, Le Cursed Child.