webnovel

Latifah bin Murti

Latifah bin murti adalah seorang gadis desa yang awam,lugu, yang kurang tau cara mengenal budaya atau pe'radaban di zaman modern bahkan ia buta agama serta buta huruf abjat biasa dan ia di per'temukan dengan ramdhan alfariz sosok pemuda yang lahir dari keluarga ber'pendidikan yang ber'pedoman bahwa agama adalah panutan atau tuntunan yang penting dalam kehidupan. Pengin tau cerita selanjut nya baca & simak Kisah novel "LATIFAH BIN MURTI" di webnovel toko buku aplikasi anda... >>>>>>>>> bersambung

Dian_jayeng_2683 · Lịch sử
Không đủ số lượng người đọc
6 Chs

Per'kampungan

Se'mentara itu..., di bawah suku kaki bukit lembah curug tujuh ter'dapat sebuah desa yang lu'mayan agak banyak peng'huni nya.

Ke'indahan nampak dari desa tersebut di hiasi hijau nya hutan yang berada di atas bukit, serta bangunan pendopo yang ter'lihat begitu asri me'nambah panaroma pe'mandangan lingkungan sekitar.

pendopo adalah KADES atau kantor desa jika di zaman modern sekarang ini.

karena cerita latifah bin murti di per'kirakan terjadi pada tahun 1979 - an.

Tepat nya di desa widara kandang jawa tengah.

Satu, dua dari petugas desa ter'lihat mondar - mandir berjalan di depan kantor desa.

pertanda akan me'masuki kantor dan bekerja.

Bunyi klakson se'pededah ber'dering nyaring di telinga.., rupa nya beliau pak kades setempat dengan meng'gunakan peci merah se'ragam cokelat krem dan sepatu pantopel dengan hak agak tinggi di belakang.

Pagi semua....

sapa pak kades kepada staf karyawan nya.

setelah bel jam ber'bunyi masuk.., lalu seluruh staf pekerja me'nempati tempat duduk masing - masing.

tak, tak, tak..., suara mesin ketik di tekan dan di hentakan meng'gunakan 10 jari begitu padat.

Nampak nya sang petugas sedang mem'proses atau me'ngerjakan tugas pelayanan masyarakat.

Satu,dua orang terlihat masuk.., untuk ber'konsultasi me'nanyakan sesuatu hal atau meminta berkas tanda tangan di atas materai guna ke'perluan membuat ktp, akte kelahiran, kartu keluarga dll, Ke kantor camat bahkan kabupaten kota madiya.

Setelah waktu istirahat..., nampak pe'ngunjung dari masyarakat sepi di situlah pak lurah mengumpul'kan petugas yang lain nya ber'diskusi mem'bentuk sebuah lingkaran dengan kursi ter'tata rapih.

Dengan pembuka'an salam serta Bismillah.., pak lurah lalu me'ngutara'kan bahwahsan' nya minggu depan akan ke'datangan mahasiswa/mahasiswi untuk KKN atau kuliah kerja nyata.

Sehingga sebelum ke'datangan mereka - mereka di desa ter'sebut harus di adakan gladi bersih atau gotong royong mem'bersihkan lingkungan.

Demikian pen'jelasan dari beliau.., kemudian satu di antara petugas ada yang me'ngangkat tangan dan me'ngajukan per'tanya'an ?

Dari Universitas mana terus tepat nya hari apa ?

Beliau pun menjawab, jika hari tepat nya kurang begitu tau.., tetapi mengenai Universitas nya ia me'nerangkan bahwa berasal dari Jakarta Kota.

Setelah cukup men'jelaskan kepada semua nya acara di lanjutkan dengan makan - makan snack sejenis makanan ringan.

Tepat pukul jam 4 sore kantor kades segera di tutup.., karena pak lurah serta petugas lain nya pulang kerumah masing - masing.

Suasana begitu hening daun kering dan tiupan angin di sela sunset di sore hari mulai ber'jatuhan me'nandakan ke'hidupan yang nyata.

Burung - burung kecil mulai banyak ber'terbangan menari - nari di atas atap rumah pe'mukiman warga sekitar.

Dan lambat laun suasana mulai meng'hitam pertanda ke'gelapan malam akan segera datang.

Dari atas bukit lolongan suara burung hantu ber'baur dengan de'ngungan suara azdan mengisi sepi nya per'kampungan.

Mes'kipun ter'dengar sedikit agak resah akan tetapi cukup untuk me'nenang kan relung jiwa dan di situ kita makin mengerti bahwasan nya di per'kampungan ter'sebut ada sumber kehidupan yang layak.

Kemerlip nya titik - titik bintang terlihat muncul satu - per'satu di per'muka'an awan yang cerah tanpa hujan.

Bulatan sinaran bulan pun nampak me'mancar'kan warna kuning ke'emasan yang meng'hiasi ke'indahan malam.

Tok..,tok..,tok.., suara kohkol di tabuh secara ber'irama dengan tempo 1/4 ter'dengar ber'putar me'ngelilingi desa.

ter'nyata ada dua orang pemuda yang sedang men'jalani tugas ronda 1 × 24 jam.

*=============*

Se'dangkan di kediaman bu murti..., gelap,sunyi,men'cekam.

Dari sudut dinding bambu yang telah menua ter'dapat satu cahaya lentera yang sangat kecil.

Kumparan api yang ber'sumber dari kain sumbu yang di sulut terlihat agak goyah karena ter'hempas tiupan angin yang sepoi - sepoi.

se'mentara minyak tanah yang ter'tuang di tabung sumbu nampak tinggal setengah.

begitu se'derhana rumah kediaman bu murti dan pak rasyid yang tinggal di balik hutan belantara curug tujuh.

Siulan yang begitu nyaring.., keluar dari bibir latifah tweet..tweet..tweet...., mengisi sepi nya malam.

fah..,fah.., tegur pak rasyid !

ber'henti nak.., tidak baik seorang gadis ber'siul di malam hari.

baik pak.., (sahut latifah )

tapi aku ingin di luar dulu me'nikmati indah nya malam.

Ya.., terserah kamu nak !

tapi jangan ber'siul lagi...

latifah : baik pak

latifah pun duduk di atas kursi rotan di bawah sinaran bulan.

dua kaki nampak di ayun - ayun kan sembari mata me'natap ke depan.

se'sekali ia menengok burung ke'sayangan nya si barok yang hinggap di dahan pohon tepat di sisi kiri nya.

Dalam benak ia berkata.., ( kapan aku akan hidup seperti orang - orang di balik desa yang mem'punyai banyak teman dan keceria'an )

Karena dari masa kecil hingga sekarang usia dewasa hanya si barok burung hantu yang menjadi teman nya.

karena ia ter'kurung di balik tirai lembah ber'bukit dan pe'gunungan.

Hanya suara deras air curug yang bisa me'nenangkan ke'gelisahan nya.

selebih nya latifah hanya ber'tanya kepada bulan,bintang,serta malam jika ada ke'resahan dalam hidup nya.

Dalam artian hanya jawaban kosong yang ia terima karena dinding langit dan alam tak bisa banyak bicara.

Ketika pagi menjelang siang dan siang men'jemput malam tak ada wejangan - wejangan yang penting atau nasehat yang harus di patuhi karena keluarga latifah semua nya buta huruf serta buta agama.

yang ia talar hanya mandi,makan,tidur dan mem'batu pekerja'an orang tua .

itu pun tidak dengan zaman modern sekarang ini cara ia makan kadang tidak be'raturan tidak sesuai apa yang di ajarkan Nabi meng'gunakan tiga jari.

Ia kadang ter'lihat rakus dan kasar untuk me'ngunyah sebuah makanan, jika ada ukuran ikan kecil seperti betok yang di danau.., ia langsung mem'bakar nya me'makan dari buntut hingga ke'pala bahkan tulang sampai sirip ikan pun ia lahap.

Ter'kecuali singkong rebus yang biasa men'jadi sarapan baru latifah lembut untuk me'makan nya.

Ketika mega be'ranjak geser menutupi langit..., latifah ber'diri me'ngusap dan me'megang si barok burung hantu ke'sayangan nya kemudian ia me'nyemayam'kan di tempat biasa setelah itu barulah ia masuk dan tidur ke kamar nya.😴😴😴

Dan seperti biasa tempat ia ber'istirahat ha'nyalah papan ubin yang di lapisi sebuah anyaman tikar.

=================

bersambung>>>>