webnovel

Alasan

"Zean menaikkan alisnya.

Kamu sudah membangunkan juniorku, Bara aku sudah tidak tahan melihat tali itu," Zean mengambil cepat, ia mengendong tubuh Bara yang sudah ia tidulan tadi.

Zean membawa Bara ke bangku yqng berada di pojokan.

Kemudian Zean mengikat bara di bangku itu.

Bara pun pasrah saja di ikat oleh  Zean.

Ia teesenyum manis di hadapan Zean.

"Auh , shit! Berhentilah peria kecil bertingkah manis seperti itu, itu sangat," Zean tidak melanjutkan ucapannya. Ia langsung menyosor mulut Bara dan menciumnya sebentar.

"Are you ready to play with me," Zean tersenyum, Begitu pun dengan Bara yang ikut tersenyum.

"Apakah kau menikmati permainanku?"

"Aahh Zean!"

"Ahhh," desah Bara.

"Suara itu sangat merdu," Zean memasukkan venisnya ke venis Bara.

"Anggap saja ini sebagai balas budimu Bara terhadapku," ujar Zean berbisik.

Plokk... plokk...

"Zean jangan sampai adikku lecet," ujar Bara pelan.

"Tenanglah juniormu aman," Bisik Zean suaranya berat.

"Aku akan menyelesaikan hukumanmu," Zean bangkit dari depan Bara, ia memakai kembali celananya, dan merapikan dirinya, barulah Zean melepas ikatan Bara, Zean membenarkan celana Bara, ia kembali membawa Bara ke atas tempat tidur.

"Apa kau menikmatinya?"

"Aku telah balas budi untukmu."

"Hmmm."

***

Angga baru menyadari ada yang aneh bahwa semenjak setelah pesta di 3hari yang lalu, kabar Bara tidak ada terdengar. Bahkan sejak itu pula Bara tidak masuk sekolah.

"Aneh, tumben tumbenan Bara tidak hadir 3hari tanpa kabar, aneh biasanya juga Bara selalu ngasih surat keterangan kalau dia tidak hadir," ujar Angga mengetuk ngetuk kecil meja.

"Ze, Ze... Zean, an," teriak Bara mencariin Zean di seluruh ruangan.

"Zean, an," pqnggilnya lagi.

"Tumben tumbenan kemana ni orang?"

"Ze..."

Bara mendekat ke kamar Zean.

"Aku di kamar, uhuk uhukk," ujar Zean di lanjutkan batuk.

Bara membuka pintu kamar Zean secara cepat.

Aku melihat Zean yang tidur di balut selimut, aku pun mendatangi Zean ke tempat tidurnya.

"Zean kamu sakit?" tanyaku memegang kening Zean.

"Tidak terlalu, aku hanya flu saja," Zean melihat tampilan Bara yang sudah siap siap ingin ke sekolah.

"Apakah kau ingin pergi sekolah?"

"Ia, aku mau ke sekolah, sudah 3hari aku tidak masuk."

Zean tertatih tatih duduk yang di bantu Bara.

"Makasih."

"Pergilah Bara, kalau kau tidak pergi sekarang kau akan telat."

"Aku tau itu."

"Bara," memegang tangannya.

Bara melihati tangan Zean yang berada di pergelangan tangan Bara.

"Jangan lupa pulang ya, aku menunggumu disini, dan satu lagi aku mencintaimu."

Bara mengangguk melepaskan tangannya dari genggaman Zean.

***

Bara pov:

Apa pun yang terjadi aku tidak ingin tinggal di sini lagi, aku harus benar benar keluar dari rumah iblis ini.

Bara mengambil tasnya dan cepat cepat pergi ke sekolah.

"Auww sebagian lukaku belum sembuh, aku juga lupa meminum obat peredang sakitnya," memasuki kelas.

"Bara," teriak Angga yang melihat Bara muncul di depan pintu, dengan bahagia ia menghampiri Bara.

"Astaga Angga untung aja jantung aku ga copot."

"Aku itu antusias tau karena kamu hari ini sekolah."

"Trus? Ada kejutan ga?" tanya Bara senyum.

Hahaha, tawa mereka berdua.

"Eh ia Bara kamu kenapa ga sekolah selama ini?"

"Soalnya aku," Bara bingung memberi alasan apa.

"Aku."

"Kenapa? Bar," menatap serius.

"Aku demam, ia demam," jawab Bara tidak serius.

"Tunggu," Angga mendekatkan wajahnya ke leher Bara.

"Kenapa?"

"Kenapa banyak begas bendolan, dan hitam hitam di lehermu?" Angga menanyakan curiga.

"Ouh itu hanya beka," ia diam.

"Sial itu bekas ciuman Zean," dalam hati Bara.

"Bekas di gigit nyamuk?"

"Nah ia benar."

"Ganas ganas ya nyamuknya."

"Ya begitulah."

Angga mengarahkan pandangan nya ke depan.

"Apa mungkin Bara melakukan hubungan."

Angga hanya pura pura tidak tau agar Bara percaya.

"Angga aku amu nanyak."

"Nanyak apa?

"Kamu tinggal di kos jugakan?"

"Ia memangnya kenapa?"

"Kamu di kosan punya teman sekamar ga?"

"Engga di kamar itu aku sendiri."

"Angga boleh ga nanti malam aku nginap di kosanmu?" ucap Bara serius.

"Boleh boleh aja, emang ada apa kok tumben gitu kamu mau nginap di kosanku?"

"Ga papa sih, soalnya di kosanku yang baru kurang nyaman aja."

"Yaudah deh, ehh ia," Angga menunjukkan anime comedi kepada Bara mereka berdua menonton anime itu bahagia.

Sangkinkan bersemangatnya tertawa Angga refleks memukul belakang Bara.

"Auww sakit," ujar Bara menarik nafas.

"Aku memukulnya terlalu kuat ya?"

Bara mengangguk.

"Duh inikan bekas luka aku yang di cambuk," dalam hati Bara.

Keduanya kembali menonton anime itu dengan heboh.

"Entah mengapa saat aku bersama Angga aku selalu mendapatkan kebahagian kecil, ia mampu membuat canda, berbeda dengan Zean yang selalu memaksaku bahkan Zean tidak pernah menghadiran candaan kecil seperti Angga."

***

"Udah ayo masuk, anggap aja rumah sendiri ya," ujar Angga membuka pintu.

Tingg... suara hp Bara bergetar, itu adalah notip masuk dari Zean yang berisi.

"Bara kenapa belum pulang?"

"Ini sudah waktunya pulangkan."

Bara hanya membiarkan pesan Zean yang terus terusan bermasukan ke hpnya itu.

"Bara kamu mau makan apa? Biar aku belikkan."

"Apa aja juga boleh, atau tidak samaan sama kamu aja," ujar Bara yang rebahan di atas kasur Angga.

Angga pun memutuskan membeli ayam geprek ke luar, sama seperti Angga, Bara ikut ke luar ke depan, ia pergi ke apotik membeli obat peredang.

***

Zean Pov:

"Mengapa Bara belum pulang," ia sedari jam bara pulang sekolah sudah memantau dari jendela, namun sayangnya bayang bayang Bara pun tak terlihat.

"Apa jangan jangan Bara menipuku, apa dia hanya memberikan alasan ingin ke sekolah padahal ia kabur, ahh sialan anak itu," murka Zean, keluar kamar.

Zean pergi ke kamar Bara yang tak di kunci, ia memeriksa seluruh kamar Bara yang masih lengkap bahkan pakaian Bara masih berada tersusun di dalam lemari.

Zean mengambil hpnya, dan lebih parahnya lagi Bara tidak membalas pesan yang dirinya kirim.

"Benar benar kurang aja," meremas hpnya kuat.

"Lihat saja aku akan menghukummu lagi," Zean mengirim pesan. Kali ini pesannya hanya centang satu.

"Apa apaan ini," geram Zean.

Bara sengaja tidak mengaktifkan hpnya, setelah malam barulah ia menghidupkannya kembali Bara melihat semua pesan yang bermasukan dari Zean, akhirnya ia membalasnya.

"Zean maaf, aku malam ini menginap di rumah temanku, karena kami memiliki tugas," membalas pesan Zean.

"Apa apaan ini, kenapa kau tidak memberi tahuku, dan mengapa kau baru membalas pesanku?" Zean membalas pesan Bara cepat.

"Zean sekali lagi aku minta maaf, aku tidak bermaksud aku hanya ingin fokus ke tugasku, maaf Zean aku akan mengakhiri pesan kita," selesai ia mengetik Bara langsung mengirimkannya, dan mematikan ponselnya itu.

Bara menarik nafas dalam.