webnovel

7. Pertikaian dan Kehilangan

" apa?, apa yang dirimu lakukan disini Mirei, seingat ku kita tidak memiliki janji bukan?, lalu apa keperluan mu disini "

tanya Sophie dengan nada amarah didalamnya

" A mother's feelings, cant never be wrong "

...

Itu adalah pertanyaan yang Sophie lontarkan pertama kali, dengan nada amarah menghiasi setiap kalimatnya, firasat Sophie ternyata benar sewaktu perjalanan kembali ke istana hatinya merasa tidak enak, dia merasa anak anaknya dalam bahaya karena itu ia memutuskan memutar arah kembali ke guanya, dia cemas akan anak anaknya.

" hmm yah itu, aku hanya hmmmm....sial, oke keberadaan ku disini alasannya karena "

dikarenakan Mirei yang tidak tau lagi alasan apa yang harus ia gunakan, maka belum selesai Mirei berujar dirinya malah menyerang Sophie secara terang terangan, menggunakan cakarnya.

Sophie yang saat itu tidak dalam posisi yang siaga, terkena serangan mendadak tadi kulitnya mengeluarkan darah dari luka goresan Mirei.

sehabis serangan tadilah Sophie langsung bersiaga, ternyata Mirei tidak bisa diajak bicara pelan pelan.

" Mirei, aku tidak akan segan segan kali ini "

amuk Sophie seketika dia menerjang Mirei, menarik tangannya ingin mencakar Mirei yang ada dihadapannya, Mirei dengan cepat berusaha menghindari terkaman Sophie, ia melompat lalu terbang, di atas sana Mirei menghirup udara banyak yang ia langsung tembakkan menuju Sophie.

tzuaaaan...

suara tembakan laser itu menghancurkan tanah disekitar arena, tapi Sophie dia menahannya menggunakan sihirnya.

" Bur, barartos "

kalimat Sophie lalu seterusnya diikuti dengan tanah yang hancur tadi saling menyatu membentuk sebuah bola raksasa terbang yang serangannya langsung menargetkan Mirei di atas sana.

Mirei terbang dengan gesit menghindari tembakan batu raksasa itu, Mirei tak tinggal diam dia juga menggunakan sihirnya.

" sulpter ranisy, Lin Rista, tysniia, livirant " mantra demi mantra diucapkan Mirei, angin sejuk mulai saling menarik membentuk awan mendung dengan tiba tiba yang muncul lalu menutupi langit kala itu, suara gemuruh petir pun mulai terdengar menjadi tanda itu akan menjadi badai, tapi bukan hanya sekedar badai biasa saja badai satu ini adalah badai jarum sihir.

Sophie yang tau jika dirinya tidak memikirkan sesuatu rencana, maka ia akan terluka parah akibat sihir besar ini, Mirei berfikir dengan cepat sebelum badai jarum itu mengarah padanya.

Dia tau, sihir ini adalah jenis sihir yang penggunanya tidak bisa melakukan apa apa selain terus membacakan Mantra nya, Karen itu Sophie mendapatkan ide yang bisa mengakhiri ini semua.

" Sancti vincula animam suam ligant "

rantai bewarna emas, keluar dari atas kepala Mirei, menjulur lalu mengikat diri Mirei.

" apa ini, lepas apa apaan rantai ini, kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan akhhhhgggg "

Racau Mirei akibat lilitan rantai ini, dirinya tidak bisa lepas bahkan bergerak saja dia merasa kesakitan.

" Mirei sekarang katakan, apa tujuan mu ada disini, dan alasan kenapa kau menyerang ku "

pertanyaan Sophie kepada Mirei apa yang menjadi tujuannya berada disini lalu, dalam maksud apa dia menyerang Sophie tanpa aba aba seperti tadi.

" akhhhghh... aku tidak memiliki alasan sendiri akhhhggg... hahhhh, sebaiknya kau tanyakan pada anak buah ku "

balasan Mirei bersamaan dengan erangan kesakitan akibat rantai yang mengikat dirinya, tunggu anak buah? Sophie baru menyadari Mirei tidak lah seorang diri dia bersama dengan anak buahnya di samping, lalu dibelakang nya.

bughh, bugh bugh.

Suara hantaman batu besar yang, Drake lempar mengarah tepat pada Sophie yang mana lemparan itu berhasil membuat Sophie jatuh tersungkur, dengan begitu pula dengan sihir rantai yang mengikat Mirei sedikit melemah sehingga mampu Mirei putuskan dengan mudah.

crakk..crkkkkaaa..trannng..

suara rantai yang putus, Mirei akhirnya terlepas dari ikatan rantai itu, tanpa menunggu lama langsung ia menerjang Sophie, ditarik tubuhnya lalu dibawa terbang keatas sangat tinggi, Mirei akan membanting tubuh Sophie dari jarak sejauh ini.

" Selamat tinggal Sophie "

kata kata tadi dilengkapi dengan senyum kemenangan dalam hati Mirei, tapi kesenangan Mirei jadi terusik seketika dengan kedatangan penganggu.

" cleum clamor "

sebuah mantra yang diucapkan tadi membuat tubuh Mirei kaku tak dapat digerakkan, dikarenakan tubuhnya yang tak bisa bergerak membuat diri Mirei langsung terjatuh bersamaan dengan Sophie yang ia bawa. tubuh mereka berdua menghantam tanah dengan sangat kuat, membuat diri mereka terluka dalam, beberapa bagian tubuh mereka terasa sakit seakan-akan telah hancur akibat hantaman yang begitu keras.

" Dasar naga terkutuk,sialan. Jika kalian tengah berkelahi berdua jangan pernah kalian ikut campurkan orang-orang desa disekitar sini, akibat ulah kalian para naga terkutuk seluruh penduduk desa tewas terbakar, kalian akan mendapatkan ganjaran nya karena telah membunuh semua orang di desa "

ucap seseorang yang tidak Mirei atau pun Sophie kenali, wujudnya berbentuk manusia tampan sembari memegang sebuah buku di tangan kirinya.

" boss, dasar manusia rendahan beraninya kau "

murka Drake yang dari tadi hanya diam, menyaksikan bos Mirei terluka parah membuat dirinya tidak bisa tinggal diam.

Drake menyemburkan nafas api dari mulutnya, tembakan tepat mengenai pria tadi tapi.

" jika hanya segitu serangan mu, maka tidak akan cukup walau cuma menggores sedikit tubuh ku "

serangan Drake ternyata berhasil ia tangkis dengan mudahnya, apa itu dia bahkan menghina Drake tidak bisa melukai tubuhnya segores pun.

" uknum promekto "

mantra sihir kembali di rapalkan, kali ini muncul bola bola bercahaya yang berterbang mengitari tubuh Drake, benda apa ini?.

" Sancti "

seketika bola bercahaya tadi meledak dengan kuat, bola tadi meledak secara bertubi tubi diri Drake melemah dikala diserang dengan bertubi tubi tanpa henti, orang itu hanya tertawa melihat Drake tak berdaya terkena ledakan.

ledakan tadi berakhir dengan diri Drake yang terbaring lemah tak bisa apa-apa, manusia tadi berjalan mendekat bersiap dengan serangan selanjutnya, tapi dengan sisa tenaga nya Drake menggunakan sihirnya.

" vocavitque "

sebelum dirinya berakhir dengan tertusuk pedang tepat di jantungnya oleh manusia itu,

dan begitulah akhirnya.

TAMAT

" oke anak-anak, cerita dongengnya sudah selesai yah, sekarang waktunya tidur "

" Past memory, Made you now "