webnovel

2. Darah naga

Di lain tempat, dari perkelahian Monrac dan Mafne terdapat,

Si ratu naga Sophie namanya.

" Ahh nyaman sekali rasanya air suci ini. " Sophie tengah merendamkan tubuhnya dengan nyaman, tanpa disadari ada bayangan sosok manusia tengah berlari mendekat dirinya.

  Si manusia terkejut disaat dia melihat ratu naga.

"siapa kau?"

Tanya Sophie keheranan dengan manusia satu ini, bagaimana caranya dia bisa sampai disini.

Padahal tidak ada jalanan setapak untuk manusia biasa melewatinya.

  "Bagaimana caramu bisa sampai di sini, dan kenapa kau terlihat gelisah" pertanyaan beruntun dari ratu Sophie

Akan tetapi Sophie lupa, dia tengah berbicara menggunakan bahasa Neigra.

  "Tolong diriku yang mulia ratu" jawab si manusia itu

tak disangka ternyata manusia itu bisa berbahasa Neigra, ini merupakan hal yang langka, bagaimanapun bahasa Neigra tidak sembarang bisa digunakan, bahkan para naga sekalipun jarang yang bisa memahami bahasa Neigra.

  Hanya kalangan atas saja yang mempelajari bahasa ini.

  Sophie menegakkan tubuhnya

" Apa kepentingan mu, dan siapa dirimu "

  Itulah yang Sophie ingin ketahui pertama kali, siapa manusia ini dan apa kepentingan dia berada disini.

  Wanita itu menundukkan dirinya dan terisak.

" Hikss.. yang mulia ratu,... Tolong diriku yang muliahkkk.srhkk rhhk "

Suara tangisannya memenuhi setiap perkataan yang dia ucapkan.

  " Yang mulia, hamba bernama Nana,, hikssks.... Kksss....  TolooOng hamba yaang mulia.....hasshhh.., hamba tengah melarikan diri, membawa anak hamba, dari kejaran makhluk jahat yang mulia hikkss "

  Suara tangisannya semakin kencang menyayat jiwa, cucur air mata tak lagi dapat dibendung.

" Makhluk jahat apa yang kau maksud, lalu urusan apa aku harus menolong mu "

Pernyataan Sophie yang enggan terlibat dengan permasalahan manusia dihadapannya saat ini.

Nana semakin membungkuk hingga wajahnya menyentuh tanah, dia memohon dengan sangat pada ratu Sophie.

" Saya mohon yang mulia, sa.. "

  Belum sempat Nana menyelesaikan

kalimatnya makhluk jahat yang dia bicarakan muncul.

  Sesosok makhluk gelap datang dengan mata hijau zamrud menyala, jubah usang panjang serta sebuah tanduk hitam di kepalanya.

    " Well well well, cukup kalian berbicara berdua, sekarang Nana berikan Jaemin padaku "

 

   DEG...., " Micezzo "

Isi hati Sophie, yang tidak menyangka sosok dihadapannya ini adalah Micezzo, jika boleh di jelaskan sedikit siapa dia, dia adalah bukti  bumi bukan lah tempat yang baik.

" Waaaw, aku senang yang mulia ratu mengenalku, terimakasih yang mulia ratu "

  Ucapan Micezzo sembari menunduk memberikan penghormatan.

" Apa urusan mu di bumi ini, Micezzo.

Kau telah diasingkan untuk selamanya dari bumi ini "

Suara Sophie tidak suka dengan kehadiran Micezzo, Sophie bahkan telah berdiri, bersiap melawan Micezzo.

Yang diajak berbicara geli entah mengapa, dia tersenyum dan berucap

" Wow, yang mulia perkataan mu begitu pedas, apakah begitu sikap ratu di hadapan pendatang "

Sophie mengerang keras, Micezzo membuat Sophie benar benar tidak suka padanya.

Sophie mengeluarkan aura naga, yang sangat padat mengelilingi tubuhnya.

" Ahh yang mulia kau begitu serius, aku tidak ada urusan dengan yang mulia ratu, aku hanya datang untuk Jaemin seorang "

Ucapan Micezzo sembari menatap Nana, yang melihat dirinya dengan tubuh yang bergetar ketakutan.

Sophie keluar dari kolam air panas dan berdiri membelakangi Nana, sepertinya Sophie harus segera menyelesaikan ini secepatnya.

Sophie menarik nafas dalam, lalu menghembuskan api biru dari mulutnya.

whuzzzzzzzzzzz...

Micezzo berhasil menghindari serangan Sophie, " aww nyaris sekali yang mulia ratu, sekarang giliran ku "

Micezzo mengeluarkan dua belati dikedua tangan nya, dia melompat dengan lincah, dan tsaat, satu sayatan mengenai Sophie. lalu seperti itu terus dia menyerang Sophie tanpa jeda sedikitpun, Sophie tidak dapat melihat pergerakan Micezzo ia secepat angin tak dapat Sophie lihat.

serangan demi serangan menggores tubuh Sophie, sekarang tubuh Sophie dipenuhi dengan banyak luka sayatan. Sophie kelelahan tidak bisa bertahan dengan kecepatan Micezzo,

" yang mulia, kukira kau lebih dari ini, ternyata kau hanya naga wanita biasa saja, untuk apa status ratu itu ada padamu, lemah "

hina Micezzo tanpa berhenti menyerang Sophie terus menerus, dia kira seorang ratu naga akan lebih kuat dari ini, ternyata oh ternyata hanya segini saja kemampuan dari yang berstatus ratu ini.

Micezzo tanpa sadar, telah membuat amarah Sophie naik, jika dia ingin maka baiklah, Sophie akan menunjukkan seberapa pantas kah dia untuk mendapatkan gelar sang Ratu.

" Micezzo, matilah kau "

Sophie mengumpulkan energi dia melingkari dirinya, lalu terjadilah guncangan yang hebat.

sampai sampai Micezzo menghentikan serangannya dia menatap Sophie senang, karena ini yang ia tunggu.

" lanjutkan Ratu, aku harap serangan mu tidak meleset "

kekuatan Sophie semakin menjadi jadi, guncangan yang terjadi pun semakin kuat.

ini lah batasan nya.

" rasakan Micezzo, huaaaaaaaakkk "

dunia seketika menjadi hitam putih, tembakan Sophie tepat mengenai diri Micezzo, tembakan sebesar itu tidak bisa dihindari Micezzo dia terjebak dan tamat lah

" Mori in Cere "

stzuuuummmm,..... suara cahaya yang menembus Micezzo, dirinya meledak lalu hancur menjadi serpihan debu, itu akhir dari Micezzo saat ini.

" hmm, hanya besar mulut saja, tidak sepantasnya kau berbicara dengan mulut busukmu "

kalimat Sophie menatap arah Micezzo yang telah menjadi debu itu, ternyata makhluk yang satu itu hanya besar mulut saja.

" akh, kkk "

rintihan suara manusia yang tadi memohon kepadanya, siapa namanya Sophie sudah lupa dia tidak ingat, karena sibuk melawan Micezzo tadi.

" apa yang terjadi, astaga kau berdarah!!! "

Sophie yang awalnya ingin bertanya malah terkejut dengan kondisi manusia di bawahnya ini, dia terkulai dan mengeluarkan darah dari rahimnya.

tanpa basa basi, Sophie mengangkat wanita tadi lalu ia masukkan kedalam air suci, yang mana bisa air itu bisa menyembuhkan berbagai luka, tapi air ini seakan tidak berpengaruh apa-apa pada wanita itu.

Bahkan air suci itu kini menjadi sedikit kemerahan, ini bukanlah pertanda yang baik karena air suci bisa menjadi ternodai, siapa manusia ini.

" yang mulia,, akkkhhh, tolong ambil anak ku, jaga dia ahhhhhhh "

rintihan suara sakit wanita itu membengung di telinga Sophie merasa tersayat mendengar permintaan wanita itu menjaga anaknya karena tau dia akan mati.

"saya mohon yang mulia....akkkkhh..h, saya hanya sebentarkkhh lagi "

teriakannya sekali lagi melolong panjang, dia tidak bisa membendung rasa sakitnya lagi dia ingin anaknya selamat hanya itu.

" Baiklah, sebagai calon seorang ibu aku akan mengerti perasaan mu "

Sophie merasa jiwanya sekarang meminta dirinya untuk menyelamatkan anak itu, entah perasaan dari mana tapi, dia yakin ini adalah pilihan yang tepat baginya.

" aperi ostium vitae " suara Sophie membacakan Mantra kuno, lingkaran sihir muncul dibawah kaki Sophie.

" Como acies nostra " Cahaya berwarna biru terang terpancar dari lingkaran sihir Sophie, dari arah dadanya keluar cahaya yang menyinari tubuh wanita tadi, ah iya namanya Nana nama yang indah.

tubuh Nana terbang cahaya yang terpancar dari dada Sophie membungkus Nana

" eam quod dare "

seketika ada cahaya yang menyinari tempat mereka, ini adalah sebuah mantra kuno memberikan apa yang ingin engkau beri.

Nana tersenyum untuk terakhir kalinya mengisyaratkan terimakasih kepada Sophie dan pada akhirnya dia mati.

Sophie hanya melihat wujud tubuh Nana, yang sudah tak bernyawa perlahan menghilang.

kini anak Nana berada didalam diri Sophie dia harap Nena, bisa menjadi adik yang baik untuk Kaka nya.

yah Sophie memberikan nama anaknya Nana sebagai Nena, mirip dengan ibunya.