webnovel

17. Keanehan dan Terjual

Oh iya Anta kok lama banget yah didalam udah berapa menit belum keluar.

"Jika masih punya waktu gunakanlah sebaik"

mungkin

...

Aku yang heran akan Anta yang dari tadi belum juga keluar, emang sebanyak apa buku didalam sampai Anta lama banget.

" Lou aku lihat Anta dulu yah, itu anak lama banget nggak keluar-keluar "

orang yang aku ajak bicara cuma menganguk lalu mempersilahkan diriku pergi ke gudang miliknya, aku menitipkan buku yang barusan aku beli pada Louis, lalu membuka pintu samping meja tempat Louis duduk dan masuk kedalamnya.

Aku cuma cukup berjalan lurus sebentar lalu belok kiri, dan disana ada tangga menuju lantai bawah tempat gudang buku-buku Louis, aku turun mencari Anta dengan keadaan lampu yang sudah menyala sepertinya Anta yang hidupin, oh iya gudang milik Louis ini malah terlihat seperti perpustakaan dibandingkan dengan sebuah gudang biasa, lihat ada banyak rak buku dan ada beberapa kotak kardus juga yang sepertinya berisikan beberapa buku juga.

Aku edarkan pandanganku ke sekeliling mencari Anta, eh tapi walau gini-gini ternyata gudang milik si Louis gede juga yah, apa jangan-jangan ini gudang sampe depan lagi, pikirku yang memang gudang Louis ini lumayan besar ketimbang gudang yang dimiliki di panti.

Tapi kok Anta nggak ada ini anak pada kemana yah?, " Anta, mana kamu "

ucapku yang bingung tidak bertemu dengan Anta sama sekali, tak ada tanggapan apa-apa dari perkataan ku barusan, ini Anta awas aja kalo udah ketemu aku jewer dia, bikin panik sama pusing aja itu anak.

Tapi memang aku yang tak beruntung kenapa tiba-tiba lampu gudang mati begitu saja, tsat semuanya gelap aduuuhhh ini gimana lagi takuttt.

" Anta jangan main main sama Kaka yah, Kaka nggak suka loh " sumpah kayaknya anta ngerjain aku deh, napa pake dimatiin lampunya kan jadi seram.

" Anta, awas aja kamu buruan hidupin lampunya sekarang "

aku was-was takut ada hantu yang muncul didepan wajah aku, hei aku bukan penakut yah cuman nggak berani aja sama yang namanya hantu, lagian kalo udah mati coba mati aja nggak perlu gentayangan segala kayak nggak ada kerjaan aja di bumi.

Yaudah pakai sihir aja dulu buat bikin penerangan sementara " Kirant " tangan ku seketika bercahaya sedikit sehingga bisa menyinari tempat dimana aku berpijak kali ini, kenapa kalian mau bilang aku kan nggak bisa pakai sihir gitu, heh aku masih bisa pake sihir yah cuman yah sihir yang tidak perlu kontrol tinggi, dan untuk sihir Kirant tadi itu sihir cahaya sederhana dimana aku harus menggunakan media yang bisa untuk dimasuki cahaya, dan karena sihirku belum stabil jadinya aku tidak bisa memindahkan cahaya ke sebuah benda lain, karena itu aku menggunakan kedua tangan ku sebagai media cahaya nya, jadi aku itu masih bisa pakai sihir walaupun tidak maksimal.

Balik dengan keadaan aku yang masih terselimuti kegelapan, entah kenapa suasana nya makin horor bulu kuduk ku berdiri ketakutan, tats tiba tiba lampu gudang ini kembali menyala aku cukup senang karena keadaan lampu yang menyala, ku lihat arah lampu yang menyala itu entah kenapa tapi saat aku melihat kebawah aku malah terkejut " akhhhg,. Anta kammmmuh " teriak ku terkejut seketika karena melihat Anta tepat berada di hadapan kaki ku, ni anak yah udah ngilang eh tiba tiba muncul malah bikin kaget aja, sosok yang berada dihadapan Lian adalah anta yang telah memegang sebuah buku di lengannya.

" Udah dapat Nimarnya ? " tanya ku kepada Anta tapi kelihatan kalau buku yang Anta bawa bukan Nimar deh, apa aku salah lihat atau memang desain Nimar yang baru kayak gitu covernya entahlah, dan dikarenakan Anta hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ku tadi, aku mengganggap itu sebagai jawaban sudah ketemu nah sekarang ayo balik ke atas, lama lama di gudang Louis menyeramkan, aku nggak bakalan mau kesini lagi karena kejadian mati lampu itu.

Aku genggam tangan Anta membawa dirinya keluar dari gudang yang menyeramkan ini, kita pun keluar dari gudang itu mematikan lampunya lalu menuju keluar atau tepatnya tempat meja Louis berada.

" Oh, udah balik kenapa lama banget, udah sejam lebih loh "

tanya Louis kepada aku dan Anta yang baru membuka pintu disampingnya,

" Hah, satu jam perasaan tadi sebentar aja deh aku pergi, kamu jangan bercanda yah "

bingungku kali ini, ada apalagi sih aku loh ke gudang cuma paling 6 menitan nah ini Louis bilang nya udah sejam lebih mana gak bikin orang pusing coba.

" Lah lagian siapa juga yang bercanda, noh lihat " Louis menunjukan arloji yang berada pada sakunya kepadaku, dan aku kaget apa yang dikatakan Louis benar sudah lebih dari satu jam aku pergi ke gudangnya dan yang anehnya adalah aku cuma merasa kayak 5 menitan disana kok bisa, apa jangan jangan karena hantu agghhh.

" Yaudah dak usah dipikirin, Anta itu buku yang mau kamu beli kan "

Louis melihat Anta yang tengah memegang buku dan mengira itu pasti Nimar yang akan dibeli olehnya, Anta mengangguk lalu ia meletakkan bukunya pada meja kasir Louis, tampak Louis memperhatikan buku yang akan Anta beli ini.

" Wah Anta, tumben kamu mau beli buku seperti ini, biasanya beli Nimar "

Ucap Louis pada Anta setelah melihat buku yang akan Anta beli, " memangnya buku apa yang anta beli? " Tanya ku Aku juga penasaran dengan buku yang anta beli, biasanya kan nggak setebal itu Nimar tapi buku yang anta beli ini lumayan loh tebalnya.

" Ini, buku novel tumben Anta suka yang kaya beginian " bilang Louis kepadaku dan ia menatap Anta, wah ternyata sekarang selera nya si Anta sudah naik, menyukai buku novel begitu, " oh yah, wah Anta tumben kamu beli novel, biasanya cuma baca Nimar " ucap ku sedikit mengolok dirinya, dan Anta cuma bisa malu malu menutupi wajahnya itu.

" Ya udah Louis harga bukunya berapa " Setelah usai bercanda dengan Anta yah sekarang adalah sesi membayar bukunya karena memang seperti itulah seharusnya, "Khusus untuk Anta kali ini, paman akan kasih gratis bukunya hitung hitung pelanggan setia juga, sama kayaknya paman udah tau alasan kenapa Anta mau beli buku seperti ini ".

" Jangan, terlalu cepat menjadi dewasa "

karena engkau akan merasakan nya nanti