webnovel

16. Toko buku dan Buku baru

Akhirnya yang ditunggu-tunggu Michael mulai berbicara tapi yang ia katakan adalah ia minta izin pamit pulang karena sudah sore, aku yang udah capek juga diam-diaman langsung mengantar Michael sampai ke depan, disana Michael berpamitan dengan diriku sambil melambaikan tangan, setelah cukup jauh dan sudah tak terlihat lagi dari rumahku aku kembali masuk dan langsung menutup pintu rumah, aduh hari yang melelahkan aku harap besok bakalan baik-baik saja dan berjalan dengan lancar.

"Hari esok pasti akan datang dengan kejutan"

yang baru

...

aku memilih kembali masuk dalam kamar lalu mengunci pintu, lumayan melelahkan satu hari ini padahal nggak ngapa ngapain.

aku kembali merapikan barang

-barang yang sekiranya belum aku rapikan jadi setidaknya nanti malam aku tinggal santai saja karena keperluan ku sudah siap semuanya.

Sore hari pun menjelang aku yang sudah selesai merapikan kamar lantas ingin keluar membantu bunda dan bibi Jean, karena tadi siang aku tidak ada membantu sama sekali jadilah aku segera terburu buru menuju dapur tapi baru saja pintu kamar terbuka, sudah ada Anta yang menyapa didepan pintu dia berdiri melihat ku, aku kemudian berjongkok menyamai tinggi dengan Anta, memperhatikan wajah anak ini kenapa ada didepan kamar, lalu kalau ada perlu kan tinggal ketok saja pintunya " Anta udah bangun?, kenapa ada didepan Kamar Kaka ada perlu apa " tanya ku pada dirinya, Anta berjalan lalu memeluk aku, tanganya melingkari leherku, dia berucap pelan " mau beli Nimar baru, temenin "

sedetik kemudian aku berfikir Nimar hah, lalu setelah itu aku tersadar setelah ingat apa itu Nimar.

Oalah itu toh aku kira apaan, nah buat kalian yang belum tau Nimar itu apa, jadi gini Nimar itu kayak sebuah buku dongeng yang bewarna, nah si Anta ini suka banget baca buku dongeng kayak gitu, tak heran kalau kebanyakan buku dongeng di panti ini punya si Anta, soalnya orang orang suka hadiahin Anta Nimar, kadang Nimarnya dari hadiah paman Jansen, baik banget pokoknya paman Jansen ini, tapi Anta lebih seringnya beli sendiri pakai tabungan dia, karena katanya lebih suka buku yang ia beli sendiri daripada dapat dari hadiah.

aku yang biasanya selalu menemani Anta beli Nimar baru di toko buku, sama seperti sekarang ini dia meminta ditemani perginya, yaudah palingan sebentar doang jadi aku bisa bantu bantu bunda, " oh yaudah sini kita pergi nanti keburu malam ".

Sambil aku menggandeng tangan Anta berjalan pergi menuju toko buku, tapi sebelum itu aku menuju ruang tamu dulu, memberitahu bunda kalau aku dan Anta mau pergi ke toko buku membeli Nimar dan bunda tentunya memperbolehkan aku pergi.

Nah sekarang aku dan Anta lagi dalam perjalanan menuju toko yang menjual Nimar, selama perjalanan Anta dan aku bercanda berdua kayak nanti kalo aku nggak ada siapa yang masakin Anta atau siapa yang mau nemenin Anta kalo udah waktunya tidur kan Anta biasanya suka minta tolong dongengin aku Nimarnya, si Anta malu malu aja aku godain begitu karena itu memang adanya, tak terasa sudah lama kita berjalan dan akhirnya sudah sampai didepan toko buku langganan, karena saking seringnya beli Nimar disini.

Anta melepaskan genggaman tangan ku langsung ia berlari masuk kedalam toko meninggalkan aku diluar, kebiasaan emang si Anta kalo udah depan toko Nimar langsung ngacir pergi nggak perduli dengan yang lain.

Cling, suara lonceng pintu yang terbuka, aku masuk kedalam toko dan langsung disambut hangat oleh pemilik toko yang sedang berada dimeja kasir, dia Louis Qanteur pria berkacamata pemilik toko buku ini, perawakannya bertubuh tinggi, tapi badannya kecil dan kurus, hidung sedikit mancung, kulitnya berwarna sawo matang kontras dengan warna matanya yang berwarna coklat cerah.

" Hai Lian " sapa Louis pada Lian dengan tangan nya yang terangkat menyapa diriku, " Anta ada didalam, kayak biasa dia semangat sekali pas aku bilang ada banyak Nimar yang baru diantar kesini "

Louis sedikit terkekeh karena melihat diri Anta yang semangat sekali setelah mendengar berita itu.

Anta langsung berlari menuju gudang biasa dimana buku-buku yang baru datang dan belum di sortir berada, tenang dia sudah tau kok dimana gudang toko bukunya berada karena saking sering dirinya pergi kesini.

" Oh yah, pantasan dia nggak ada disini hehe " aku tersenyum mendengar hal itu Anta memang tidak bisa sabar setelah mendengar ada buku buku-baru tiba.

Disini lah aku dan Louis berbincang sejenak membahas kepergianku ke kota besok hari, Louis bergerak membuka laci mejanya lalu mengeluarkan sebuah buku yang lumayan tebal, dia menunjukkan buku itu padaku

" Ini aku ada barang bagus buat kamu, ini buku sihir lumayan buat kamu belajar disana, murah kok 30 gulden ajah " ternyata dia menawarkan aku sebuah buku sihir katanya ini cocok buat aku yang mau belajar sihir disana, lumayan juga sih sebenarnya toh aku juga lagi perlu barang kayak begituan, tapi masalahnya uang aku nggak cukup ini kayaknya Louis mau bikin aku bangkrut deh "gak bisa dipotong setengah kah harganya, ehe diskon pelanggan setia gitu " iya lah gila aja kalau nggak pake diskon harganya udah tiga kali lipat dari Nimar yang biasanya dibeli Anta, si Louis tampak berfikir sejenak dengan tangan yang berada di dagunya.

Semoga aja dia terima, terus kasih diskon soalnya kelihatan dari bukunya lumayan loh, dan juga kelihatan meyakinkan.

" hmm, yaudah karena kamu memang pelanggan setia disini, aku kasih kamu potongan harga 60 persen, jadi kamu cukup bayarnya 18 gulden aja, gimana "

akhir Louis memberikan potongan harga karena aku pelanggan setia dirinya

" oke deal aku ambil "

aku menyetujui harga yang diberikan pada Louis tadi, aku memberikan koin ku membayar harga buku tadi nah kan, kalo diskon gini pengeluaran aku tidak terlalu banyak untung Louis orang yang baik.

Oh iya Anta kok lama banget yah didalam udah berapa menit belum keluar.

"Jika masih punya waktu gunakanlah sebaik"

mungkin