webnovel

1. Awal mula

"puermeus natusest"

Sorak ramai berkumandang, memekakkan suara malam. Karena telah bergelarnya pesta yang sangat mewah karena pasalnya para naga mendapatkan kabar menggembirakan, sang ratu Naga Sophie, tengah mengandung anak.

Itu merupakan tanda kehormatan bagi bangsa naga, dan merupakan pertanda bahwa mereka tetap bisa mempertahankan keberadaan bangsa mereka.

Pesta para naga saat ini terlihat benar-benar luar biasa, banyak para naga yang berterbangan di angkasa, ada yang menghembuskan nafas apinya, membentuk lingkaran seperti cincin api, dan ada pula naga yang menari nari dibawah langit malam penuh bintang, dengan mesra.

Dari kursi singgasana Sang ratu hanya menikmati acara tersebut dengan tersenyum di samping Raja.

Raja yang menatap senyum manis sang ratu tampak bahagia melihatnya, tanpa sadar raja pun juga ikut tersenyum.

"Sayang apakah kau senang, selamat atas kehamilan mu, aku bahagia sekali".

Sang ratu kembali semakin tersenyum lebar "tentu saja aku senang lihat mereka, sangat menikmati sekali pesta ini, Dan terima kasih atas kebaikan mu, aku cinta kamu".

Raja tersenyum lalu mendekap sang istri dengan sayapnya lalu berujar, "terimakasih" dengan pelan

Si ratu melepas dekapan sayap itu lalu beranjak ingin pergi sembari berkata.

"Iya sama-sama, tapi aku ingin pergi berendam dulu, boleh kah?"

Tawa renyah sang raja "tentu saja boleh kenapa tidak, tapi jangan terlalu larut, karena kau sedang mengandung, apa perlu aku panggil pelayan"

Sang ratu juga geli dengan perhatian raja "tidak perlu, aku bisa jaga diri, okei dadah sayang".

Si ratu mengembangkan sayap nya lalu terbang menuju tempat, biasa ia berendam, mata air kehidupan.

Yah begitulah nama nya.

Di kepergian sang ratu, raja yang baru bangkit dari duduknya malah datangi, seorang pemantau.

Ia menunduk lalu berkata "Maaf mengganggu waktu bahagia mu raja, tapi ada yang harus saya sampaikan"

Raja terheran, tidak biasanya si pemantau memberi tau informasi secara langsung, biasanya melalui naga lain "ya tidak apa-apa katakan saja".

Si pemantau mulai membuka suara nya "Raja Para Golem dari colossal forest, tengah berhamburan keluar hutan, mereka terlihat terburu buru meninggalkan hutan"

Hah tidak biasanya para Golem meninggalkan hutan, apalagi dengan terburu buru seperti itu tanpa sebab

Tanpa pikir panjang, raja lalu memutuskan beberapa pasukannya untuk pergi melihat keadaan di sana dengan dirinya, lalu sebagian di perintahkan untuk menjaga istri nya di tempat pemandian.

Lalu mereka semua telah pergi mengerjakan tugasnya.

Sang raja dengan beberapa pasukannya mulai melihat kerumunan Golem yang tengah berlarian, mereka mendekat kearah hutan selatan mengecek keadaan sekitar.

Para pasukan nya diperintahkan untuk mengelilingi hutan tersebut mencari hal ganjal apa yang terjadi.

Raja juga ikut mengelilingi hutan, dikarenakan hutan selatan adalah Hutan terbesar, mereka jadi kesulitan dalam mencari penyebab Golem itu turun.

Tidak ada hal yang janggal dari hutan ini, iya belum.

Setelah cukup lama berada di udara raja mulai turun kedalam hutan, mengistirahatkan sayap nya, sembari ia berkeliling lagi.

Di tengah perjalanan nya beberapa pasukannya melihat raja berada di bawah, ikut turun.

"kalian menemukan sesuatu" tanya raja langsung begitu mereka turun.

Dengan tundukkan kecil mereka menjawab "tidak", Lalu hening terjadi.

Oke sepertinya ini menjadi lebih sulit, di tengah perjalanan mereka, sang raja mencium aroma aneh.

Seperti bunga Amerita, yaitu bunga yang hanya tumbuh di daerah sekitar naga tinggal.

Di barengi dengan aroma itu terlihat sosok tubuh tengah tergantung di dahan dahan pohon,

Sosok yang begitu mengenaskan kepalanya terputus dan isi dari perutnya berhamburan.

Oke sepertinya ini menjadi lebih sulit, di tengah perjalanan mereka, sang raja mencium aroma aneh.

Seperti bunga Amerita, yaitu bunga yang hanya tumbuh di daerah sekitar naga tinggal.

Di barengi dengan aroma itu terlihat sosok tubuh tengah tergantung di dahan dahan pohon,

Sosok yang begitu mengenaskan kepalanya terputus dan isi dari perutnya berhamburan.

Mereka terkejut, pada sosok yang tewas dengan mengenaskan itu Mother Dowd, si penjaga hutan colossal Dia terbunuh.

Pantas saja para Golem berhamburan, yang menjaga mereka telah mati.

Yang para naga tidak habis pikir bagaimana bisa, si pembunuh sempat sempatnya mengeluarkan isi perut mother , tanpa ada meninggalkan jejak sama sekali di sekitarnya.

Selang beberapa detik mereka menatap tubuh naas mother, tanah disekitar mereka seakan bergetar, secara tiba-tiba gundukan tanah naik seketika. Ada sosok yang keluar dari gundukan tanah itu yang terbang kemudian terlihatlah sesosok makhluk yang paling disegani seluruh penghuni hutan colossal.

Dia Geogier Mafne, seorang hakim yang mengadili makhluk hidup penghuni hutan colossal. ia berwujud seorang pria yang tampan, alis tajam, mata hijau zamrud, dengan aura hijau menggelegar di sekitarnya, dia tersenyum

" Owh seperti nya ada sebuah pembunuhan disini, dan dari apa yang kulihat hanya ada kalian saat ini, salah tidak jika aku menganggap kalian pembunuhnya."

Ucap si Hakim dengan tenang dan senyum di wajahnya yang tak luntur sedikit pun.

"Apa maksudmu Mafne, aku bahkan baru saja turun dan tidak sengaja melihat mayat mother itu"

Ucapan raja menggebu tidak terima dengan pendapat Hakim alias Mafne itu.

Mafne menaikkan senyuman nya, " satu atau dua kepala naga terlihat seperti bagus untuk menjadi pajangan, bukan begitu Monrac "

"Sia.." belum sempat membalas peryataan Mafne, ia sudah lebih dulu terbang, dan memposisikan untuk menghunuskan pedangnya tepat pada area jantung si Monrac.

Sang Raja alias Monrac itu dengan gesit menghindari hunusan pedang Mafne.

Ia lalu memerintahkan pengikut nya untuk terbang menjauh, agar tidak ada yang terluka biar Monrac saja yang melawannya.

" Segera terbang menjauh, biar aku saja yang menghadapinya " ucap monrac penuh penekanan, ia tidak ingin anak buah nya sampai terjadi apa apa, karena dia tau yang dihadapannya kini ialah Mafne hakim hutan colossal. Yang bukan sembarangan, bisa diremehkan kekuatannya.

"Tapi raja" kata pengikutnya serempak, tidak ingin meninggalkan raja nya seorang diri saja, menghadapi situasi genting seperti ini.

"SEKARANG JUGA, ATAU KALIAN YANG AKU BANTAI" Dengan lantangnya suara Monrac berhasil membuat para pengikutnya langsung terbang menjauhi area tersebut.

" Wah pemimpin yang baik, rela mati demi para pengikutnya, tenang aku akan mengabulkan keinginan mu itu " senyum Mafne tajam

Di saat percakapan itu selesai Monrac menyemburkan apinya kearah Mafne,

Mafne menghilang seketika itu, dan ia tiba tiba sudah berada di belakang Monrac

Tsaaat suara sayatan pedang berhasil mengenai Mafne, dan membuat luka pada bagian belakang leher monrac

Monrac, meringis sekejap lalu rasa murka seketika membakar dirinya, bisa di pastikan ia sangat serius akan membunuh Mafne saat ini, karena pasalnya tidak ada yang boleh membuat raja naga terluka, jika iya maka ia akan menerima ganjaran yang sangat berat. tidak perduli dia hakim atau sosok paling disegani sekalipun, itu telah tertulis dalam sejarah para naga.

Monrac lalu terbang keatas, lalu dengan cepat menyemburkan apinya, ia akan membakar habis hutan colossal bersamaan dengan Mafne didalamnya

Lalu terbakarlah Hutan colossal itu, hutan terbesar itu akan habis hangus terbakar tanpa sisa sedikitpun

tapi tak disangka ternyata Mafne berhasil melompat dari kobaran api tersebut lalu menuju si Raja, Monrac juga ikut terbang mendekati Mafne sembari mengeraskan cakarnya.

Ttsinnnnnnggg

Suara cakar dan pedang yang tengah beradu menjadi bukti perkelahian mereka