webnovel

Last Boss

Kenapa Iblis itu harus dibunuh? Pertanyaan itu muncul di kepalanya ketika ia diminta untuk mengisi kuisioner setelah dirinya berhasil mengakhiri game yang baru saja keluar kemarin. Edward, dia adalah seorang pelajar SMA tahun terakhir yang memiliki hobi bermain game. Dia adalah seorang maniak, hampir semua game yang dikeluarkan 2 atau 3 tahun sudah ia selesaikan. Game baru keluar, Aester World, ia menamatkannya hanya dalam waktu kurang dari 48 jam. Game menunjukkan credit staff yang terlibat bergerak ke atas sebagai tanda akhir dari permainan, namun ketika kredit selesai muncul sebuah pertanyaan. Ia berpikir jika itu hanya ulasan untuk iklan game mereka, namun semakin lama muncul pertanyaan yang semakin aneh. Hingga terakhir muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Kalau begitu, bagaimana jika Kamu menjadi Raja Iblis? Monitor seketika berubah menjadi warna putih, cahaya dari layar menjadi sangat terang daripada biasanya sampai membutakan matanya untuk sesaat, lampu kamar tiba-tiba menyala sangat terang lalu meledak. Ruangannya bergetar hebat seolah di terjang gempa, ia melompat dari kursi karena panik, berlari kearah pintu keluar. Ketika matanya terbuka, semuanya berubah. Tidak ada lagi ruangan sempit yang berantakan, tidak ada lagi cahaya monitor yang menjadi sumber cahaya ruangannya. Semuanya berubah, hanya ada ruangan luas dengan cat merah gelap, ranjang yang luas, dan seorang perempuan yang siap melayaninya kapan saja. Ia berubah menjadi Boss Terakhir dari game Aester World, mungkin itu terdengar sangat luar biasa namun tidak untuknya ketika tahu takdirnya akan berakhir di tangan sang pahlawan. "Jangan bercanda! Aku tidak mau hidup ku berakhir! Aku akan bertahan hidup dan mengubah takdir ku!"

Sonzai · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
181 Chs

Chapter 125 -

"Katakanlah, apa tujuan mu sebenarnya?"

Apa yang seharusnya tidak terjadi, apa yang seharusnya baik-baik saja, kini berubah menjadi sebaliknya. Lelaki bermabut perak itu tak bisa berkelak lagi dan harus mengakhirinya, demikian juga sama halnya seperti seorang kesatria yang berada tepat di depannya. Mereka berdua saking berhadapan dengan pedang yang siap untuk menebas satu sama lain.

"Bukankah sudah kukatakan semuanya? Tolong mengertilah."

"Mana mungkin diriku percaya dengan semua ucapan mu!"

Mereka tak memiliki jalan keluar, hanya ada satu jalan untuk mengakhiri segalanya. Salah satu dari mereka ... Harus kehilangan kepalanya.

**

[1 message]

Tulisan itu berada di dalam kotak biru transparan, mengambang tepat si depan pandangannya dengan titik biru yang berkedip perlahan di bagian bawah kotak biru itu–hanya dirinya yang bisa melihat hal itu.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com