Tak Lama Berselang Setelah Mereka Semua Pergi Dari tempat itu. Telepon genggam Ajun Komisaris Besar Polisi Wira Berdering.
" Wira…, Kearah Kantorku Segera…!"Kata Suara Diseberang sana.
"Siap, Pak …!"Sahut A.K.B.P Wayan Wira.
A.K.B.P Wira Segera Menuju ke arah tempat yang Diinstruksikan Sang Penelpon.A.K.B.P Wira Segera membuka Sebuah Pintu disebuah Ruangan. Ternyata Brigjend Suta sudah menunggu kedatangannya Bersama Kapten Catur dan Dua Orang Asing. Sepasang Lelaki dan Wanita Berpakaian Militer Luar negara.
A.K.B.P Wira Segera Memberi hormat Pada Brigjend Suta beserta Semua yang berada diruangan Itu.
"Apa Letnan Andrey dan Letnan Ivana Telah Kembali kearah Penginapannya...?"Tanya Brigjend Suta pada Wakilnya.
"Sudah Pak…!"Jelas A.K.B.P Wira.
"Ayo…, Silahkan Duduk...!"Perintah Brigjend Suta sambil melapangkan telapak tangannnya.
"Siap…"Kata A.K.B.P Wira bersama Kapten Catur hampir bersama.Lalu Semua Diantara Mereka mengikuti Instruksi.
"Begini,Wira dan Semuanya. Kapten Catur Membawa Kabar berita. Ini adalah Masalah Yang sedikit rumit kedengarannya.Sebetulnya Yang Kita Ajak berdiskusi Pagi Tadi Bukan Dari Kalangan Agen Rahasia.Tapi Mereka Berdua adalah Orang -Orang Staff Pemerintahan Dari Negara Rusia,Kolonel Alexei Ternyata Beliau Bukan berpangkat Kolonel.Juga Bukan Seorang Agen Rahasia.Tapi Beliau ini Berpangkat Seorang Jendral.Beliau Diculik dari Negaranya.Oleh Mafia Bernama Igor Medvedev, Padahal Beliau akan Berpidato Kenegaraan Di Istana Negara Beliau.Ternyata, Beliau.Jendral Alexei Karpovsky Sudah Berada di Negara Kita Sudah Hampir Tiga hari.Ini Penjelasan Dari Beliau Berdua ini,Dan Mereka Berdua inilah Agen Rahasia Utusan yang Aslinya.Ini Adalah Letnan Natasha Peshkova dan Letnan Andrey Bulgakov. Mereka yang kita temui Barusan Adalah Kurir Pembawa Uang Tebusan Bagi Jendral Alexei.Pangkat Mereka adalah Kapten Ivana Saraphova dan Brigjend Andrey Orlov.Sosok Kapten Ivana adalah Sahabat karib Lettu Dyah.Sekarang Kita Diujung dua Pilihan, Kita Membutuhkan Lettu Diah. Tapi Dilain Pihak Kita juga Harus Membantu Saudara dan Saudari Kita ini.Jadi Waktu Kita terbatas, Kita Membutuhkan Operasi yang akan dipimpin Oleh Agen Bhoma.Saya sudah yakinkan tadi pada Beliau berdua. Untuk Sementara ini Hanya Agen Bhoma dan Kawan -kawannya yang Bisa Kita Handalkan Menuntaskan Masalah ini dengan Cepat.Tapi Nanti Laporan Jurnalnya Saya Ingin Beliau -Beliau Ini yang Menuntaskannya.Sebab Menurut Beliau-beliau ini Kemungkinan Sosok Igor Juga Orang Suruhan,Tapi Setelah Jendral Alexei Bebas Kita Sudah tidak berhak lagi mencampuri Urusan Negara Saudara-Saudari Kita Ini.Kita Harus menjauh dari Ranah Mereka.Apa Bisa Dimengerti?"
"Siap…Pak!"Seru A.K.B.P Wira bersama Kapten Catur seraya Memberi Hormat pada Sang Atasan hampir bersama.
Lalu Semua Diantara Mereka mengikuti Instruksi.
"Nanti Setelah ini Kita Panggil kembali Agen Bhoma dan yang lainnya,Biar Agen Bhoma dan lainnya Juga Mengerti Masalah ini.Setelah Itu Besok Kita Satroni Rumah Dicky Tasman Di Kawasan Perumahan elit Jakarta.Sebab Menurut Informasi Yang Kita terima dari IPDA Gusti. Mereka Akan mengadakan Pertemuan Disana, Kemungkinan Besar Jendral Alexei Disekap Dirumah Tersangka Kita. Saya tetap Perintahkan Agen Bhoma dan Agen Pancatyana Kearah Mereka guna Mengeksekusi Dicky, Igor dan Anak Buahnya.Sedang yang lainnya Tetap Mencari Keberadaan Lettu Dyah.Di kawasan Sumatra.Jadi Itu Penjelasan Saya. Tetap pada Intinya.Jadi Selamat Bertugas...!"kata Brigjend Suta mengakhiri Pembicaraan.
"Siap Pak, Laksanakan…!"Seru A.K.B.P Wira bersama Kapten Catur seraya Memberi Hormat pada Sang Atasan hampir bersama.
..............................................
Hari Menjelang Sore Keenam Agen Dikumpulkan Kembali. Diruangan Rapat,Brigjend Suta, A.K.B.P Wira, Kapten Catur, A.K.P. Artha,IPTU Edy dan IPDA Gusti menunggu Mereka.Ketika Mereka Berenam datang segera menghormat. Para Atasan Mereka berdiri membalas hormat Mereka lalu Mempersilakan Mereka kembali Duduk menempati Tempat duduk masing -masing.
Lalu Atasan Mereka Brigjend Suta Memberi Pengarahan dan Menceritakan pada Mereka tentang Apa yang sebenarnya terjadi tadi Siang. Dan Mereka mendengar dengan seksama.
"Jadi Pak Kita Berangkat Besok…?" Kata Agen Pancatyana.
"Iya, Agen Pancatyana, Rencana tetap seperti semula...!"Jelas Brigjend Suta.
"Biar IPDA Gusti Memetakan Denah Rumah Tersangka.Dan Beberapa Titik yang Mungkin Dijaga Oleh Begundal -Begundal Bayaran Kedua Tersangka Kita...!"Sambung Brigjend Suta Seraya Melapangkan Telapak tangan kanannya pada IPDA Gusti.
IPDA Gusti segera mengeluarkan Laptop dan Proyektor yang Diarahkan kearah Tembok Bercat Putih dibelakangnya. Seketika Sinar Muncul dari Proyektor Terlihat Gambar Seperti Denah Rumah Beserta Sekat -sekat Ruangan.
"Jadi Begini Agen Bhoma dan Agen Pancatyana. Karena Anda Berdua yang Akan melaksanakan Tugas ini.Disetiap Titik Ini Mungkin Terdapat Penjaga-penjaga Dari Tersangka yang Kemungkinan Dipersenjatai Dengan Senapan Otomatis. Perkiraan Dari Bentangan Setiap Ruangan ini Mungkin Ada Dua sampai Tiga Puluh Orang atau Bisa lebih. Sedang Mungkin juga Letak Pertemuan antara Kedua Tersangka Berada Di Ruangan antara Ruang Tamu dengan Ruangan Kerja Tersangka Dicky. Tapi Menurut Agen Lapangan yang Kita Susupkan Diantara Anggota Mereka. Kemungkinan Besar Keberadaan Jendral Alexei Karpovsky Berada Tidak Jauh Dari Ruang Kerja Tersangka Dicky. Jadi Saya Yakin, Ada Bentuk Ruangan Rahasia Guna Menyekap Korban,Yakni Jendral Alexei Karpovsky.Saya Yakin Juga,Lusa Kapten Ivana dan Brigjend Andrey Orlov akan datang Berkunjung Guna Memberikan Uang Tebusan pada Mereka.Jadi Sebelum Uang Tebusan itu sampai, Anda Berdua harus Segera Mengeksekusi Kedua Tersangka dan Anggota-anggotanya.Itu Ulasan Saya,Kemudian Masalah Kepala Divisi Dyah.Kemungkinan besar Lettu Dyah Sekarang Disekap Disebuah Gudang Tua bersama Banyak Wanita lainnya. Nanti Didaerah Sibuhuan,Sumatra Utara.Disana Ada Saudara dan Saudari yang Menjemput Agen Anchakagra dan lainnya.Bernama Kapten Deni Silaban dan Letnan Lidya Hutapea.Selanjutnya Saya Serahkan Kembali Kearah Bapak Pimpinan dan Wakil Pimpinan. "Jelas IPDA Gusti.
"Terima kasih Atas Informasinya IPDA Gusti.Jadi Jika ada pertanyaan, Saya persilahkan?"Kata A.K.B.P Wira.
"Tidak Ada Pak…!"Kata Agen Pancatyana Mewakili Semua.
"Baiklah Kalau Begitu Rapat ini, Saya Bubarkan…!"Kata Brigjend Suta Mengakhiri Pertemuan.
Lalu Mereka Semua Saling Menghormat dan Keluar dari Ruangan itu.
…..............................................
Pagi Menjelang Siang Bhoma dan Saudara-saudaranya Diinstruksikan Oleh Kapten Catur Menuju Sebuah Ruangan. Dalam Ruangan Itu Terdapat Berbagai Senjata dan Banyak Senapan Otomatis yang Diletakkan di sebuah Meja panjang.
"Saudara Bhoma dan yang lainnya, Disini Mungkin ada Perlengkapan yang Mungkin Nanti Anda Sekalian Butuhkan? "Tanya Kapten Catur.
Lalu Mereka melangkah Kearah Meja. Bhoma dan Pancatyana Mengambil Sepasang Golok Jenis Machete. Lalu Anchakagra, Yayahgriwa, Maudara dan Amisundha Masing -masing Berlaku sama serta juga Mengambil Sepasang Pisau Tempur.
"Apakah Saudara -saudara Tidak Memerlukan Senjata Otomatis.Mungkin,Agen Bhoma dan Lainnya…?"Tanya Kapten Catur Kembali.
"Saya Rasa ini sudah Cukup Pak…!"jawab Bhoma tersenyum sambil Mengayun -ayunkan pelan Golok ditangannya.
"Jangan Pak, Ini Adalah Budaya Orang Indonesia…"Kata Amisundha.
"Maksudnya Bagaimana Agen Amisundha?"
"Seperti Nonton Film Silat Jaman Dahulu Pak?"jawab Yayahgriwa sambil Tersenyum.
"Iya…,Nonton Film Apa…? "Tanya Kapten Catur Heran.
"Anu Pak,Itu Jaka Sembung,Si Pitung, Si Ji'ih,Babad Tanah Leluhur,Satria Madangkhara.He…he…he…!"Kata Anchakagra sambil Cengengesan.
Membuat Kapten Catur berkacak pinggang tersenyum melihat ulah anak buahnya.
"Lho Masak Bawa Golok Jagoannya, Ningsewu itu Bawa Kujang.Yang diBabad Tanah Leluhur, Itu Senjatanya Orang Jawa barat…"Tanya Maudara.
"Lha Itu Tjoet Nya Dien,Teuku Umar, Panglima Polim Berarti Orang Jawa barat,Mereka Bawa Kujang …?"Tanya Amisundha polos kepada Saudara nya.
"Itu Pahlawan Nasional dari Aceh,Dimana Nama Bangsawan Orang Jawa barat, Teuku sama Tjoet, Yang dibawa bukan Kujang tapi namanya Rencong. WAduuohh…Kamu ini Sebetulnya Masyarakat Nomor Berapa, Sich?"Kata Maudara sambil geleng -geleng kepala.
"Oooo …,Lha Berarti Pangeran Antasari Itu Orang Jakarta. Ya…?"Tanya Amisundha lagi.
"Loh Itu Pahlawan Nasional dari Kalimantan, Memang kenapa?"
"Kok Dia bawa Golok Waktu melawan Penjajah di gambar buku sejarah anak S.D?"sambung nya lagi.
"ITUUU…NAMANYA…MANDAU…,SENJATA KHAS ORANG KALIMANTAN, HEHHHHH…!!"Teriak Yayahgriwa sambil menjewer telinga Saudaranya.
"Ooooo…tak kira kalau Golok.Hhe…Hhe…Hhe…!"Kata Amisundha cengengesan sambil menggaruk- garuk Rambutnya.
"EMOSI AKU PUNYA ADIK BODO KAYAK KAMU…!!"Kata Maudara Mencubit pipinya Amisundha.
Amisundha Meringis lalu Menggosok gosok pipinya.
"Ya kalau Emosi, Nanti Kita Beli ES Selendang Mayang yach…,Biar Kepalanya Dingin,iya …,LOh…iya...,Tapi Paling Keren Si Buta dari Goa Hantu.Kemana mana Bawa Tongkat Yang juga jadi senjata sama Sahabatnya, Kira -kira Sahabatnya Si Buta Mirip Siapa Ya…?"Cerita Amisundha polos.
"MIRIP KAMU…,JUDEG AKU LIHAT KAMU, HEHHHH…!"Teriak Anchakagra sambil Menunjuk Hidung Amisundha Adik bungsunya.Amisundha tersenyum sambil terus menggaruk -garuk Rambut kepalanya.
"Kena Effect Sehari gak Melihat Cewek Cantik, Pak Kapten.Iya, Gini ini…Terjadi Pertempuran antar Saudara.Hadeww…!!"kata Yayahgriwa sambil menepuk-nepuk Jidatnya dengan telapak tangan kanannya.
Kapten Catur, Bhoma dan Pancatyana tertawa terbahak -bahak Melihat Ulah Keempat Anak buah Barunya dan Saudaranya.
"Iya-iya,Sudah…Baiklah…Jika Sudah Tidak ada yang diperlukan lagi.Kita segera kembali.Hadeww…,Hha…Hha…Hha…,Ada Saja Ulah Kalian Berempat Ini,"Membuat Kapten Catur yang berkacak pinggang tertawa melihat ulah anak buahnya.