"!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
"dimana Eden!?"
tanya Louise menggebu, ia tak habis pikir bagaimana bisa Chris hanya datang bersama Marco tanpa Eden.
Chris tertunduk lemas, ia tak berani menatap siapapun seolah menyesali apa yang telah ia lakukan, ia berlutut dihadapan semua orang yang melihat kearahnya sembari berkata,
"maafkan hamba..."
ucap Chris pelan.
Louise tak bisa berkata apa-apa, ia masih tak percaya dengan jawaban Chris.
'tik..tik...tik..tikkk' 'zzzraaasssss'
rintik hujan mulai turun dan kian lama semakin membesar membasahi semuanya.
Louise kemudian memanggil kerberos dengan siulan khasnya, awalnya ia akan meminta kerberos mencari dengan cara mencium bau dari benda milik Eden namun karena hujan turun begitu lebat sehingga Indra penciuman kerberos terhalang.
ia sendiri yang menaiki kerberos untuk mencari Eden, diikuti oleh white dan blue yang juga mencari dengan mengandalkan indera penciumannya.
Arthur memilih untuk tetap tinggal selagi Louise pergi, untuk berjaga-jaga bila Eden datang ataupun bila Noah datang mempertanyakan tujuan the Great Aztec membawa prajurit dalam jumlah besar ke perbatasan.
Louise terus memacu laju kerberos, pandangannya sedikit tidak fokus karena hujan yang terus mengguyur pepohonan hutan disepanjang jalan yang ia lewati.
meski demikian Louise tetap bertekad untuk menemukan Eden dalam keadaan hidup tentunya, ia mengarahkan lajunya menuju halaman belakang istana Assiria.
sampailah Louise di tempat yang ia tuju, namun ia tak bisa menemukan Eden.
keadaan disana begitu kacau, banyak mayat tergeletak bersimbah darah terkena panah.
setelah dipahami Louise mengenali anak panah yang menancap pada mayat para prajurit, panah dengan ukiran khas yang hanya dimiliki oleh Eden.
kali ini Louise percaya bahwa Eden berhasil menghalau serangan bahkan mungkin Eden telah membuat terkejut seisi istana, itulah yang ada dibenak Louise saat ini.
tak ada orang yang bisa ditanyai, kali ini Louise hanya mengandalkan intuisinya untuk mencari Eden, ia kembali menaiki kerberos dan mengarahkan lajunya ke dalam hutan.
'eden, aku pasti akan membawamu kembali'
ucap Louise dalam hati.
* * *
(di tengah hutan)
Eden terus berlari melewati semak-semak, ia memilih rute tersebut karena sempit dan tidak memungkinkan untuk di lalui kuda.
semak-semak adalah jalan yang paling aman bagi Eden saat ini untuk menghindari pengejaran Noah dan prajurit Assiria.
lukanya semakin parah, darah terus mengalir keluar dari tubuh hingga membuatnya semakin kehilangan tenaga.
nafasnya mulai terengah-engah, Eden memutuskan untuk duduk sebentar dibawah pohon.
'tik..tik..tik..' 'zzzraaasssss'
suara air hujan berjatuhan menghujami tubuh lemah Eden, ia tergesa-gesa membalut lukanya agar tak mengeluarkan darah lagi.
'srrrkkkkk'
selesai, lengan dan kakinya terbalut rapih, darah yang mengalir kini telah berkurang.
sambil menata nafasnya, Eden menatap ke atas sembari menikmati air hujan yang terus membasahi tubuhnya.
tak terasa Eden menitihkan air mata namun tak terlihat karena bercampur air hujan, Eden tak mengerti perasaan apa yang sedang ia rasakan.
sambil menguatkan diri sendiri, Eden mulai bangkit dan kembali melanjutkan pelariannya.
kali ini tenaga Eden mulai pulih, ia berlari sekencang-kencangnya, sejauh mungkin agar tak ada seorangpun yang dapat menemukan keberadaan dirinya.
tibalah Eden di sebuah hutan berkabut, hutan secret tepat berada dihadapan Eden.
namun Eden sendiri tak tahu hutan apa yang ada dihadapannya tersebut.
Eden memutuskan untuk memasuki hutan tanpa rasa curiga sedikitpun.
Eden melangkah memasuki hutan, bagi Eden hutan tersebut begitu asing baginya, suasananya sedikit mencekam dan berkabut namun Eden menguatkan hati dan terus berjalan.
"Eden"
suara seorang pria memanggil, Eden terdiam, ia tak langsung merespon dan terus berjalan.
"Eden"
lagi, suara seseorang memanggilnya, Eden menoleh sambil mencari darimana asal suara tersebut.
"Eden"
lagi-lagi suara asing memanggil namanya.
"siapa disana!"
sahut Eden lantang namun tak ada yang merespon
"keluarlah!"
ucap Eden mencoba mencari tahu dari mana suara tersebut karena ia merasa terganggu.
kali ini tak ada respon yang berarti, Eden kembali melanjutkan perjalanannya dan terus masuk ke dalam hutan.
"Eden"
suara itu kembali terngiang di telinga Eden, ia berhenti sejenak dan menutup matanya.
ia terus mendengarkan suara yang memanggil namanya, ia memusatkan pikirannya.
dalam benak Eden suara tersebut sangat tak asing, ia pernah mendengar suara tersebut disuatu tempat.
'Eden...Eden...Eden...' suara lirih terus bersautan dalam pikiran Eden, semakin jelas terdengar seperti suara seorang pria.
lama kelamaan bayangan samar-samar terlihat dalam benaknya, terus mendekat, semakin mendekat dan
'Eden, nama yang cantik'
ucap seorang pria sambil tersenyum
sebuah kalimat yang membuat mata Eden terbuka, ia teringat seseorang
"Louise!!"
ucap Eden terkejut melihat
"Louise, itu kau"
ucap Eden seolah tersadar, ia kini mengingat Louise, pria yang pernah ia temui adalah seseorang yang tetap tinggal dalam hati dan pikiran Eden meskipun ia telah kehilangan ingatan.
Eden tak menyadari bahwa Louise selalu ada dalam benaknya.
'aku harus mencari Louise, entah kenapa tubuh ini tak pernah ingin mengindari ataupun menolak kehadiran Louise'
gumam Eden sambil mengingat-ingat pertemuan keduanya sebelumnya
'dia pasti tau tentang siapa Eden yang sebenarnya, mungkin saja Louise bisa membantu ku mengingat semuanya'
gumam Eden dalam hati sambil terus berjalan menyusuri hutan.
* * *
(di perbatasan)
Diana dan Laura datang sambil menuntun Lucas, mereka akhirnya tiba setelah berjalan lama.
"Lucas!"
ucap Justin dan Marco terkejut melihat kedatangan Lucas dengan beberapa luka di tubuhnya.
keduanya bergegas menjemput Lucas dan membantu memapah tubuhnya menggantikan Diana dan Laura.
"dimana dia?"
tanya Lucas tentang kondisi Eden
Marco dan Justin tak menjawab, keduanya terus mengarahkan Lucas menuju Cecilia agar Lucas bisa segera di obati.
"katakan apa yang terjadi padanya?"
semuanya bungkam dan tak ingin membicarakan Eden.
"tenanglah, kakakku sedang mencarinya.."
jawab Arthur mencoba menenangkan emosi Lucas.
Lucas pun merasa bersalah, karena dirinya Eden harus mengalami hal-hal buruk sampai harus masuk ke dalam istana dan tertahan oleh belenggu Noah selama beberapa bulan.
sembari menjalankan prosedur pengobatan, Lucas meniup sebuah taring yang merupakan peluit pemanggil serigala Arctic.
tak berselang lama kawanan serigala datang, Lucas berdiri, ia berjalan menghampiri pemimpin serigala dan memintanya untuk mencari Eden.
setelah menerima perintah, kawanan serigala tersebut pergi mencari Eden, mereka berpencar dan menyusuri wilayah hutan Assiria.
* * *
Louise dan Noah sama-sama berpacu dengan waktu, keduanya sama-sama tak ingin melewatkan kesempatan untuk menemukan Eden.
hujan mulai berhenti, kerberos mulai mengendus-endus untuk memastikan keberadaan Eden.
tanpa diperintah, kerberos menuju ke wilayah hutan secret dan Louise mengarahkan kerberos untuk berlari lebih kencang agar cepat sampai.
sedangkan Noah yang mengandalkan intuisi bergerak menuju wilayah hutan secret.
ia menduga bahwa Eden akan menuju ke sana karena wilayah tersebut paling dekat dengan hutan perbatasan Assiria, Noah terus mengarahkan laju kudanya agar cepat sampai.
kabut mulai menyelimuti hutan dan membatasi pandangan siapa saja yang melintas tak terkecuali Louise dan Noah.
keduanya sedikit kesulitan untuk melihat situasi yang berada dihadapan mereka.
setelah beberapa lama, Louise dan Noah sampai bersamaan namun di lokasi yang berbeda.
Louise berada di sebelah Utara sedangkan Noah berada di sebelah selatan wilayah hutan secret.
di saat yang bersamaan Eden berhasil keluar hutan secret.
jarak pandang kala itu hanya 5 meter saja, Eden melihat bayangan di hadapannya.
bayangan seorang pria yang berdiri tegap seolah sedang menunggunya.
"!!!??????!!!!!!!???"
mohon maaf untuk pembaca setia laluna, seminggu terakhir ini author sedang ada proyek karya tulis lain sehingga Laluna absen menerbitkan bab baru, untuk itu author akan segera menerbitkan bab selanjutnya tepat waktu.. terimakasih banyak atas dukungan untuk author selama ini, semoga pembaca tetap menyukai Laluna..