webnovel

Laluna

kehidupan bahagia bersama keluarga tidak seperti yang ia harapkan, semuanya berubah dalam satu malam. Eden Georgia Ludwig dijadikan persembahan untuk dewa, dikirim ke neraka dunia demi menyelamatkan kotanya. tak disangka ia berhasil diselamatkan oleh tiga orang yang memanggilnya "nona". hidup sebagai perempuan normal hal ini lah yang menjadi keinginan besar Eden setelah berhasil selamat di dunia asing tersebut namun ia malah harus terjerat dengan ikatan pernikahan seorang tirani kejam dan harus melaksanakan misi besar di masa depan

msrully · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
93 Chs

Kerjasama

baik Louise maupun Arthur keduanya terkejut mendengar pesan yang disampaikan oleh Marco.

Marco kemudian menceritakan kejadian yang mereka alami selama di Assiria, dan juga mengenai awal ditemukannya Eden.

awalnya Louise dan Arthur tak ingin mudah percaya dengan cerita Marco namun dengan ada nya gelang di tangan mereka tentu saja menegaskan bahwa Eden benar-benar membutuhkan bantuan.

masalahnya kini Marco masih tidak mengetahui siapa yang membawa Lucas dan juga Eden, karena mereka berdua sama sekali tak memiliki petunjuk apapun.

ditambah tidak memungkinkannya Louise untuk meminta bantuan pada Noah mengingat hubungan pribadi keduanya yang sempat memanas karena Eden menghilang.

untuk itu mereka mulai menyusun rencana, langkah pertama yang akan mereka lakukan ialah datang ke Assiria.

karena Louise memiliki banyak pekerjaan yang tak bisa di tinggalkan maka ia mempercayakan penyelamatan Eden pada Arthur.

Arthur menyanggupi permintaan kakak nya tersebut, rencana selanjutnya adalah Arthur akan menemui Noah dan meminta bantuan bila diperlukan.

bila berbicara mengenai Eden tentu saja Noah tidak akan menolak permintaannya.

Louise berencana akan menyusul Mereka segera setelah ia menyelesaikan tugas-tugasnya, Louise juga berpesan supaya mereka bergerak secara hati-hati agar tidak ada yang curiga.

karena sampai saat ini baik Louise maupun Arthur sendiri belum bisa mengungkap siapa yang mencelakai Eden dulu.

mendengar pesan kakaknya Arthur berjanji akan membawa Eden dengan selamat dan mereka memutuskan untuk segera pergi menuju Assiria malam itu juga.

* * *

Eden menghabiskan waktunya di taman, ia tak bisa kemanapun hingga membuatnya begitu bosan.

ia kemudian memutuskan untuk mendatangi ruang kerja Noah.

sesampainya di ruang kerja, Noah tampak begitu sibuk mengerjakan dokumen-dokumen penting.

Eden memutuskan untuk melangkah mundur pelan agar tak mengganggu konsentrasi Noah.

"berhenti"

ucap Noah mencoba menghentikan langkah kaki Eden

"kemarilah, kau pasti sangat bosan"

imbuh Noah sambil tersenyum pada Eden.

Eden mendekati Noah dan melihat-lihat dokumen yang tertumpuk diatas meja.

awalnya Eden hanya ingin melirik saja, namun ada satu dokumen yang menarik perhatiannya.

Eden memberanikan diri untuk mengambil dokumen tersebut kemudian membacanya.

"ada apa? kau tertarik dengan sengketa lahan?"

tanya Noah sembari meledek Eden.

"ti tidak.. hanya saja nama wilayah ini tak asing bagi ku, utopia, dimana wilayah itu berada?"

tanya Eden sembari meletakkan jari telunjuk di bibir seolah penasaran

"kita pertama kali bertemu disana, mungkin kau belum bisa mengingatnya tapi percayalah kalau yang ku katakan ini benar"

imbuh Noah

Eden tak merespon apapun, ia terus membaca dokumen tersebut dengan serius.

"kenapa kau datang kemari?"

tanya Noah mencoba mencari topik pembicaraan lain.

"apa? ahh itu, aku bosan terus berada di taman dan istana.. aku ingin melakukan hal lain"

ucap Eden dengan nada sedikit ragu

"katakanlah kau ingin melakukan apa?"

"berkuda, aku ingin berkuda. sebenarnya beberapa waktu lalu aku mencoba kesana namun penjaga tak memperbolehkan ku untuk naik karena aku tidak memiliki izin"

kembali berbicara pada Noah dengan sedikit pelan dan lembut

"izin apa maksudmu?"

tanya Noah sedikit kebingungan dengan yang diucapkan Eden

"itu semacam surat izin mengendarai kuda, aku tidak memiliki itu karena selama ini aku sibuk mengembara, bahkan identitas pun aku tak punya" menjawab Noah dengan sedikit merajuk

mendengar cerita Eden, Noah kemudian membuka lacinya.

ia mengeluarkan sesuatu dan memberikannya pada Eden.

sebuah medali emas, yang ukurannya jauh lebih kecil.

Noah menjelaskan fungsi dari medali tersebut dengan istilah kartu bebas akses.

kartu yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu di kerajaan, fungsinya cukup banyak.

bisa bebas keluar masuk kerajaan dan bebas menggunakan fasilitas lainnya.

Noah memberikan kartu itu dengan cuma-cuma pada Eden dengan syarat bahwa Eden tidak boleh mengunjungi satu tempat yaitu perpustakaan.

Eden menyetujui persyaratan Noah tersebut kemudian memeluk Noah dengan perasaan senang.

Noah membalas pelukan Eden kemudian mencium keningnya.

Eden sama sekali tak keberatan dengan perlakuan Noah padanya, meskipun terkadang Noah memiliki sifat yang dingin namun sebenarnya Noah begitu menyayanginya.

Eden berpamitan untuk pergi menuju arena berkuda, wajah sumringah tak bisa ditutupi lagi karena ia begitu gembira.

* * *

sore hari telah tiba, tak terasa Eden begitu menikmati waktu yang ia habiskan dengan berkuda.

letak peternakan kuda tidak jauh dari halaman belakang kerajaan, dan di halaman belakang kerajaan terdapat hutan terbesar wilayah Assiria.

penjagaan disana cukup ketat, meskipun datang ke istana bagian belakang untuk berkuda namun sebenarnya Eden sedang mengawasi situasi.

ia sedang berusaha mencari celah untuk meloloskan diri, dengan alasan berkuda.

Eden diam-diam menyusun rencana agar bisa menyelamatkan Lucas dan segera menemukan jalan keluar.

sampai saat ini Eden masih belum menemukan cara agar bisa bertemu dengan Lucas.

berdasarkan informasi yang ia dapatkan, Lucas ditempatkan di penjara khusus dan hanya Noah saja yang dapat masuk kedalamnya.

bahkan kartu bebas akses yang diberikan Noah ditolak oleh penjaga penjara.

Eden hampir saja kehabisan akal, ia teringat pada Vivian Marquez, Eden menduga bahwa Vivian adalah calon terkuat untuk menjadi ratu di Assiria sehingga mendorong Eden untuk segera menemui Vivian dan melakukan kerja sama dengannya.

karena asik melamun, Eden tak memperhatikan sekeliling.

Noah mengagetkannya dari belakang, sontak Eden tak bisa menyembunyikan ekspresi wajah terkejutnya.

Noah kemudian tertawa, membuat Eden sedikit malu karena ia terlihat begitu memalukan.

Eden kemudian memalingkan muka, namun Noah malah memeluk Eden.

Eden merasakan kehangatan dan rasa tulus yang diberikan Noah, hingga membuat Eden berani menanyakan sesuatu,

"Noah apa kau mencintaiku?"

"ya tentu saja, satu-satunya orang yang ingin ku ajak untuk menghabiskan sisa hidup ku adalah kau"

ucap Noah dengan lembut hingga membuat hati Eden tersentuh.

wajah Eden mulai memerah, ia tak bisa menyembunyikan perasaannya.

"lalu apakah kau akan menikahi ku?

tanya Eden pada Noah.

Noah kemudian melepaskan pelukannya terhadap Eden dan menjawab

"apakah kau menginginkan posisi ratu melalui pernikahan? jika kau menginginkannya aku tak bisa memberikannya, tetapi jika pernikahan mungkin aku bisa menjadikanmu sebagai selir dan tentunya kita bisa menghabiskan waktu bersama"

ucapan Noah membuat Eden sakit hati, ia berpikir bahwa Noah benar-benar tulus mencintainya namun Eden bisa menerjemahkan perkataan Noah bahwa ia lebih mencintai kekuasaan dan akan melakukan pernikahan politik dengan keluarga yang berpengaruh untuk mempertahankan posisinya sebagai raja.

Eden kini dapat menyimpulkan Noah hanya terobsesi pada dirinya, pada Eden dan tidak benar-benar tulus mencintainya nya.

Eden tak bisa berkata apa-apa, ia bahkan tak menjawab ucapan Noah dan memilih untuk mengalihkan pembicaraan agar Noah tidak tahu bahwa sebenarnya Eden begitu kecewa.

setelah itu Eden mengajak Noah untuk kembali ke istana utama, dengan alasan Eden sudah lapar dan Noah menuruti permintaan Eden.

merekapun segera kembali ke istana utama.

* * *

(keesokan harinya)

Eden memulai rencana pertama, ia akan menemui Vivian Marquez untuk membuat penawaran.

sesampainya di istana permaisuri, Vivian sedang meminum teh hangat dan tentu saja ia menyambut kedatangan Eden dengan senang hati.

Vivian mempersilahkan Eden untuk duduk, tanpa basa-basi Eden mengutarakan niatnya.

"mari bekerja sama"

ucapan Eden yang membuat Vivian sedikit tersenyum simpul.