webnovel

Mawar Merah Darah 2

Para prajurit kerajaan yang tidak bisa masuk hanya memantau kota Dorthive dari kejauhan, suara gemuruh terdengar nyaring, seakan-akan satu buah gunung baru saja runtuh, kabut hitam menyebar sangat cepat ke seluruh penjuru kota Dorthive.

"Apa yang kau lihat?" Salah satu prajurit bergumam, mereka merasakan ketakutan kuat yang tidak bisa dijelaskan.

"Aku tidak melihat apa pun, sepertinya Mansion telah runtuh …"

"Apa yang harus kita laporkan pada Yang Mulia? Situasi ini …."

Prajurit yang memegang teropong itu gemetar, tidak dapat dipungkiri mungkin mereka akan melihat tatapan murka dari sang Ratu.

"Ini sangat buruk, mungkin hari ini adalah kiamat di kota Dorthive."

Yang ia lihat hanyalah sekumpulan kabut hitam yang semakin kuat dan asap yang beterbangan membumbung tinggi ke atas langit, semakin lama keadaan semakin memprihatinkan, seakan-akan tidak ada tanda-tanda kehidupan mulai menghilang.

"Kita harus melaporkannya segera, bagaimana pun … tidak akan ada seorang pun yang bisa bertahan selama lebih dari lima tahun bersama para monster." Prajurit yang lainnya menyahut, ia sudah tahu kalau apa yang mereka lakukan selama ini sia-sia. Sang Marquis tidak akan mungkin bisa terselamatkan dan apa yang selama ini Ratu usahakan, tidak ada gunanya sama sekali.

GREK … GREK ….

Tanah yang ada di sekitar bergetar, pondok kayu yang mereka tempati langsung bergoyang, gelas-gelas kaca dan barang-barang lain yang ada di atas meja bergetar berjatuhan ke atas lantai, jendela yang terbuka lebar terbuka dan menutup, pintu yang ada di depan tidak bisa lagi dikendalikan.

"Sial, bagaimana bisa kita juga terkena efeknya?!"

Sejauh yang mereka tahu sebagai orang yang memantau kota Dorthive dari kejauhan, kabut hitam akan muncul sesekali, tapi tidak pernah keluar dari batas gerbang kota Dorthive, kabut itu hanya berputar-putar saja di dalam.

Dan juga, seburuk apa pun keadaan yang ada di dalam sana, mereka yang ada di luar tidak mungkin akan terkena efeknya, bisa dibilang seperti ada pelindung yang membuat semua hal buruk di dalam kota Dorthive tidak sampai keluar.

Apa yang menyebabkan kabut ini keluar dari kota Dorthive? Dan getaran yang mereka rasakan ini bukan main kuatnya.

Apakah di dalam sana sesuatu yang sangat buruk sudah tidak bisa dibendung lagi?

"Keluar, cepat keluar!" Seorang prajurit yang berada di sisi lain dari kabut hitam berseru, ia membuka pintu belakang. "Jangan sampai terkena kabut hitam, kau akan mati!"

Lima prajurit yang mengawasi kota Dorthive itu langsung berlarian keluar, mereka membelalakkan matanya melihat kabut hitam di mana-mana, melayang di udara seakan tengah memburu mereka semua.

"A … akh!" Salah satu prajurit yang berlari paling akhir tiba-tiba memegang lehernya, ia tercekat. "Akh, tolong aku!"

"Ha … lari … dia terkena kabut hitam!"

Prajurit yang memegang lehernya itu terjatuh ke tanah dengan napas yang tercekat, tubuhnya mengejang dan matanya terbuka lebar, mulutnya terbuka menutup, seakan berusaha untuk menarik napas dalam-dalam, kabut hitam menyeruak keluar dari mulut, telinga dan hidungnya.

Ia terlihat sangat tersiksa.

"Akh, to … long …." Prajurit itu merintih, lama kelamaan gerakanya menjadi semakin lemah dan ia tergeletak dengan tidak berdaya di atas tanah.

Kabut hitam mengelilingi mereka berempat yang masih tersisa, wajah empat prajurit yang tersisa menjadi pucat pasi, mereka ingin berlari menjauh, tapi mereka tidak punya jalan keluar, mereka terjebak.

"Apakah ini … hari kematian kita?"

Prajurit yang masih memegang teropong itu rasanya ingin menangis, mereka belum pulang selama beberapa bulan dan mereka harus menghadapi kenyataan sepahit ini.

Nasib mereka mungkin tragis, tapi sang Marquis dan rakyat kota Dorthive lebih tragis, mereka yang di dalam sana tidak mati dan juga tidak hidup, penuh kesengsaraan.

"Khek!" Dua prajurit langsung memegang leher mereka begitu kabut hitam bergerak mendekat, terhuyung jatuh ke tanah dan beberapa saat kemudian tubuh mereka mengejang.

"Argh, sial! Kenapa aku …." Prajurit yang memegang teropong itu juga ikut terjatuh, ia menangis dengan rasa sesak yang memenuhi dadanya, tangannya yang lain berusaha menyeret dirinya untuk menjauh. "Aku ingin hidup … aku harus … pulang!"

Kabut hitam semakin menguat dan suara reruntuhan di kota Dorthive semakin terdengar nyaring, di tengah keputus-asaan semua orang yang pasrah akan kematian.

BLAR!

Prajurit yang memegang teropong itu merasakan tatapannya menjadi buta selama beberapa detik, ia tidak menggerakkan tubuhnya.

"Apa … apa itu tadi?"

Ia tidak salah lihat kan?

Setelah ledakan yang amat kuat itu, angin yang kencang langsung berhembus, membuat mereka terguling beberapa langkah dari tempat mereka dan menabrak pohon, prajurit lainnya mengalami hal yang sama langsung mengerang.

"Ah, apa …."

"Itu … orang yang berjiwa suci!"

Mereka mendapatkan penglihatan mereka kembali dan langsung menatap ke arah satu titik.

Tempat tertinggi di kota Dorthive, Mansion keluarga Emmanuel yang telah hancur, di sana ada cahaya berwarna jingga yang bersinar lurus ke atas langit, seperti sebuah suar.

Cahaya sangat kuat sampai-sampai di mata prajurit yang melihatnya bisa membuat mereka merasakan kalau saat ini bukanlah malam hari, tapi siang hari.

"Itu cahaya jingga! Wanita itu menyelamatkan kita!" Prajurit yang memegang teropong itu berseru dengan suara getir, ia tidak bisa bangkit karena pinggangnya menghantam batu, tapi tidak masalah.

Kabut hitam yang mencekik mereka telah sirna.

Mereka selamat dari kematian!

"Dia Dewi! Penyelamat kita!"

"Ya, ya! Penyelamat!"

Prajurit yang selamat dari kabut hitam yang menyesakkan itu merasa lega, mereka menghela napas panjang dan berusaha untuk bamgkit kembali.

"Ini adalah keajaiban, kita harus memberitahu Ratu tentang ini!"

"Yang Mulia pasti akan senang! Aku … aku bisa pulang ke Ibukota menemui istriku!"

"Syukurlah, Marquis Leo dan Tuan Dylan, mereka juga akan selamat!"

Siapa pun akan tahu, kalau cahaya jingga yang saat ini bersinar kuat tengah menelan semua kabut hitam yang meneror kota Dorthive dalam waktu singkat, itu artinya orang yang mengendalikan monster telah berada di ambang kehancuran.

"Aku akan memberitahu Ratu, ini adalah kabar baik. Mungkin saja sebentar lagi … monster-monster yang ada di kota Dorthive kembali seperti semula! Aku akan menyiapkan kuda!"

Empat prajurit itu menangis haru, terlalu bahagia hanya dengan melihat cahaya jingga yang bersinar lurus menembus ke atas langit, mungkin apa yang mereka lihat malam ini adalah sesuatu yang tidak akan bisa mereka lupakan seumur hidup mereka.

Tidak dapat dipungkiri kalau cahaya jingga yang kini bersinar kuat itu merupakan pertada baik bagi mereka semua. Karena di mata mereka sekarang, sosok berjiwa suci adalah satu-satunya harapan yang akan menyelamatkan semua orang dari kesengsaraan.