"Bagaimana Shizun menyembuhkan luka bakar di wajah Adik Qin?" tanya Jing Yi ketika mereka hanya berdua saja di samping kolam teratai ungu milik He Qiao Yan.
"Ini bukan pertama kalinya kamu melihat aku menyembuhkan orang Jing Yi," jawab He Qiao Yan dengan suara datar.
"Tapi ini pertama kalinya, saya melihat Shizun mengobati dengan begitu cepat, bukankah setidaknya butuh waktu untuk masa penyembuhan?"
"Bukankah kamu sendiri yang mengatakan tidak ada yang bisa meremehkan Qin Yi Yue lagi karena dia sekarang murid ku dan bukankah seharusnya aku membedakan murid ku sendiri dengan mengobati orang lain?"
Senyuman mereka di bibir Jing Yi dia kemudian memeluk He Qiao Yan karena begitu gembira seakan dia lah yang mendapati semua manfaat dari He Qiao Yan.
"Aku tahu guru tidak akan membedakan aku dan Adik Qin," ucap Jing Yi masih dengan memeluk tubuh He Qiao Yan.
"Sudah seharusnya," jawab He Qiao Yan sambil menepuk-nepuk pundak He Qiao Yan.
"Shizun," Jing Yi melepaskan pelukannya dan melihat He Qiao Yan, "Dengan apa Shizun mengobati Adik Qin?"
"Memangnya kenapa apakah sekarang kamu mulai tertarik dengan pengobatan?"
He Qiao Yan seorang ahli pedang tapi juga mendalaminya ilmu pengobatan tapi Jing Yi sama sekali tidak tertarik dengan ilmu pengobatan dan juga Jing Yi lebih butuh menjadi kuat karena dia di tuntut untuk itu karena Jing Yi satu-satunya yang akan menjadi penerus ayahnya, menjadi penatua sekte Rufeng di masa depan.
"Aku hanya ingin tahu sendikit karena aku tidak memiliki pembicaraan yang pas ketika bersama dengan Adik Qin, kami memiliki guru yang sama namun mendalami ilmu yang berbeda dan itu hanya bisa karena Shizun begitu hebat."
Awalnya He Qiao Yan juga tidak mendalami ilmu pengobatan namun karena tuntutan kepada He Qiao Yan bisa dan malah bisa menyamai keahliannya di ilmu pedang, He Qiao Yan tidak berharap memiliki banyak murid dia sudah cukup memuaskan Jing Yi yang akan mewarisi semua keahliannya kecuali ilmu pengobatan, He Qiao Yan yakin itu tidak akan sia-sia karena He Qiao Yan percaya pada Jing Yi yang baik dan dia memiliki hati yang bersih.
He Qiao Yan tidak menyangka jika dia akan mendapatkan seorang murid lagi yang akan mewarisi semua keahliannya dalam meramu obat meskipun Qin Yi Yue tidak bisa membuat pil karena membutuhkan tenaga spiritual tapi He Qiao Yan masih memiliki harapan pada Qin Yi Yue jika dia akan menjaga dan melestarikan resep-resep obat yang sudah di ciptakan oleh He Qiao Yan.
He Qiao Yan mengajar banyak murid di Sekte Rufeng tapi tentu itu berbeda jika He Qiao Yan memiliki murid langsung sendiri, He Qiao Yan tidak akan pernah ragu untuk mewariskan semua pengetahuan yang dia miliki untuk muridnya.
"Aku mencarinya selama dua Minggu dan menyempurnakan itu selalu 10 hari," jawab He Qiao Yan pada Jing Yi yang bertanya dengan apa He Qiao Yan mengobati luka bakar di wajah Qin Yi Yue.
"Itu adalah liur anjing laut yang berusia Lebih dari 500 tahun."
"Apakah itu alasannya mengapa Shizun tidak pernah terlihat selama satu bulan ini?"
"Eeee ...," gumam He Qiao Yan mengiyakan pertanyaan Jing Yi.
Jing Yi tersenyum sangat lebar dia sangat bahagia hari ini, dua orang yang berjasa di hidupnya saling peduli satu sama lain, pada awalnya Jing Yi khawatir satu hal jika He Qiao Yan hanya terpaksa menerima Qin Yi Yue sebagai muridnya, karena merasa He Qiao Yan memiliki tanggung jawab terhadap Jing Yi, He Qiao Yan Shizun nya dan berperan kayaknya seorang Ayah untuk Jing Yi jadi ketika Jing Yi memiliki hutang Budi pada seseorang He Qiao Yan bertanggung jawab untuk memenuhinya.
Tapi ternyata Jing Yi salah, He Qiao Yan tidak membedakan antara dirinya dan Qin Yi Yue membuat Jing Yi begitu bahagia.
"Shizun, Tuan muda. Makanannya sudah siap," ucap Qin Yi Yue membuat He Qiao Yan dan Jing Yi menoleh mendapati Qin Yi Yue di belakang mereka.
"Sudah lama sekali dapur ini tidak di gunakan untuk memasak," ujar He Qiao Yan sambil berlalu masuk ke dalam paviliun.
Di paviliun semenanjung lotus ungu ada dapur kecil di bagian belakang dan karena He Qiao Yan tidak bisa memasak He Qiao Yan tidak pernah menggunakan untuk memasak dan hanya digunakan untuk merebus beberapa obat spiritual itupun bisa di hitung dengan jari.
He Qiao Yan duduk dengan terhormat di depan meja yang sudah penuh dengan beberapa jenis makanan yang di masak oleh Qin Yi Yue sendiri, Qin Yi Yue duduk di hadapan He Qiao Yan juga dengan anggun sedangkan Jing Yi duduk di samping kanan He Qiao Yan dengan ceroboh.
Itulah Jing Yi, dia bisa menjadi dirinya sendiri jika sedang bersama dengan orang tuanya dan He Qiao Yan tapi ketika Jing Yi berhadapan dengan orang lain terlebih dengan murid Sekte Rufeng Jing Yi akan berubah dengan kepribadian yang lain, terlihat tenang dan berwibawa karena Jing Yi harus menjaga identitasnya sebagai tuan muda Jing.
Tanpa basa-basi Jing Yi langsung menyantap makanan buatan Qin Yi Yue dan matanya seperti biasa terbuka lebar ketika dia mendapati sesuatu yang mengejutkan dan mengagetkan dirinya.
"Wah ... aku tidak berharap masakan Adik Qin akan seenak ini?" ujar Jing Yi.
"Tuan muda terlalu memuji, ini hanya menu biasa," jawab Qin Yi Yue dengan lembut.
"Menu biasa tapi jika di oleh dengan tepat dan cermat ini akan mengalahkan masalah seorang koki dapur di sekte Rufeng."
"Tuan muda terlalu melebih-lebihkan."
"Ini apa adanya Adik Qin, kematangan akar Teratai sangat pas dan juga ayam ini sangat mendominasi sup teratai."
Qin Yi Yue tidak lagi menyahut, dia tidak akan mungkin menang melawan Jing Yi yang boros bicara terlebih untuk terus memujinya. Qin Yi Yue melepaskan penutup wajahnya untuk dia bisa makan bersama dengan Shizun dan juga saudara seperguruannya itu.
"Itu jauh lebih baik," ucap He Qiao Yan di dalam hati sambil melihat Qin Yi Yue sekilas yang sudah membuka penutup wajahnya dan mulai mengambil suapan. He Qiao Yan tidak berhak menyuruh Qin Yi Yue untuk tidak memakai penutupan wajahnya karena itu privasi Qin Yi Yue.
"Mungkin memang ada baiknya jika Adik Qin terus mengunakan penutup wajah itu," ujar Jing Yi.
"Kenapa?" tanya Qin Yi Yue mengejutkan sumpitnya di udara.
He Qiao Yan juga penasaran alasan apa yang di miliki Jing Yi atas pernyataan itu karena dia adalah orang pertama yang protes pada Qin Yi Yue ketika wajannya sudah kembali cantik namun masih mengunakan penutup wajah. Tapi sekarang dia berubah pikiran. Meskipun He Qiao Yan nampak tidak perduli akan percakapan mereka tapi He Qiao Yan seorang yang menyimak yang baik. Dia nampak tenang menikmati makanan di depannya meskipun telinga terbuka lebar untuk menyimak obrolan Qin Yi Yue dan Jing Yi.
"Karena Adik Qin terlibat begitu cantik tanpa penutup wajah, akan menjadi bencana jika semua murid laki-laki sekte Rufeng melihat ke indahan ini dan jatuh cinta dalam waktu bersamaan."