He Qiao Yan masih memegang tangan Qin Yi Yue mereka berhenti di depan pintu usang yang terbuat dari kayu yang mulai digerogoti oleh rayap, He Qiao Yan mengetuk pintu itu dua kali dan suara seorang laki-laki menyahut dari dalam.
"Masuklah tidak perlu sungkan laki-laki suci," ucap laki-laki itu mempersilahkan He Qiao Yan untuk masuk.
He Qiao Yan mendorong pintu itu dengan sedikit tenang dan langsung memperlihatkan seorang laki-laki yang sedang bergulat dengan siluman ular, bagian bawah wanita itu berupa ekor panjang dan bagian atasnya seorang gadis muda tanpa busana.
"Terkutuk!" umpat He Qiao Yan sambil merubah posisinya.
He Qiao Yan sudah melepaskan tangannya pada Qin Yi Yue namun kini dia berdiri tepat di hadapannya. He Qiao Yan tidak ingin melihat adegan senonoh itu dan juga He Qiao Yan berdiri di depan Qin Yi Yue agar muridnya itu juga tidak mengotori pengelihatannya dengan yang dilakukan sang tuan rumah.
Laki-laki pemilik rumah ini tertawa terbahak-bahak, dia bernama Moy. Moy begitu puas telah membuat He Qiao Yan memalingkan wajahnya.
"Tidak perlu mengutukku laki-laki suci, Aku sudah terkutuk," ujar Moy sambil beranjak dan mulai memakai pakaiannya namun sebelum dia mengecup bibir siluman wanita itu seraya berbisik, "Kita lanjutkan nanti."
"Itu karena perbuatan bejat mu sendiri!" jawab He Qiao Yan dengan dingin sambil melihat Qin Yi Yue yang nampak tenang di dalam perlindungan He Qiao Yan.
"Apakah ini istrimu?" tanya Moy sambil berjalan ke arah He Qiao Yan dan Qin Yi Yue sambil mengikat tali pinggangnya.
"Aku tidak pernah bertanya setiap kali kamu mengencani seorang wanita, entah wanita ini yang ke beribu kali?"
"Ternyata waktu tidak bisa merubah mulut pedas mu," celoteh Moy sambil kembali tertawa.
He Qiao Yan membalikkan tubuhnya melihat dua pasangan yang ada di depannya sudah mengenakan pakaian lengkap di bawah tatapan He Qiao Yan siluman ular itu perlahan pergi sambil tersipu malu, nampaknya wanita itu tertarik akan ketampanan He Qiao Yan namun dia tidak sanggup melihat kemurnian yang di miliki oleh He Qiao Yan apalagi dengan tatapan tajam He Qiao Yan yang membuat wanita siluman ular itu pergi dengan sendirinya.
"Ada keperluan apa hingga jauh-jauh mendatangi tempat tinggal ku yang kecil ini?" Moy bertanya ke permasalah pokok karena He Qiao Yan tidak akan mungkin menginjakkan kakinya di rumah Moy jika He Qiao Yan tidak memerlukan sesuatu.
"Aku ingin melakukan barter."
"Apa yang kamu inginkan dariku?" Moy nampak memasang wajah serius karena He Qiao Yan tidak akan melakukan hal ini dengan mudah, kesempatan itu bisa di bilang 1 dari 1000 kesempatan.
"Resep racun," jawab He Qiao Yan tanpa basa-basi.
Moy membuka matanya lebar dan tidak langsung menjawab takut jika dia salah pendengaran.
"Seorang laki-laki suci seperti He Qiao Yan menginjakkan sebuah resep racun? Ini sesuatu yang tidak terduga."
He Qiao Yan tidak menyahut dia hanya melihat reaksi Moy yang belum percaya dengan permintaan yang dia buat.
"Iya atau tidak?"
"Apa yang aku dapatkan ketika aku membagi resep racun ku?" Moy balik bertanya.
Dan lagi-lagi He Qiao Yan hanya tersenyum kecil melihat ke arah Moy. Bisa dikatakan sebenarnya He Qiao Yan tidak begitu membutuhkan Moy karena He Qiao Yan tidak begitu cenderung menyukai racun akan tetapi demi murid nya He Qiao Yan bersedia untuk melakukan barter bersama dengan Moy.
Sudah sejak dulu Moy selalu mengejar-ngejar He Qiao Yan untuk bisa meminta salah satu obat racikan milik He Qiao Yan yang bisa menyembuhkan permasalahan yang dimiliki oleh Moy, awalnya Moy seperti cultivator biasanya namun dia sangat tertarik dengan racun terlebih itu adalah racun ular racun yang dimiliki oleh siluman ular dia melakukan hal kotor dengan menipu daya seorang siluman ular yang memiliki darah biru, memiliki kekuasaan tentu saja Dia memiliki racun yang sangat kuat.
Bertahun-tahun Moy melakukan banyak cara agar bisa menyempurnakan racun yang dimiliki namun itu masih tidak sebanding dengan racun yang dimiliki oleh siluman ular dengan itu Moy mengambil jalan pintas untuk bisa mendapatkan racun siluman ular itu. Dia mendekati siluman ular itu dan memberdayakan agar bisa mendapatkan racun yang dimiliki oleh siluman ular itu setelah usaha keras yang dimiliki oleh Moy akhirnya dia mendapatkan apa yang dia inginkan dari siluman wanita itu setelah memadu kasih dan juga memanfaatkan siluman ular itu membuang siluman itu begitu saja yang membuat siluman itu menjadi marah dan garam terhadap Moy.
Moy dikutuk oleh siluman ular itu yang membuat Moy tidak bisa menginjakkan kaki di luar pasar Hercurt, dan juga Moy harus selalu berhubungan dengan siluman ular sepanjang hidupnya. Jika dia tidak ingin meregang nyawanya dan ketika kali Moy berhubungan dengan siluman ular gigitan dan racun pasti saja mulai terima ketika berhubungan dengan siluman ular dan itu cukup menyakitkan untuk Moy pada awalnya namun setelah menjalani itu selama bertahun-tahun Moy semakin terbiasa, meskipun dia enggan tetap saja dia harus tetap berhubungan dengan siluman ular sepanjang tahun untuk membuat dirinya tetap bisa bernafas karena kutukan itu akan menunjukkan dirinya ketika Moy tidak menyentuh siluman ular untuk beberapa waktu yang membuat dirinya memiliki kulit bersisik dan lama-lama semakin mengeriput dan mengering namun ketika Moy berhubungan kembali dengan seorang siluman ular kulitnya akan perlahan kembali seperti wujudnya yang semula.
"Kamu bisa menyembuhkan Aku?" tanya Moy.
"Jika kamu ingin sampai sembuh itu berarti kamu juga harus memberiku penawarnya."
"Bagaimana jika kamu gagal menyembuhkan ku setelah aku beri resep penawarnya juga."
"Asal kamu percaya, Aku bisa menyembuhkan mu jika tidak, itu urusan mu."
Moy nampak ragu, karena resep racun yang dia miliki saat ini adalah awal mula segala kehidupannya berubah dan jujur Moy sudah lelah hidup seperti ini bertahun-tahun. Dia berpikir jika kehidupannya akan jauh lebih baik dan menyenangkan ketika dia bisa melawan semua orang yang menjadi lawannya dengan mudah akan tetapi kebebasan dan kehidupan damai itu jauh berkali-kali lipat nikmatnya dari semua ego dan juga ketamakan yang dia miliki saat ini.
"Semuanya tergantung padamu, jika tidak berminat Aku juga tidak akan memaksa," He Qiao Yan membalikkan tubuhnya dan berniat untuk pergi.
"Berapa lama aku harus menjali masa pengobatan?" tanya Moy menghentikan langkah He Qiao Yan.
"Dua bulan purnama."
"Kenapa lama sekali?"
"Bukankah lebih lama kutukan yang sudah kamu tanggung selama bertahun-tahun lamanya?" Pertanyaan He Qiao Yan membungkam mulut Moy, Moy memang nampak biasa saja di luar akan tetapi tidak seorangpun tahu rasa sakit yang dia alami selain dirinya sendiri selama ini.