webnovel

Dia Ingin Menangkapku untuk Melakukan Eksperimen

Biên tập viên: Wave Literature

Awalnya Luo Tiantian berencana untuk menghindari bajingan ini, namun dia tidak bisa melangkahkan kakinya dan dihalangi oleh bajingan itu.

Luo Tiantian mengangkat kepalanya dengan wajah tenang dan menatap pria cantik di depannya dengan ekspresi tidak ramah.

 Dia mengenakan pakaian olahraga kasual berwarna putih, dan tinggi badannya kira-kira 1,8 meter.

 Wajahnya tampak masih sangat muda, dan matanya besar.

 Bulu matanya panjang dan melengkung ke atas. Kulitnya tampak putih dan cerah di bawah sinar matahari.

 Saat ini, dia menyunggingkan senyuman, dan lesung pipinya terlihat jelas.

 Terutama yang paling tampak menonjol adalah kedua gigi taringnya. Kelihatannya tangan Luo Tiantian gatal dan ingin mencabut gigi pria itu.

 "Kamu salah orang." Luo Tiantian membuang muka dengan ekspresi jijik dan berkata dengan nada dingin.

 Pria itu sepertinya tidak mengira bahwa Luo Tiantian akan berkata seperti itu, dan wajahnya langsung menunjukkan ekspresi terluka.

 Dia merasa bersalah dan menghentikan keinginannya untuk berbicara, "Xiao Tangguo…"

 Wajah Luo Tiantian kini tampak kejam, dan pandangan matanya semakin terkesan tidak ramah.

"Pergi."

Setelah mendengar satu kata itu, dia pergi dengan perasaan bersalah.

 Pria ini adalah kakak kedua Luo Tiantian.

 Dia juga merupakan seorang dokter forensik terkenal di kota. Namanya Luo Mi.

 Meskipun orang ini memiliki wajah polos seolah tak berdosa, sebenarnya dia adalah pria yang kejam dan cermat.

 Dia pandai memanfaatkan penampilan untuk membuat targetnya bingung, sehingga dia mendapatkan bantuan dari target.

Di dalam cerita buku ini, dia adalah pengikut nomor satu Luo Tiantian palsu.

 Ketika Luo Tiantian dipenjara, bukannya simpati, pria ini malah menggunakan Luo Tiantian untuk melakukan berbagai eksperimen.

 Dapat dikatakan bahwa sebagian besar penderitaan yang telah dialami Luo Tiantian berasal darinya.

Lagi pula, dibandingkan pengkhianatan dan penyiksaan terhadap teman baik...

 Yang membuat Luo Tiantian asli semakin tidak tahan adalah perlakuan kakaknya.

 "Xiao…"

 Luo Mi mengerucutkan bibirnya.

 Melihat adiknya bersikap seperti itu, dia memasuki gedung seperti orang yang terjangkit wabah menular...

Dia menurunkan pandangannya untuk menyembunyikan kebenciannya yang seolah dapat menghancurkan dunia.

 Melihat punggung adik perempuan yang pergi menjauh, dia tersenyum dengan pahit. "Adikku, Kakak… benar-benar tahu jika Kakak salah."

 Luo Mi pernah memanjakan dan mencintai adiknya seperti dia mencintai dirinya sendiri. 

 Tetapi akhirnya, dia malah menekan adiknya ke dalam situasi yang buruk.

 Saat mengulurkan tangan putihnya, dia merasa seperti telah melihat adik perempuannya yang berlumuran darah di kehidupan sebelumnya.

 Dia bergumam pada dirinya sendiri, "Jika bukan karena balas dendam, jika bukan…"

 Luo Mi mengambil napas dalam, mengangkat kepalanya dan melihat gedung yang menjulang tinggi itu dengan sungguh-sungguh.

 Kemudian dia berbalik dan tidak melihat ke belakang lagi.

 -

 Begitu Luo Tiantian memasuki gedung, dia dihentikan oleh resepsionis.

 "Nona, Anda mencari siapa?"

 "..." Luo Tiantian melihat resepsionis itu. Dia merasa tidak nyaman karena merasa seperti berada di bawah tekanan yang kuat.

 Dia tersenyum dan menjawab, "Aku mencari Xue Feimo, apakah dia ada di sini?"

 Tampak seolah ada cahaya yang melintas di pandangan resepsionis, dan dia tersenyum, "Apakah Nona sudah membuat janji?"

 "Membuat janji?"

 Luo Tiantian mengerutkan keningnya. Apakah kepala pelayan belum bilang bahwa dia akan datang?

 "Benar, Nona. Jika Anda masih belum membuat anji, Anda bisa membuat janji terlebih dahulu dan kembali ke sini lagi." Resepsionis berkata dengan sopan.

"... Baik, kalau begitu aku akan menelponnya dan bertanya."

 Luo Tiantian mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan menelpon nomor Xue Feimo.

 Mungkin karena itu adalah nomor pribadi Xue Feimo, begitu Luo Tiantian menelepon, Xue Feimo langsung mengangkatnya.

 "Siapa?"

 Suaranya terdengar serak dan kelelahan. Luo Tiantian sepertinya bisa membayangkan bagaimana ekspresi Xue Feimo saat ini.

 Entah bagaimana, saat mendengar suara itu, dia merasa sedih. "Paman~"

 Jika ada Qiao Qiao di sana, dia pasti sudah mengalahkan Luo Mi dengan hebat, kan?

 Luo Tiantian berpikir dalam hati.

 "..." Suasana yang hening dan aneh melingkupi sambungan telepon mereka.

 Setelah beberapa lama, pria itu baru berkata, "Ada apa?"

 Luo Tiantian menarik napas dan berkata, "Aku baru saja bertemu dengan seorang pria yang aneh. Dia mau menangkapku untuk eksperimen."

 "... Kamu ada di mana?"

 Xue Feimo tidak tahan untuk memijat bagian tengah keningnya.

 Dia sama sekali tidak percaya omong kosong si adik kecil itu.

 "Di pintu masuk perusahaan, resepsionis berkata bahwa aku baru bisa bertemu denganmu kalau sudah membuat janji…"