webnovel

Chapter 2

Sesampai di depan kamar Rayn, sang Ibu menangis dan berlari menuju kedalam dengan membawa minyak untuk Rayn.

"Raynnn... nakk bangunn" pinta sang Ibu meminta Rayn bangun dan memeluknya.

"Mana minyaknyaa buu, aku coba oleskan dahulu semoga Rayn cepat sadar dari pingsannya" cakap sang Ayah dengan mengambil minyak dari tangan Ibu dan di oleskan dibawah hidung Rayn.

10 menit setelah dikasih minyak, akhirnya Rayn tersadar dengan badan yang demam tinggi. Serontak Ayah dan Ibu menanyai Rayn dan mengangkat ke Mobil untuk dibawa ke Rumah Sakit. "Raynnn.... kamu sudah bangun nak" ucap sang Ayah dan Ibu secara bersamaan. Sang Ayah langsing mengangkat Rayn dan berjalan ke arah mobil. "Raynn, kamu kenapa nak kok seperti ini ?" ujar sang Ibu sembari membantu Ayah membawa Rayn kedalam mobil.

Setelah masuk ke mobil Rayn tergeletak di pangkuan Ibu dengan diam. Dan sang Ayah menyetir mobil untuk ke Rumah Sakit. Sepanjang perjalanan sang Ibu tidak berhenti berdoa untuk kesembuhan Rayn.

Sesampainya mereka di Rumah Sakit terdekat, Rayn dibawa oleh perawat untuk ditangani di ruang UGD. Orang tua Rayn hanya bisa menunggu di depan ruangan dan melihat dari kaca pintu. Sang Ibu sangat cemas dan mondar-mandir di depan pintu untuk melihat keadaan sang Anak. Sedangkan Ayah Rayn duduk dengan badan sedikit membungkuk sembari memegang kepala.

Sang Ayah berdiri menghampiri Ibu Rayn dan mencoba menenangkan. "Buu.. sudah jangan risau, di doakan saja semoga tidak terjadi apa-apa terhadap Rayn" ucap Ayah sembari merangkul Ibu dari samping.

Setelah 30 menit penanganan, dokter keluar dan menyampaikan sakit Rayn. "Ibu dan Ayahnya pasien yang bernama Rayn ?" tanya dokter kepada orang tua Rayn yang sedang berdiri di depan pintu. "Iya dok, kami orang tua Rayn. Anak saya kenapa dok ?" saut sang Ibu dengan wajah cemas.

Dokter mengajak orang tua Rayn untuk ke ruangannya dan menyampaikan apa yang menimpa Rayn.

"Jadi gini pak buk, Rayn tidak ada sakit serius. Hanya saja dia perlu banyak ber istirahat dan tidak boleh kerja berat. Karena daya tahan Rayn rendah sehingga bisa pingsan seperti tadi" papar sang Dokter dengan menatap orang tua Rayn.

"Baik dok, tapi ini Rayn besok harus ke Jogja karena ada acara PKKMB kampus. Bagaimana ya ?" tanya sang Ibu dengan wajah yang mulai tenang.

,

"Tidak papa, nanti saya kasih vitamin penambah daya tahan tubuh. Saya kasih juga surat izin, jadi nanti pasien tidak mengikuti acara PKKMB di lapangan" ucap sang Dokter dengan mempersiapkan list obat yang nanti akan ditebus ke Apotek.

Setelah mendengar penjelasan dari Dokter orang tua Rayn merasa lebih tenang. Orang tua Rayn keluar dari ruangan dokter dan menebus resep obat yang diberika Dokter ke Apotek.

Selesainya dari apotek, orang tau Rayn menuju UGD untuk menjemput Rayn dan mengajak balik. Rayn pun sudah sadar dan tersenyum melihat orang tuanya. "Nakk, syukur kamu tidak apa-apa. Ibu cemas sekali" ucap sang Ibu dengan senyum lega melihat Rayn. "Rayn tidak papa bu, hanya kecapean saja packing barang tadi dan juga telat makan" jelas Rayn sembari memegang tangan sang Ibu.

Setelah percakapan singkat itu, Rayn dibawa pulang oleh orang tuanya.

**

Sesampainya dimobil dan dalam perjalanan, Rayn diajak berbicara dengan orang tuanya.

"Nakk, kata dokter kamu tidak bisa kerja berat dan atau turun lapangan langsung. Ini tadi dokter kasih surat izin untuk kamu tidak mengikuti PKKMB besok" tutur sang Ibu dengan menghadap kedepan.

"Iya nakk, kemungkinan kami besok tetap mengantarkan kamu ke Jogja tetapi nanti kami izinkan ke panitia jika kamu tidak dapat mengikuti PKKMB langsung di lapangan" sambung Ayah memberikan penjelasan

Rayn berekspresi sedih karena ia tidak dapat mengikuti PKKMB.

"Masa sih aku gabisa ikut PKKMB besok, lalu kalau aku tidak ikut pasti tidak bakal dapat teman buu yahh" sahut Rayn dengan kepala menunduk.

Ibu dan Ayah hanya terdiam dan tersenyum mendengar jawaban Rayn.

Telah tiba dirumah, ayah langsung memasukkan mobil kedalam garasi dan masuk bersama-sama ke dalam rumah.

Setelah itu mereka mengajak Rayn melanjutkan berbicara di ruang keluarga. "Nakk, coba telfon panitia penanggung jawab kelompok kamu. Ayah mau berbicara. Mengizinkan ke panitia" tutur sang Ayah .

dengan lembut dan tatapan yang manis.

(calling panitia kak Alex....)

"Hallo adek, ada apa ya telfon malam-malam begini ?" tanya panitia kak Alex dengan nada yang sedikit tinggi.

Rayn ketakutan dan menyerahkan handphone ke Ayahnya.

"Hallo nak, ini saya Ayahnya Rayn" ucap sang Ayah dengan lembut.

"I-iya pak, ada yang bisa saya bantu ?" tanya kak Alex kepada ayah Rayn dengan nada rendah.

"Jadi begini nak, Rayn sakit tidak bisa terkena kerja berat atau turun ke lapangan. Ini tadi baru pulang dari Rumah Sakit. Apa diizikan nakk ?" tutur Ayah Rayn dan bertanya ke Panitia sembari memegang kepala bagian belakang dan berdiri.

"emm, jika memang benar-benar tidak bisa gapapa pak. Tapi kami sarankan Rayn untuk tetap datang ke Kampus sehingga nanti saat pengabsenan dia bisa ikut absen dan dapat mengikuti materinya juga diruang yang telah kami sediakan" jelas Kak Alex kepada Ayah Rayn dengan suara yang lembut.

Ayah Rayn mendengarkannya dengan lega. "Terimakasih ya nakk, kami besok akan mengantarkan Rayn ke Jogja dan lusa dapat mengikuti PKKMB" ucap sang Ayah dengan nada yang lega.

Lalu, Ayah Rayn mematikan telfon dan bilang ke Rayn bahwa dia dapat mengikuti PKKMB di ruang yang telah disediakan panitia untuk yang sedang sakit. Selesai berbicara dengan orang tua dan bersendau gurau, ia langsung bergegas ke kamar dan beristirahat.

**

(keesokan harinya)

Sekitar pukul 08.00 WIB Rayn dibangunkan sang Ibu dan mengajaknya sarapan. "Nakk...bangun yukk sarapan" ucap sang Ibu dengan mencium kening Rayn. Rayn yang langsung membuka mata dan tersenyum melihat sang Ibu dengan tatapannya yang tulus.

Setelah membangunkan Rayn, sang Ibu pun keluar dan menyiapkan sarapan untuk keluarga. Rayn dan Ayah menuju ke ruang makan, dan mereka sarapan bersama.

30 menit berlalu makanan pun sudah mulai habis. Ayah mengawali pembicaraan di ruang makan dengan menanyai Rayn. "Raynn, kamu nanti sudah siap untuk kami antar ke Jogja ?" tanya ayah dengan menghadap ke Rayn. "Iya yahh, Rayn siap kok nanti ke Jogja. Rayn sudah enakan juga badanya" balas Rayn dengan menoleh dan menghadap ke Ayahnya balik.

Sang Ayah hanya tersenyum bahagia dan pergi ke kamar untuk bersiap-siap. Setelah mereka bersiap-siap , Rayn pun sudah siap dan masuk ke mobil untuk berangkat ke Jogja. Di setiap perjalanan Ayah dan Ibu sesekali menanyai Rayn mengenai kondisi tubuhnya. Rayn pun meyakinkan ke orang tuanya bahwa dia sudah membaik dan siap mengikuti PKKMB esok hari.

(perjalanan 5 jam berlalu, dan mereka sudah sampai di Jogja)

Sesampainya di Jogja mereka membeli makanan dulu dan melanjutkan perjalanan menuju kos Rayn. Tidak disangka, kos yang Rayn tempati berada di belakang kampus dan dekat dengan gerbang masuk kampus. Orang tua Rayn merasa lega dan lebih aman setelah mengetahui lokasi dan lingkungan kos Rayn.