webnovel

4. Diskusi Lentera Ungu

Dua orang berbeda umur berjalan melewati lorong demi lorong ruangan, salah satunya tua dengan jenggot putih panjang dan satunya masih muda dengan poni terbelah dan rambut panjang yang diikat kuda (sangat kencang dan kuat) langkah mereka terhenti di salah satu taman belakang keluarga Yincang Yun milik mereka, terlihat sosok kekar yang sangat berwibawa dengan rambut yang dililit dengan pita berwarna ungu panjang, jubah ungu menutupi tubuhnya yang kekar, dari belakang sudah ditebak sosok itu dimiliki oleh Jung Cheng.

Pohon Willow yang rimbun menambah keindahan sosok pria itu dari belakang jika disatu padukan dengan dirinya. sangat indah bagai lukisan yang dipoles detail. Jung Cheng menyadari kalau orang yang diminta sudah datang dan dia pun berbalik tubuh dan melihat guru lamanya dengan muridnya, Tuan Xinren dan Jungyi.

Jung Cheng memberi hormat, "Selamat datang guru, sudah lama sekali sejak kejadian itu bukan?"

Tuan Xinren menjawab, "Ya kau benar, bagaimana kabarmu?"

"Baik tentunya, dan salah satunya yang kau bawa kemari, Jungyi senang melihatmu"

Jungyi memberi hormat, "Ya senang juga melihat anda tuan Jung." Jungyi melanjutkan, "Ngomong-ngomong ada hubungan apa anda memanggil Tuan Xinren dan menyuruhku untuk kemari Tuan Jung?"

Jung Cheng mendesah pelan, tujuan utamanya untuk memanggil para guru dan murid yang dia kenal terkait dengan keponakannya pastinya yaitu Wingling siapa lagi kalau bukan dia.

"Terkait dengan Wingling tentunya."

Tuan xinren menutup dan membuka matanya, sudah diduga ternyata memang benar soal Wingling dan bukan hal lain. Tapi yang dia pikirkan sekarang adalah untuk apa dan kenapa, apa soal hukuman yang akan diterima oleh keponakannya? Tuan Xinren bertanya: "Sudah aku duga, tapi Jung Cheng apa kau keberatan dengan hukuman yang akan diberikan kepada Wingling, jika memang benar beritau sebanya."

Jung Cheng tersenyum dan menjawab: "Tentu saja tidak, tapi aku memiliki ide yang bagus selain hukuman yang kau berikan dan ini jauh lebih efisien dari hukumanmu, Tuan Xinren"

Tuan Xinren memainkan jenggotnya dan berkara: "Hukumanku tidak jauh dari pelajaran untuk mendidik para murid, dari yang biasa menjadi yang luar biasa itu sudah pasti, jadi aku simpulkan kau meragukan kepeminpinanku."

"Tentu saja tidak, sekali lagi aku hannya ingin mengawasi keponakanku, dan lagi kau buaknlah peminpin sekte pertama di Yincang bukan? masih ada saudara kandungmu yang sudah tidak ada di dunia ini bukan?"

Angin berhembus kencang dari tangan Tuan Xinren tebasan angin yang kencang dan menyayat. Membuat dedaunan di sekitar berhembus mengikuti anginnya. Tuan Xinren kesal, ini pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini oleh mantan muridnya, walau dia terbaik peringkat ke-tiga tapi dia tidak mungkin mendapatkannya jika tidak belajar dan berguru di Yincang bersama dengannya. "Jung Cheng kau seharusnya tidak berkaata seperti itu"

"Aku tidak merendahkanmu." Jung Cheng mulai serius dalam berbicara, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, tidak benyak yang tahu ini. Aku bahkan mengetahuinya dari salah satu sumber terpecaya dulunya mantan murid tersayangmu ini sangat terkejut mendengarnya"

Jiangyi kemudian menyerobot pembicaraan, "Tuan Cheng tolong langsung ke dalam inti permasalahan saja, kami tidak ingin parcakapan ini menjadi baku hantam satu sama lain."

Jung Cheng mulai tersenyum kegirangan lagi, ternyata dia baru sadar generasi sekarang lebih muda dan berani dalam berbicara terutama dengan orang yang sekarang sedang ribut hanya karena masalah yang mungkin menurut anak muda ini sepele, atau mungkin anak muda ini tidak ingin melihat pertarungan satu sama lain dengan guru dan mantan muridnya ini. Padahal itu sangat seru jika di tonton langsung.

Jung Cheng berkata dalam hati: Anak muda yang menarik, sangat cocok untuknya.

Jung Cheng berkata setelahnya tanpa basa basi dia langsung ke inti permasalahan, "Aku akan membawa Wingling ke timur kota Yi sebagai ganti hukumannya dia akan aku jaga sebagai gantinya juga aku yang bertanggung jawab bagaimana?"

"Itu berarti kau yang memberi hukuman bukannya aku bukan?" Tuan Xinren berfikir lalu berkata, "Baiklah, karena kau yang bertanggung jawab jadi aku izinkan, tapi apa yang ada di timur kota Yi. Sampai kau ingin sekali ke daerah itu? Setahuku itu hanya terdapat gunung salju yang memiliki spiritual energi Qi yang tidak biasa."

Jung Cheng memberi hormat dan berjalan ke kanan lalu berkata, "Itulah yang ingin aku cari tahu, Yun Huan bilang aku akan mendapat segudang penuh bunga teratai di daerah itu."

"Yun Huan?"

"Ya benar." Jung Cheng berbalik memandang gurunya, "Aku ingin mengembalikan nama sekteku guru, ke tempatnya yang seharusnya dulu, kejayaannya dulu dan... kaindahannya dulu."

"Pantas saja." Tuan Xinren melipat kedua tangannya kebelakang, "Lalu untuk apa kau menyuruhku membawa salah satu muridku?"

"Aku meminta keinginan yang lain guru."

Jung Cheng mlipat tangannya di depan dadanya dan berkata melanjutkan: "Aku ingin dua muridmu Jianying dan Jungyi ikut bersama denganku pergi ke timur kota Yi." Jung Chang mendekat, "Dengan tanggung jawabku juga guru."

Tuan Xinren tidak ragu dengan kata-kata Jung Cheng karena menurut Xinren mantan muridnya ini sudah berubah menjadi lebih brtanggung jawab dan sudah pernah di buktikan dulu pada saat kompetisi memanah untuk menjaga mahkota sang peminpin. Dia benar-benar melakukannya dengan penuh tanggung jawab penuh.

Walau Jung Cheng berada di pringkat ketiga kultivator tetkenal tapi tetap memberi kebanggaan pada dirinya dan Tuan Xinren. Tentunya itu tidak mudah dan rumit bahkan sulit dilakukan, Tuan Xinren senang dan bangga.

Berubah sisi pada Jungyi, dia malah terdiam walau dia mengerti tapi dia belum pernah dengar ada tempat selain Empat Sekte terkemuka terutama bunga teratai atau lotus tidak tumbuh di daerah dingin kebanyakan pada musim semi dan gugur pada musim gugur.

Melihat ekspresi dari wajah Jungyi membuat Jung Cheng membaca dengan sempurna, anak muda ini setengah bingung dan mengerti.

Jung Cheng-pun berkata: "Jungyi bisa aku minta bantuanmu"

Jungyi tersadar dari lamunannya dan menjawab, "a-apa itu tuan Jung"

"Tolong beritahu Jianying untuk mengurung Wingling di dalam asramanya, aku yakin Tuan Xinren tidak keberatan juga kan?"

Tuan Xinren tersenyum dan mengangguk kecil lalu berkata, "Beritahu dia kalau ini adalah perintahku Jungyi, aku akan sangat senang jika ini berjalan dengan lancar."

"Baik Tuan"

Setelah Jungyi memberi hormat, dia pergi dan mencari Jianying. Di tengah perjalanan Jungyi mulai sudah menebak jika ternyata benar, menyuruh Wingling pergi ke asrama untuk istirahat bukanlah perintah dari Tuan Xinren tapi tuan Jung Cheng. Jungyi-pun mengembungkan pipinya kesal.

Melewati pohon murbei Jungyi bertemu dengan Jianying. Tapi anehnya tidak ada Wingling berkeliaran, karena heran Jungyi-pun bertanya, "Jianying dimana Wingling?"

"Aku meninggalkannya, aku bilang akan mengambil camilan dan secangkir teh untuknya."

Jungyi merasa senang dan lega karena sekarang tugasnya tidak semakin sulit dan rumit, malah mudah dan gampang, tanpa pikir panjang Jungyi mencegah Jianying pergi terlebih dahulu, "Tunggu jangan pergi dulu, kita ada tugas dari Tuan Xinren dan Tuan Jung."

Jianying kebingungan dan bertanya: "Apa maksudmu?"

Jungyi menceritakan semua kejadian yang berusaja terjadi, mulai dari awal sampai ahkir cerita yang dia alami: sampai ahkir cerita. Jianying memasang ekspresi setengah kebingungan dan mengerti mengerutkan alisnya, sama seperti Jungyi tadi.

Jianying bertanya lagi: "Bagian timur kota Yi? aku baru pernah dengar tempat itu, bahkan untuk bunga lotus sekalipun."

"Benar tapi ini tugas kita, kau harus mengunci Wingling dan jangan sampai dia keluar dari kamar asramanya. ini perintah dari Tuan Xinren."

"Baik." Jianying menjawab lalu pergi melanjutkan langkah ke arah asrama Wingling.

Di dalam asrama Wingling menunggu Jianying datang, dengan perut kelaparan dia sabar menunggu dan berkata dalam hati: uh.. kenapa lama sekali, kemana Jianying dia lama sekali, perutku sudah kelaparan.

Sudah sekian lamanya menunggu ahkirnya Jianying datang membawa makanan dan minuman untuknya. Jiangying duduk menaruh makanan dan secangkir teh di atas meja kayu yang coklat dan padat.

"Jianying kenapa kau lama sekali, kemana saja kau?"

"A-aku mengambil ini di dapur jadi sudah pasti lama." Jianying menyembunyikan kebenarannya dengan senyum masamnya.

Wingling tidak peduli dan lanjut memakan makanan yang sudah dihidangkan tanpa basa basi Wingling menghabiskan semua dengan lahap. Melihat Wingling menikmati makannya membuat Jianying merasa senang, kemudian dia ingat dengan tugasnya dan kembali berdiri.

"Wingling aku akan keluar sebentar kau makan saja."

Wingling mengangguk dengan mulut penuh makanan di dalamnya.

Jianying menutup pintu dan menguncinya dengan mantra khusus yang sudah dia pelajari selama belajar di sini, untungnya Wingling sibuk makan dan sehingga dia tidak tahu kalau Jianying mengunci pintu dengan mantaranya.

Selesai makan besar Wingling merasa sakit perut dan mencoba bangun, tapi sayang pintu sudah di kunci dari luar oleh Jianying. Wingling mendongkrak pintu namun tidak bisa di buka, kemudian dia mulai berteriak, "Hei.. buka pintunya! siapa yang mengunciku?!"

"Ee.. maaf wingling aku melakukan ini."

"Ji-jianying." Wingling merasa tambah sakit di perutnya, "Hei! cepat buka pintunya! biarkan aku keluar!"

"Ti-tidak bisa."

"Kenapa tidak?! Aduh.. perutku, cepat buka pintunya! keparat kau Jianying!"

Dan ahkirnya tugas mereka berjalan lancar, dengan mengunci Wingling diasrama dengan sakit perutnya yang luar biasa.