{ Flashback - Lima Tahun yang Lalu }
Suasana malam terasa sepi di belakang Kuil Holy Star. Angin dingin berhembus lembut, membuat daun-daun kering di sekitar kabin bergemerisik. Di dalam kabin kecil itu, seorang bocah lelaki, Raka, membukakan pintu untuk adiknya yang datang berkunjung. Dia menatap adiknya, Alya, dengan khawatir saat melihat gadis itu memiliki luka memar di pipinya sambil memegangi lengannya yang sama-sama memar
Raka:(menggerutu) "lagi lagi seperti ini, bukan kah mereka punya Healer tingkat tinggi?" (Sambil menyuruh nya masuk) " Ayo cepet masuk, diluar dingin"
Alya: (sambil menunduk) "terimakasih kak"
Raka: (sambil menyiapkan perban dan salep dia berpikir) 'Kenapa Alya selalu datang dalam kondisi begini?'
Raka menatap adiknya, Alya, yang duduk di lantai kabin kecil dengan luka dan memar di wajah serta tubuhnya.
Raka:(Khawatir) " Kali ini apa yang terjadi, Alya?"
Alya menunduk sejenak, lalu akhirnya menjawab.
Alya: (Pelan) "Lucas... Dia bilang, buat bangkitin aura, latihannya harus brutal."
Raka: (kaget) " Sang sword saint?"
Raka mengoleskan salep ke lengan Alya yang memar sambil mendengarkan cerita adiknya.
Raka: (Tenang tapi penasaran) "Dia ngapain aja sampai kamu babak belur begini?"
Alya: (Jengkel) "Hari pertama dia suruh aku lari 100 putaran keliling lapangan. Habis itu, sparring satu lawan satu—dan dia nggak nahan pukulannya sama sekali! Katanya sih, aura cuma bisa bangkit kalau badan ditempa sampai batas hidup dan mati..." (Menyeringai) "Tapi menurutku itu cuma kedok buat nyiksa."
Raka tersenyum kecil, meskipun hatinya sedikit perih melihat usaha keras Alya.
Raka: (dengan lembut) "Udah... kamu pasti bisa. Kamu kuat."
Alya menatap kakaknya dan tersenyum. Beban di pundaknya terasa jauh lebih ringan.
---
{Kembali ke Masa Kini }
Di lapangan Akademi Stellar, suasana semakin kacau. Murid-murid dari kelas B terkapar di berbagai sudut setelah menghadapi metode latihan brutal Lucas. Keringat membasahi wajah mereka, dan beberapa bahkan tampak nyaris pingsan.
Lily: (Melirik ke arah murid-murid yang terkapar) 'Kok bisa latihan sesadis ini dianggap normal?'
Ia menyikut Raka yang tampak terlalu tenang di tengah kekacauan ini.
Lily: (Berbisik) "anda udah tahu, ya, kalau pengajarannya bakal sebrutal ini? Dari mana anda bisa tau?"
Raka: (Berpikir) 'Aku nggak mungkin bilang soal Alya...'
Dia memutuskan untuk memberi sedikit informasi tanpa membuka hubungan dengan Alya.
Raka: (Menghindari tatapan Lily) "Aku... sempat jadi pesuruh di Kuil Holy Star. Waktu itu, aku lihat Lucas melakukan pelatihan."
Lily langsung memercayainya dan menyipitkan mata dengan kesal.
Lily: (Menggerutu) "Gila! Mereka berani-beraninya membuat anda menjadi pesuruh. Mereka harus merasakan Keputusasaan?"
Selene, yang mendengarkan percakapan mereka, ikut berkomentar dengan nada dingin.
Selene:(Serius) "Benar Lily, mereka harus di tenggelamkan ke dasar lautan!."
Raka: (Cemas) 'Jangan sampai mereka pakai kekuatan dewa di sini...'
Raka: (Memohon) "Hei, tolong... jangan pakai kekuatan kalian, ya?"
Lily & Selene:(Serempak, dengan nada santai)
Lily: "Tenang Tuan, kami tahu ko"
Selene: "Iya, santai aja."
Raka hanya bisa menarik napas panjang, merasa sedikit lega, meskipun masih was-was dengan keduanya. Namun tidak seperti yang di khawatirkan Raka, Lily dan Selene benar benar tidak mengunakan kekuatan dewa mereka, dan hasil nya benar benar di luar perkiraan keduanya mendaratkan satu pukulan pada Lucas, namun mereka tetap di hajar dan terkapar
Lily & Selene:(Serempak, memperingatkan Raka)
Lily: (dengan nafas yang terengah-engah)"Tuan!, anda tidak boleh melawanya!"
Selene: (dengan nada lemas) "maaf saya tidak bisa mengalahkan nya, saya pantas mati"
Raka: (dengan wajah kaget dan takut) "Sedari awal kalian memang tidak harus mengalahkan nya!"
---
Lucas berdiri di tengah lapangan, menatap sekeliling dengan mata tajam, mencari murid berikutnya untuk dihadapi. Ia mengulum senyum saat pandangannya berhenti pada Raka.
Lucas: (Santai, tapi penuh tantangan) "Hei, kamu! Yang paling sedikit lari putaran, kan? Ayo, giliran kamu sekarang."
Semua mata langsung tertuju ke arah Raka, termasuk Lily dan Selene, yang terlihat khawatir. Namun, Raka malah tersenyum tipis, campuran antara ragu dan percaya diri.
Raka: (Tersenyum kecil) 'Kayaknya ini bakal menyakitkan...'
Dia maju perlahan, menghindari tubuh teman-temannya yang terkapar di tanah.
Raka: (Santai tapi ragu) "Baik, Pak. Saya datang."
Lucas menyambut langkah Raka dengan tatapan tajam, penuh keyakinan.
Lucas: (Menatap Raka dengan intens) "Jadi, kamu tetap maju walaupun sudah tahu bakal dipukulin habis-habisan?"
Raka: (Senyum kecil) "Yah... lebih baik selesai cepat daripada makin lama, kan?"
Lucas terkekeh pelan, lalu memasang kuda-kuda. Aura intens mulai terasa di sekelilingnya.
Lucas: (Bersemangat) "Pintar juga kamu. Ayo, kita mulai!"
Raka: (Tarik napas dalam-dalam) 'Oke, Raka... kali ini jangan jatuh terlalu cepat.'
Raka: (Dengan nada kecil) "sinkron!"
Dengan senyum tipis, Raka bersiap menghadapi Lucas. Pertarungan segera dimulai.
Kekuatan apa yang akan Raka gunakan untuk melawan Lucas!