webnovel

bab 6. Jena Jalan-Jalan

  

Marco mendengarkan cerita Jena waktu kuliah dia merasa senang Marco tersenyum bila Jena menceritakan kejadian yang lucu.

"Sepertinya kamu belum mandi ya dari kantor tadi pakaian kamu saja masih yang tadi." ucap Marco.

"Memang iya bang Marco sih, kesini kecepatan." ujar Jena.

"Kalau begitu aku akan mandi dulu maaf ya aku tinggal." ucap Jena terus meninggalkan Marco.

Jena masuk ke dalam rumah sedang Lusi yang baru keluar dari rumah temannya terus masuk ke dalam rumah.

"Ada tamu rupanya aku belum pernah lihat Abang kesini siapa Abang?" tanya Lusi.

"Kenalin aku teman kantor Jena namaku Marco." ucap Marco.

"Aku adiknya kak Jena Lusi." kata Lusi.

Selanjutnya Lusi masuk ke kamarnya setelah kenalan dengan Marco.

Lusi berpikir apa bang Marco yang dikatakan kak Jena orangnya baik suka menolong temannya kalau dikantor ada yang membutuhkan pertolongan.

Lalu Lusi membuka buku pelajaran yang tadi belum mengerti, setelah membuka buku membaca separo lalu ditutup lagi besok sekolah libur ngapain aku belajar lebih enak buka hp kata Lusi ngomong sendiri, lalu Lusi membuka hp sambil duduk di atas kasur.

Selesai dandan rapi lantas Jena duduk lagi dengan Marco.

"Maaf bang lama menuggu." kata Jena.

"Biasa kali setiap perempuan pasti dandannya lama." ucap Marco.

"Bang kalau aku sih dandan tidak begitu lama coba kalau adikku mau berangkat sekolah saja kalau sudah di depan cermin bisa terlambat ke sekolah dia lama banget." ucap Jena.

"Adik kamu Lusi tadi?" tanya Marco.

"Benar bang Marco sudah kenalan sama adikku?" tanya Jena.

"Tadi waktu Lusi akan masuk ke kamarnya, kalau kamu sudah siap ayo kita jalan-jalan kemana terserah kamu yang penting nyaman." ucap Marco.

Lantas mereka berdua keluar dari rumah Jena kemudian Jena masuk ke dalam mobil Marco, lalu Marco masuk juga ke dalam mobil terus mobilnya dijalankan Marco. 

Dalam perjalanan menuju tempat yang dikunjungi orang kebanyakan dimana kata hati Marco daripada bingung Marco nanya ke Jena.

"Jena ini enaknya kemana?" tanya Marco.

"Ke cafe saja bang enak makan sambil nongkrong." jawab Jena.

Lalu Marco menjalankan mobilnya ke cafe yang sering dia kunjungi, sampai di cafe Marco lantas memarkir mobilnya setelah diparkir Marco dan Jena lalu turun dari mobil dan berjalan menuju ke dalam cafe terus duduk di tempat yang  kursinya ada dua.

***

Setelah duduk lantas Marco memesan minuman dan makanan.

"Kamu mau makan apa?" tanya Marco.

"Aku nasi goreng saja bang minumnya jus jeruk." kata Jena.

Selanjutnya Marco memanggil pegawai cafe untuk membuatkan nasi goreng siput dua dan jus jeruk juga dua.

Mereka menunggu pesanannya jadi Marco ngobrol dengan Jena.

"Kamu saya ajak kesini tidak ada yang marah atau cemburu?" tanya Marco.

"Maksud bang Marco pacarku gitu…

bang aku ini masih jomblo tidak ada yang cemburu sama aku bebas." kata Jena.

Marco mengangguk-angguk ketika Jena berkata begitu berarti aku akan mengatakan isi hatiku sekarang mumpung dia jomblo, lalu Marco akan mengutarakan isi hatinya ternyata pesanannya sudah diantar dan diletakkan diatas meja mereka.

"Ayo Jena dimakan." ucap Marco.

Mereka lalu memakan pesanannya sambil dirasakan masakan disini cukup enak kata Jena dalam hati malu kalau langsung diomongin dengan Marco sebab gratis.

Selesai makan Marco melihat sepertinya Jena suka minumannya.

"Kamu enggak nambah jus jeruk lagi biar seger tenggorokannya?" tanya Marco.

"Enggak usah bang ini sudah cukup kenyang." kata Jena.

Marco lalu mengatur nafas akan mengatakan kepada Jena apa yang ada dihatinya.

"Jena sebelumnya aku minta maaf dengan kamu sebenarnya aku suka sama kamu sejak perjumpaan kita yang pertama kali dulu." ucap Marco.

"Tidak salah dengar ini, bang Marco suka sama aku?" tanya Jena.

"Benar Jena sekarang juga aku mau jawaban dari kamu diterima tidak aku sebagai kekasih kamu." kata Marco.

"Enaknya bagaimana ya….ditolak apa diterima ya." jawab Jena padahal dia juga mengharap kata-kata itu terucap dari bibir Marco namun dia seorang gadis jual mahal sedikitlah biar Marco penasaran.

"Jena diterima tidak aku sudah tak sabar nih." ucap Marco.

"Aku terima deh asal kamu setia sama aku." jawab Jena.

"Kesetiaan aku tak perlu diragukan untuk saat ini entah kalau besok." jawab Marco tertawa.

Memang setiap lelaki begitu kebanyakan kalau baru mendapatkan saja setianya minta ampun kalaunsudah terbiasa apalagi lama luntur juga kesetiaan itu.

Jena juga tidak terlalu mengharapkan kesetiaan Marco Jena juga sudah paham betul Marco kelihatannya juga tak begitu setia tapi biarlah akunjuga suka sama Marco.

"Halo Jena mikirin apa sih dari tadi aku perhatikan kamu bengong melulu." kata Marco.

"Maaf….maaf ayo kita pulang sudah kenyang nih." ucap Jena.

"Katanya mau nongkrong di cafe kok ngajak pulang." kata Marco.

"Tenang kita ke taman kota saja disana asyik tuh." jawab Jena.

"Ya ayo kita berangkat sekarang." ucap Marco sambil menggandeng Jena.

Marco merasa Jena gadis paling cocok untuk dirinya dilihat dari kehidupan di rumah dia sangat menghormati ibunya dia juga sayang kepada adiknya.

***

Mereka setelah naik mobilnya Marco lalu Marco memarkir mobilnya di depan  taman lantas mereka turun dari mobil berjalan ke taman Marco juga masih menggandeng Jena, setelah mendapat tempat duduk yang diinginkan Marco dan Jena terus duduk disitu.

"Jena kalau kamu benar sayang sama aku secepatnya kamu aku lamar bagaimana kita pacaran setelah menikah setuju tidak?" tanya Marco.

"Aduh bang aku belum bisa membantu ibu dan adikku untuk memberi dana untuk mereka memenuhi  kebutuhan sehari-hari di rumah malah diajak segera menikah bagaimana nasib ibu dan adikku." kata Jena.

"Jena kamu teruskan memberi ibu dan adik kamu aku tidak apa-apa nanti kalau misalkan aku ada rejeki pasti aku ikut membantu." ucap Marco.

"Kalau begitu terserah bang Marco yang penting aku sudah memberi tahu keadaan rumahku." jawab Jena.

Marco sudah menyetujui permintaan Jena ikut membiayai kehidupan ibunya sebab Jena diajak buru-buru menikah agaknya dia masih berat dengan ibunya, jadi mereka sudah mengambil keputusan untuk membantu kehidupan ibunya jika mereka menikah nanti.

"Sudah malam sebaiknya ayo kita pulang Jena nanti ibu kamu khawatir." kata Marco.

Lantas mereka berjalan menuju ke mobilnya Marco lalu Jena masuk ke dalam mobil itu, setelah mereka siap Marco terus menjalankan mobilnya menuju rumah Jena.

"Kamu tidak membeli oleh-oleh untuk ibu dan adik kamu?" tanya Marco.

"Enggak usah bang terima kasih." jawab Jena.

Marco terus menjalankan mobilnya langsung menuju rumah Jena, sampai di rumah Jena warungnya masih buka belum tutup memang warungnya sampai malam tutupnya sebab para tetangga yang pulang kerja malam kalau akan membeli sesuatu biar mudah.

Bersambung...