webnovel

bab 12. Pulang Kerja

   

Jena sudah tenang hatinya sebab semua keperluan pernikahannya sudah diurus ibunya Marco, jadi keluarga Jena hanya mengurus yang ada di rumah tidak usah memikirkan tentang yang ada di gedung.

Tak terasa jam kerja Jena akan selesai lalu Jena menata kembali brosur yang dia baca dan dia amati tempat wisata besok, Jena masih membereskan brosur itu Marco yang sudah keluar dari ruangannya terus mendekati Jena dengan duduk di kursinya Jena.

"Bang tunggu sebentar ya hampir selesai ini." kata Jena.

"Tata yang bagus supaya enak dipandang mata tidak usah terburu-buru santai saja." kata Marco.

Jena berpikir bang Marco perhatian banget dengan dirinya apa memang bang Marco sangat suka dengan dirinya apa bang Marco hanya segera ingin mempunyai seorang istri, Jena tidak tahu bagi Jena yang terpenting Marco sudah memilih dirinya untuk dijadikan istri itu sudah cukup bagi Jena.

Marco melihat Jena membereskan brosur tidak fokus Marco penasaran lalu Jena ditanya.

"Halo…Jena sedang mikirin apa bekerja sambil bengong?" tanya Marco.

"Enggak mikirin apa-apa bang maaf banget." kata Jena tersenyum.

Selesai beres-beres lalu Jena mengajak Marco pulang sebab kalau kelamaan dikantor pulangnya juga lama sampai rumah.

"Ayo bang kita pulang sudah selesai beres-beres nih." ucap Jena menggandeng Marco.

Kemudian mereka berdua berjalan menuju ke mobilnya Marco, sampai di mobil lalu Jena masuk ke dalam begitu juga dengan Marco, setelah mereka siap lalu Marco menjalankan mobilnya ke rumah Jena.

Dalam perjalanan Jena ngobrol dengan Marco.

"Bang berarti kalau ke gunung Bromo berangkatnya malam?" tanya Jena.

"Iya nanti naik pesawat sampai disana sudah ada yang menjemput mobil dari perusahaan kemudian langsung berangkat ke bukit untuk melihat matahari terbit." kata Marco.

"Bukitnya tinggi bang dengan tangga yang akan melihat kawah gunung Bromo tinggi mana?" tanya Jena.

"Tinggi kawah gunung Bromo dong Jena 

ketinggiannya sampai capek kaki ini menaiki tangga tersebut." ucap Marco.

Tak terasa mereka ngobrol lalu Marco sudah memarkir mobilnya didepan warung ibunya Jena, lalu mereka turun dari mobil langsung masuk ke dalam rumah terus duduk diruang tamu.

Ibunya Jena yang tahu Marco duduk diruang tamu lalu ibunya jena ikut duduk.

"Marco bagaimana rencana pernikahan kalian di rumah apa di gedung?" tanya ibunya Jena.

"Semua sudah diurus ibu saya bu rencana pernikahannya berada di gedung dekat rumah ini jadi kalau keluarga ibu ingin ke gedung tidak kejauhan." kata Marco.

"Kalau begitu ibu mempersiapkan untuk yang dirumah saja." kata ibunya Jena sambil meninggalakan mereka.

Ibunya Jena terus keluar rumah duduk di warung menunggu dagangannya.

***

Setelah ibunya Jena keluar dari rumah selanjutnya Marco mengajak Jena untuk membeli keperluan untuk acara pernikahan, namun Jena menolak karena selesai pulang dari kerja capek.

Jena menyuruh ibunya Marco saja yang membelikan semuanya terserah akan dibelikan apa Jena menerimanya apapun pemberian dari Marco.

"Nanti kalau ibu yang membelikan tidak cocok bagaimana?" tanya Marco.

"Pasti cocok bang kalau kegedean nanti bisa dikecilkan asal jangan kekecilan tidak bisa diubah." jawab Jena.

Marco hanya berkata dalam hati Jena ini tidak usah mengikuti mode asal pakaian yang dipakai masih enak dan sopan sudah itu juga pakaian sudah bagus.

Berarti istriku tidak seperti gadis lainnya yang selalu mengikuti mode dia cuek dengan mode yang lagi ngetren pokoknya bajunya enak dipandang dan dipakai ya sudah itu benar-benar pakaian.

"Kalau begitu aku pulang sekarang ya sayang besok aku kesini lagi menjemput kamu." ucap Marco.

"Memanggil sayangnya kok kurang mesra enggak didengar ditelinga." kata Jena.

Marco tersenyum digoda Jena sambil mengantar Marco masuk ke dalam mobilnya, setelah Marco masuk ke dalam mobilnya lalu Jena masuk ke rumah lagi dia akan masuk ke dalam kamar.

Lusi setelah Jena masuk ke dalam kamar Lusi terus mengetuk pintu kamar kakaknya tok!!! tok!!!

"Masuk ada apa Lusi!" tanya Jena dari dalam kamar.

"Kak tolong dong ini bagaimana mengerjakannya aku tidak bisa." kata Lusi sambil membawa bukunya ke kamar kakaknya.

Lalu Jena membaca buku Lusi dia lalu mengajari Lusi soal bahasa indonesia.

"Ini gampang Lusi persamaan kata contoh saya persamaannya aku lalu kamu persamaannya anda." kata Jena.

Lusi mengerti persamaan kata itu seperti contoh kakaknya.

"Aku mengerti kakak terima kasih." ucap Lusi terus masuk ke dalam kamarnya lagi untuk belajar.

Ibunya Jena yang dari tadi menunggu warung belum juga ada orang membeli hampir malam lalu ibunya Jena memanggil Jena.

"Jena ayo ibu dibantu tutup warung sekarang!!!…" panggil ibunya Jena.

"Ya Bu." jawab Jena lalu keluar dari kamarnya terus membantu ibunya.

Selesai membantu ibunya Jena langsung masuk ke kamar akan istirahat, sedang ibunya Jena lalu mengunci pintu rumahnya juga akan istirahat.

***

Marco dirumah sedang ngobrol dengan ibunya.

"Bu tadi Jena akan aku belikan untuk perlengkapan acara pernikahan dia tidak mau semuanya diserahkan sama ibu tentunya ibu tahu ukuran baju Jena." kata Marco.

"Kalau kekecilan bagaimana sebab baju kelihatannya besar setelah dicoba ternyata tidak muat dipakai." jawab ibunya Marco.

"Aduh masa ibu tidak hafal ukuran baju anak gadis sih." jawab Marco.

Ibunya Marco tersenyum dia memang menggoda Marco biar tahu Marco baju gadis itu modenya yang lagi viral kalau tidak suka yang lagi viral ya yang biasa saja.

"Bu pokoknya Jena belikan yang terbaik dan yang terindah menurut kebanyakan orang." pesan Marco.

Ibunya Marco tertawa pakai dikasih penjelasan segala nanti asal bagus dibeli saja kata hati ibunya Marco.

Marco kemudian bergegas berangkat ke kantor sebab dia akan menjemput Jena.

Sampai di luar rumahnya Marco terus masuk ke dalam mobilnya lantas menjalankan mobilnya menuju ke rumah Jena.

Sampai di rumah Jena lalu Marco turun dari mobil terus duduk di warung, ibunya Jena tahu Marco sudah duduk di warung lalu menghampiri Marco.

"Kamu tidak masuk ke dalam rumah Marco?" tanya ibunya Jena.

"Terima kasih Bu disini saja biar Jena betah di depan cermin." jawab Marco tersenyum.

"Kalau Jen di depan cermin tidak begitu lama kalau Lusi yang di depan cermin sampai berjam-jam betah dia kalau Jena mengajak berangkat sekolah dulu selalu teriak-teriak memanggil Lusi." kata ibunya Jena.

Marco tersenyum mendengar penjelasan ibunya Jena berarti yang perempuan beneran Lusi karena biasanya perempuan sangat betah di depan cermin begitu menurut pendapat Marco.

Jena yang baru keluar dari kamarnya lalu mendekati Marco.

"Lama bang nunggu Jena?" tanya Jena.

"Enggak baru aku duduk bicara dengan ibu." ucap Marco.

"Kalau begitu ayo kita berangkat sekarang bang." ucap Jena.

Lantas mereka berdua berjalan masuk ke dalam mobil Marco setelah siap lalu Marco menjalankan mobilnya menuju ke kantor.

Bersambung...