webnovel

Selalu Bertengkar

"Harusnya kamu jangan tanya sama aku, tanyanya sama dia. Aku di sini aja dia enggak ngabarin."jawab Irfan sembari menunjuk Kalila dengan ekspresinya.

"Mana aku tahu kamu ada di sini."jawab Kalila yang juga merasa kesal karena ucapan Irfan itu, lagian menurut Kalila kenapa ia yang harus menghubungi Irfan duluan, kenapa bukan yang berinisiatif untuk mencoba menghubunginya.

"Aku yakin kamu tahu kalau aku ada di sini."jawab Irfan dengan percaya diri.

"Masak sih kamu enggak tahu, kan katanya teman satu sekolah."Risa ikut menimpali.

"Sepertinya aku bukan termasuk orang penting dalam listnya Kalila."ucap Irfan lagi.

"Kalau begitu, apa kamu kenal mantannya Kalila? Katanya mereka pacaran saat ia duduk di bangku kelas dua, iya kan, Kal?"tanya Risa kepada Irfan dan kemudian menoleh kepada Kalila.

Kalila saat ini rasanya ingin segera menghilang dari sini, ia benar-benar malu atas pertanyaan Risa itu. Kalila sebenarnya sudah mengkhawatirkan hal ini saat kedatangan Irfan tadi, ia takut jika Risa ataupun Rizel menanyakan tentang mantannya kepada Irfan dan ketakutannya benar-benar terjadi, Kalila ingin menyembunyikan wajahnya saat ini.

"Ntahlah … aku pikir Kalila memiliki banyak mantan saat SMA dulu."ucap Irfan setelah memikirkannya sejenak.

"Wah, jadi sepertinya Kalila bohong soal dia yang terakhir berkencan saat duduk di bangku kelas dua itu?"tanya Risa mengikuti permainan Irfan.

"Apa kamu mengatakannya seperti itu?"tanya Irfan kepada Kalila, Kalila hanya memilih diam meskipun wajahnya masih terlihat ramah saat ini tapi di dalam sana ia benar-benar kesal dengan Risa dan Irfan.

"Memang seperti itu kenyataannya."jawab Kalila, jelas ia yang mengetahui apa yang terjadi dalam hidupnya. Irfan tertawa mengejek ketika mendengarkan hal itu, jelas ia menertawakan jawaban Kalila itu.

"Sepertinya kamu melupakan beberapa mantan kamu."ucap Irfan, ucapan Irfan membuat Kalila merasa kesal, tapi ia berusaha untuk tidak terpengaruh oleh hal itu.

"Eh ini, Sekar minta kita nyamperin dia."ucap Risa memotong percakapan mereka.

"Kenapa?"tanya Rizel yang tidak mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini.

"Aku aja yang menghampiri Sekar."Kalila menawarkan diri, jelas ia tidak merasa nyaman berada di dekat Irfan saat ini.

"Enggak usah. Aku sama Rizel aja, lagian kan kalian bisa ngobrol-ngobrol dulu, udah lama enggak ketemu kan."Risa pun beranjak dari duduknya, Rizel juga berdiri tanpa mengatakan apapun.

"Jangan lama-lama."Kalila memperingati Rizel dan Risa.

"Tenang aja."jawab Risa, mereka berdua pun beranjak meninggalkan Kalila dan Irfan.

"Segitunya kamu enggak mau sama aku di sini."gerutu Irfan saat Kalila memperhatikan kepergian dua temannya itu. Ini benar-benar canggung bagi Kalila, ia tidak menyukai suasana canggung ini.

"Kenapa kamu bisa kenal dengan Risa?"tanya Kalila kapada Irfan, jelas sedari tadi ia penasaran akan hal ini. Meskipun sebenarnya banyak kemungkinan yang akan terjadi, apalagi Risa dan Irfan adalah orang yang mudah bergaul dengan orang baru.

"Ntahlah."jawab Irfan santai. Kalila pun mengangguk, ia mengambil ponselnya dan berpura-pura sibuk di sana, ia tidak tahu harus melakukan apalagi. Kalila berpura-pura mengetik sesuatu padahal ia tengah mengetik di chat ia dan kakaknya. Irfan masih memperhatikan apa yang dilakukan Kalila,

"Sepertinya kamu sibuk,"ucap Irfan setelah terjadi keheningan untuk beberapa saat.

"Ah, enggak juga."jawab Kalila yang kembali meletakkan ponselnya ke dalam sakunya. Kalila pun melihat kesekelilingnya, rasanya saat ini ia benar-benar menjadi orang yang kaku. Kalila tidak pernah menyukai dirinya yang seperti ini. Kembali terjadi keheningan untuk beberapa saat.

"Jadi apa yang kamu ceritakan kepada mereka?"tanya Irfan setelah keheningan itu. Kalila pun menoleh kepada Irfan,

"Bukan sesuatu yang serius kok, cuma pertanyaan basa-basi antara sesama cewek."jawab Kalila.

"Terus kenapa kamu berbohong?"tanya Irfan kemudian.

"Berbohong?"tanya Kalila dengan ekspresi bingungnya.

"Apa kamu yakin kamu hanya berkencan sampai di kelas dua?"tanya Irfan lagi, seolah ia mengetahui apa yang terjadi dengan kehidupan percintaan Kalila.

"Aku enggak bohong dan itu kenyataannya."jawab Kalila dengan kesal, dari dulu Irfan selalu mengatakannya berbohong, Kalila tidak tahu apa yang membuat Irfan bisa berpikiran seperti itu.

"Jadi apa sekarang kamu sudah memiliki pacar lagi?"tanya Irfan, Kalila mulai tidak nyaman dengan pertanyaan Irfan. Meskipun mereka pernah memiliki cerita dan menjadi teman, tapi rasanya tidak nyaman jika Irfan menanyakan hal itu, apalagi mereka jarang bertemu semenjak kuliah.

Tentu saja Kalila mengetahui bahwa Irfan juga berkuliah di kota ini, teman-temannya yang perempuan akan selalu menceritakan apapun tentang Irfan meskipun ia tidak menanyakannya. Jadi Kalila tidak bisa untuk tidak mengetahui apa yang terjadi dengan Irfan, begitupun juga dengan Irfan, yang Kalila yakin teman-temannya akan menginformasikan tentangnya kepada Irfan.

"Apa aku harus menjawabnya?"tanya Kalila memperlihatkan ketidaknyamanannya atas pertanyaan Irfan itu.

"Kamu enggak harus menjawabnya jika kamu enggak mau."jawab Irfan kemudian.

Kalila saat ini berharap teman-temannya segera datang, karena jika terus seperti ini lama-lama ia akan bedebat dan bertengkar dengan Irfan. Kalila sendiri tidak tahu, padahal sudah cukup lama mereka berpisah tapi Irfan selalu saja membuatnya kesal dan dia selalu saja kesal dengan apa yang Irfan katakan dan lakukan.

Mereka akan selalu bertengkar, seolah menjelaskan bahwa masih banyak masalah yang belum selesai di antara mereka. Kalila kembali memainkan ponselnya untuk mengurangi rasa canggung dan kakunya saat ini. Kalila tidah tahu harus melakukan apa lagi, jadi ia memilih untuk kembali berpua-pura sibuk, agar tidak ada lagi obrolan antara ia dan Irfan.

Irfan mengambil ponsel Kalila yang membuat Kalila terkejut, namun ia meletakkannya di atas meja tanpa melihatnya sama sekali. Jika ia melihat layarnya maka itu hanya akan membuat Kalila semakin malu, karena ia tidak melakukan apapun di sana.

"Kamu tahu kalau aku enggak suka seseorang memainkan ponselnya saat ia tengah bersama aku."ucap Irfan mengingatkan Kalila.

"Kamu enggak bisa membuat setiap orang melakukan apa yang kamu sukai."jawab Kalila yang kesal karena hal itu. Tentu saja ia masih ingat akan hal itu,

"Setidaknya kamu harus mengikutinya karena saat ini ada aku di sini."jawab Irfan santai.

"Kenapa kamu selalu mencari masalah sama aku, bisa enggak sekali aja kita bertemu tanpa berdebat dan bertengkar seperti ini."ucap Kalila yang telah menahan kekesalannya sedari tadi, mereka saat ini di tempat yang ramai, setidaknya Kalila tidak ingin mereka jadi tontonan.

"Itu karena kamu yang selalu memperlakukan aku seenaknya."jawab Irfan. Kalila memilih untuk diam, untuk saat ini ia tidak ingin memperpanjang masalah ini.

"Kembalikan ponsel aku, aku enggak akan memainkannya."ucap Kalila kemudian. Irfan menoleh kepada Kalila, jelas ia merasa bingung.

"Tumben banget kamu nurut sama aku."ucap Irfan dengan ekspresi bingungnya.

"Aku enggak ada tenaga buat bertengkar sama kamu kali ini."jawab Kalila. Irfan pun memberikan ponsel Kalila dan benar saja Kalila memasukkannya ke dalam tasnya.