webnovel

Mencoba untuk Mengerti

"Hy, udah lama?"tanya Kalila yang baru saja sampai di perpustakaan. Kebetulan Rizel dan Kalila kali ini berada di kelompok yang sama pada salah satu mata kuliah.

"Enggak kok, aku juga baru sampai."jawab Rizel sembari menyingkirkan tasnya guna memberikan tempat untuk Kalila. Tadinya Rizel bersama dengan Widya, tapi kali ini Widya telah pergi bersama gebetannya itu sehingga ia tidak bisa menunggu Rizel selesai kelompokan, padahal biasanya mereka saling menunggu. Rizel juga tidak bisa memaksa Widya untuk menunggunya, sepertinya Rizel harus terbiasa untuk pulang sendirian mulai saat ini.

"Kamu sendirian?"tanya Rizel lagi, Kalila mengangguk. Rizel pikir Kalila akan datang bersama teman kelompok mereka karena Rizel pernah melihat mereka bersama, jadi ia pikir mereka berteman dekat.

"Aku akan memberitahu mereka kalau kita sudah di sini."ucap Kalila yang mengerti dengan maksud pertanyaan Rizel itu, Rizel pun mengangguk. Kalila pun mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan kepada dua orang lainnya yang kebetulan adalah teman satu kelompok saat masa-masa ospek, jadi Kalila memiliki kontak mereka.

"Apa kamu udah makan siang?"tanya Kalila kepada Rizel, Rizel menggeleng.

"Aku punya ini. Kamu sendiri gimana?"tanya Rizel kepada Kalila sembari mengeluarkan makanan yang ada di dalam tasnya yang tadi sempat ia beli di kantin.

"Aku juga punya ini."jawab Kalila sembari mengeluarkan makanan yang ada di dalam tasnya.

"Sepertinya kita sudah mempersiapkannya dengan baik."ucap Rizel lagi,

"Sepertinya."jawab Kalila.

"Jadi kita mau nungguin mereka atau kita memulainya duluan?"tanya Rizel kepada Kalila.

"Menurut aku sebaiknya kita nungguin mereka dulu aja. Biar nanti kita nyarinya bersama-sama."jawab Kalila, Rizel pun mengangguk. Mereka sudah meletakkan notebook mereka di atas meja, dan mereka pun mulai mengobrol sembari menunggu ke dua teman yang lainnya.

Percakapan yang terjadi antara Rizel juga mengalir tanpa adanya topik yang pasti. Mereka membicarakan apapun yang terlintas dalam pikiran mereka, dari satu topik ke topik yang lain namun mereka tidak membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi. Lagian mereka juga baru kenal, jadi akan tidak nyaman jika membicarakan hal yang bersifat pribadi.

Setelah menunggu sedikit lama, kurang lebih hampir tiga puluh menit mereka menunggu, akhirnya Risa datang. Risa datang seorang diri tanpa Sekar, Rizel tahu kalau mereka memiliki kelompok kecil pertemanan.

"Sorry ya aku terlambat."ucap Risa yang sedikit merasa bersalah.

"Enggak kok, santai."jawab Kalila tidak mempermasalahkan itu. Toh, ia dan Rizel juga sedari tadi hanya mengobrol santai.

"Kamu datang sendirian? Sekar mana?"tanya Rizel kepada Risa. Risa menoleh kepada Rizel, mereka memang sudah pernah kenalan saat kelas pertama mereka.

"Aku enggak tahu, aku kira dia udah di sini."jawab Risa.

"Aku enggak sama dia soalnya tadi, aku habis ketemu sama pacar aku. Kita habis berantem."jawab Risa yang membicarakan masalah pribadinya tanpa ada yang bertanya, padahal mereka belum terlalu dekat untuk cerita seperti itu. Tentu saja Kalila dan Rizel sedikit bingung bagaimana menanggapinya.

"Oalah, aku kira kamu sama Sekar."ucap Rizel menanggapinya.

"Coba tanya aja Sekar, siapa tahu dia lagi sama pacarnya."jawab Risa santai. Kalila dan Rizel saling melirik untuk sesaat, tentu saja Risa tidak melihat hal itu. Kalila pun mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Sekar.

"Tidak ada balasan, dia udah enggak aktif dari tiga puluh menit yang lalu." Kalila memberitahukan tentang itu.

"Ya udah aku coba telpon dia pakai nomor telponnya dulu."ucap Risa lagi. Risa pun menelpon Sekar untuk menanyakan keberadaan Sekar itu, dan tidak perlu menunggu lama, Sekar mengangkat panggilan itu. Mereka berbicara di telepon yang tentu saja Rizel dan Kalila tidak bisa mendengarnya.

"Ya udah buruan ya."perintah Risa kepada Sekar sebelum ia mematikan panggilan itu.

"Udah aku bilang, dia lagi sama pacarnya, gebetan deh."ralat Risa dengan santai.

"Dia tahu kan kalau kita ada pertemuan kelompok saat ini?"tanya Kalila memastikan,

"Sepertinya tahu, kan kemarin dia juga udah nanyain ke aku."jawab Risa.

"Tadinya aku pikir aku juga tidak berpikir akan datang ke sini, soalnya aku benar-benar lagi enggak mood habis berantem sama dia."ucap Risa. Kalila dan Rizel kembali saling berpandangan, sepertinya mereka saat ini memikirkan hal yang sama tentang ucapan Risa itu.

Rizel hanya sedikit bingung namun tidak ingin berpikir buruk tentang ucapan Risa itu. Hanya saja itu membuat Rizel sedikit kesal karena dari ucapan Risa seolah ia tidak memikirkan Rizel dan Kalila yang telah menunggunya, dan janji pertemuan ini di mana ini untuk kelompok mereka juga, untuk nilai bersama.

"Apa kita bisa mengundur waktu mengerjakannya?"tanya Risa kemudian,

"Soalnya aku benar-benar lagi enggak mood banget sekarang."ucap Risa lagi.

"Kalian tahu sendiri kan kalau udah berantem sama pacar itu gimana?"tanya Risa yang masih membujuk Rizel dan Kalila.

"Ya udah kalau gitu, kita tentuin kapan kita mau ngerjainnya."jawab Rizel, meskipun ia kesal karena sikap seenaknya Risa ini, tapi ia tidak bisa marah begitu saja karena ia mencoba untuk memahami Risa.

"Besok sepulang kuliah aja, atau malaman aja di kafe."ucap Risa menawarkan.

"Ya udah kalau gitu, besok jam tujuan aja di kafe."ucap Kalila kemudian, Risa pun mengangguk.

"Maaf ya, makasih banget lo udah mau mengerti keadaan aku."ucap Risa yang memperlihatkan ekspresi terharunya kepada Rizel dan Kalila.

"Enggak apa-apa kok, lagian kan waktunya juga masih lama."jawab Kalila sedikit berbohong.

"Ya udah aku pamit duluan ya, mau balik ke kos meratapi nasib."ucapnya yang membuat mereka tertawa mendengarkan hal itu. Risa pun pamit pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ah, bukankah kita harus ngabarin Sekar kalau pertemuan ini dibatalkan?"tanya Rizel kepada Kalila.

"Ah, benar."Kalila pun mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan kepada Sekar tentang pembatalan ini. Tak menunggu lama, Sekar langsung membalas pesan yang dikirimkan Kalila itu dengan satu kata, ok.

"Sepertinya aku harus membuat grup untuk kelompok kita."Kalila pun membuat grup dan memasukkan mereka bertiga ke dalam kelompok itu.

"Berhubung kita sama-sama belum makan, apa mau makan dulu?"tanya Kalila kepada Rizel.

"Boleh, ayok."jawab Rizel. Tentu saja ia mau, karena jika ia sudah makan di sini maka nanti ia tidak perlu repot-repot lagi mencari makan. Sedangkan untuk makan malam, ia bisa pesan dari aplikasi makanan atau keluar ke depan gangnya maka ia akan menemukan tempat menjual makan yang biasa ia datangi.

Rizel juga masih beradaptasi dengan makanan yang ada di sini, jadi ia masih makan seadanya saja. Terkadang Rizel juga merasa bosan dengan menu yang sama yang ia pesan, yang menurutnya itu adalah menu yang paling aman.

Rizel dan Kalila pun menuju ke kantin kampus untuk makan karena mereka tidak memiliki kendaraan. Jika mereka makan di luar, yang ada itu hanya akan membuat salah satu dari mereka berjalan jauh. Jadi mereka mengambil jalan tengahnya saja.