Sekar dan Risa baru saja keluar dari kelas yang mereka ikuti. Saat ini tidak ada Rizel maupun Kalila karena mereka menghadiri kelas yang berbeda. Risa dan Sekar sudah memiliki janji dengan kedua temannya itu untuk melakukan tugas kelompok mereka, mereka berencana untuk bertemu di perpustakaan.
Saat Risa dan Sekar sudah berada di perpustakaan, mereka tidak melihat Rizel dan Kalila sama sekali. Mereka memutuskan untuk menunggu di salah satu meja yang telah disediakan di dekat perpustakaan, mereka sengaja untuk tidak menunggu di dalam perpustakaan karena di sana tidak boleh berisik.
"Kenapa mereka lama sekali, kan janjiannya jam sepuluh, ini udah lima belas menit berlalu."ucap Risa mulai menggerutu karena Rizel dan Kalila.
"Mungkin mereka belum keluar, kamu tahu sendiri sama dosen itu suka lama."ucap Sekar yang tidak mempedulikan hal itu.
"Coba kamu hubungi mereka,"ucap Risa kepada Sekar.
"Udah biarin aja, ntar juga mereka ngehubungin kita kan kalau ada apa-apa."jawab Sekar yang saat ini tak ingin diganggu.
"Sekar, buruan sih. Harusnya mereka itu menghubungi kita dari jam yang telah dijanjikan tadi."ucap Risa yang tidak menerima penolakan.
"Bentar dulu, ini lagi enggak bisa diganggu."Sekar kembali menolak permintaan Risa itu. Risa tersenyum pahit kepada Sekar, tapi bukan Risa namanya jika ia akan menerimanya begitu saja.
"Memangnya kamu lagi ngapain?"tanya Risa kepada Sekar yang terlihat sibuk dengan ponselnya itu.
"Aku lagi melihat video ini, nanti kalau aku skip bisa hilang."jawab Sekar, pandangannya masih menuju ke layar ponselnya.
"Dasar kamu ini."ucap Risa yang kemudian membiarkan Sekar fokus pada ponselnya. Setelah lima menit berlalu Risa kembali mengatakan hal yang sama kepada Sekar,
"Ayo dong Sekar, kamu mau kita nunggu sampai kapan di sini."ucap Risa lagi.
"Iya,"ucap Sekar kemudian, Sekar pun membuka aplikasi chatnya untuk menghubungi Rizel dan Kalila yang masih tidak menghubungi mereka sama sekali.
"Kalian di mana, jadi kan kelompokan?"begitulah pesan yang dikirimkan Sekar di grup chat mereka.
"Gimana? Apa mereka udah membalasnya."tanya Risa memastikan,
"Sepertinya mereka lagi enggak ada paket data atau ponselnya mati deh."jawab Sekar memperhatikan ruang obrolannya. Tidak ada yang membaca pesan yang ia kirimkan sama sekali.
"Masak iya barengan gitu?"tanya Risa yang tidak percaya dengan hal itu.
"Ya udah kamu coba chat mereka secara pribadi, atau kamu telfon mereka aja."saran Risa yang rasanya tidak lagi bisa menunggu.
"Mereka enggak akan mengangkat jika kita telfon, kamu tahu sendiri mereka berdua anti telfonan."jawab Sekar, bukan karena Sekar tidak ingin menelfon mereka, tapi memang seperti itu kenyataannya. Rizel dan Kalila tidak akan mau mengangkat panggilan mereka sama sekali.
"Ya dicoba dulu."ucap Risa lagi. Sekar pun memilih untuk mengikuti apa yang dikatakan Risa, tapi seperti yang mereka duga, mereka berdua tidak ada yang mengangkat panggilan itu.
"Kan udah aku bilang, mereka enggak akan mengangkat panggilan kita."ucap Sekar menunjukkannya pada Risa.
"Tapi kamu udah chat mereka secara pribadi kan?"tanya Risa lagi.
"Iya."jawab Sekar. Sebenarnya Sekar belum menghubungi mereka sama sekali secara pribadi, karena Risa memintanya untuk menelfon mereka, jadinya ia menelfon mereka. Namun ia mengiyakan pertanyaan Risa agar urusannya segera cepat kelar. Sekar kemudian menghubungi Rizel dan Kalila secara terpisah, sembari saling berkirim pesan dengan pacarnya juga.
"Sepertinya mereka beneran enggak ada paket data deh, soalnya pesannya enggak ke kirim sama sekali."ucap Sekar.
"Enggak ke kirim apa ceklis satu?"tanya Risa lagi.
"Iya, ceklis satu maksudnya. Kan kalau gambar jam berarti aku yang enggak ada paket."koreksi Sekar.
"Kan kamu bilang enggak ke kirim, jadinya aku pastiin."jawab Risa lagi.
"Kamu sendiri tahu konsepnya gitu, harusnya ngerti dong sama yang aku katakan."bantah Sekar lagi.
"Aku cuma mau memastikan, siapa tahu aku yang salah."jawab Risa tak mau mengalah.
"Iya deh, terserah kamu aja."Sekar memilih untuk mengalah, berdebat dengan Risa tidak akan ada habisnya. Risa sangat pandai untuk berdebat dengan ekspresi lembutnya yang membuat Sekar kadang merasa jengkel.
"Jadi kita mau nungguin mereka sampai kapan?"tanya Sekar lagi.
"Enggak tahu nih,"jawab Risa.
"Kalau aku biasanya jika berada di situasi seperti ini, aku bakal ngabarin orang yang janjian sama aku, biar enggak menunggu seperti kita ini. Siapa tahu orang itu juga memiliki janji yang lainnya."ucap Risa kemudian.
"Soalnya aku tahu enggak enak rasanya jika menunggu tanpa kepastian itu,"ucap Risa lagi.
"Kenapa malah curhat, sering banget ya menunggu tanpa kepastian."Sekar meledek Risa.
"Iya nih, selalu dipaksa gitu."jawab Risa lagi.
"Kamu ada acara lain enggak selain ini?"tanya Risa kepada Sekar.
"Enggak ada sih, kan biasanya kalau sama kalian enggak mungkin ngumpulnya sebentar, jadi aku batalkan semua janji yang aku punya."jawab Sekar jujur. Memang kalau mereka sudah berkumpul berempat, mereka suka lupa waktu. Mereka akan mengobrol tentang banyak hal, atau mereka akan mendatangi berbagai tempat secara acak. Mereka berempat memang suka melakukan hal-hal yang acak.
"Oh, jadi kamu enggak suka berkumpul sama kita?"tuduh Risa sembari tersenyum.
"Enggak gitu juga, kan kamu tadi nanya, makanya aku jawab gitu, karena itu kan faktanya."jawab Sekar membela diri, tapi ia memang benar-benar tidak memiliki niat seperti itu. Sekar senang-senang aja berkumpul sama mereka, dia tidak merasa keberatan sama sekali.
"Habisnya kamu bilangnya gitu."ucap Risa lagi.
"Kamu sendiri gimana, kamu udah ada janji jangan-jangan."tebak Sekar,
"Enggak ada sih untuk sekarang, tapi tadi teman aku ngajakin ketemuan. Pengennya bisa ketemuan sama mereka sore ini, tapi ini aja Rizel dan Kalila masih belum datang juga, sepertinya aku bisa menemui teman-temanku malam nanti."ucap Risa secara tersirat menyalahkan Kalila dan Rizel.
"Ya udah, kita batalkan aja sekarang, lagian kita kan masih ada beberapa minggu lagi."Sekar menyarankan.
"Tapi gimana kalau mereka datang ke sini, kan aku jadi enggak enak."jawab Risa.
"Kita bisa hubungin mereka dan bilang kalau kamu ada janji."saran Sekar lagi.
"Kenapa kamu semangat banget, kan yang mau ketemuan aku."protes Risa kepada Sekar. Sekar tersenyum malu-malu,
"Apa? Katanya enggak ada janji apapun?"tanya Risa memastikan.
"Dia ngajakin ketemuan siang ini sebenarnya."jawab Sekar kemudian.
"Kenapa dia tiba-tiba ngajakin kamu, bukannya kamu bilang kalau kamu membatalkan janji kamu, harusnya dia tahu dong, kalau kamu hari ini tidak bisa diganggu."tanya Risa, jelas ia merasa penasaran.
"Aku udah bilang, dan dia udah tahu. Tapi dia tetap ngajakin ketemuan."jawab Sekar lagi. Sekar tidak berani menolak permintaan pacarnya itu.
"Kalau dia udah tahu, harusnya dia terima itu dong."ucap Risa lagi.
"Makanya aku juga enggak tahu."jawab Sekar. Sekar hanya mencoba mengulur waktu untuk bertemu sore atau malam nanti dengan kekasihnya.
"Pacar aku sih, biasanya kalau udah aku kasih tahu, dia akan mengerti dan enggak akan mengganggu aku, apalagi kalau aku bilang aku tengah bersama teman-teman."ucap Risa lagi.
"Soalnya kita juga jarang bertemu. Baru kali ini juga kok dia gini."jawab Sekar membela pacarnya itu. Sekar tidak suka ketika Risa mulai mengatakan hal-hal yang seolah membandingkan dirinya dan orang lain, seolah menyamakan orang lain dengan dirinya.