"Lo kamu ngapain di sini sendirian?"tanya Rizel ketika melihat Sekar tengah duduk seorang diri di luar kafe.
"Kalian lama banget sih,"protes Sekar yang sudah bosan menunggu sedari tadi.
"Ahhhhh."Rizel baru menyadari kalau keluarnya Sekar ini juga bagian dari rencana mereka.
"Kirain pacar kamu nyariin lagi."Rizel akhirnya menyadari apa yang sudah mereka rencanakan itu, mereka memang sengaja untuk meninggalkan Kalila dan Irfan berduaan.
Rizel pun duduk di sebelah Sekar, sedangkan Risa masih berdiri di tempatnya. Rizel sebenarnya penasaran bagaimana Risa bisa menghubungi mantannya Kalila itu, dan bagaimana Risa bisa menjadi dekat dengannya. Rizel juga melihat mereka tidak terlihat canggung satu sama lain.
"Apa kamu benar-benar mengenal Irfan sebelumnya?"tanya Rizel yang tidak bisa menahan rasa ingin tahunya itu.
"Aku sama Irfan baru kenal dua hari yang lalu. "jawab Risa singkat. Rizel terkejut mendengar jawaban Risa itu. Sedangkan Sekar sudah tidak kaget lagi karena ia sudah mendengarkan cerita Risa itu.
"Kenapa dia bisa setuju untuk datang ke sini? Apa dia tahu kalau di sini ada Kalila?"tanya Rizel yang masih penasaran.
"Aku mendapatkan akun sosial medianya dari teman mereka yang aku hubungi itu, setelah itu aku menghubunginya. Aku menceritakan kalau Kalila masih belum move on dari mantannya karena itu ia jomblo sampai sekarang, jadi aku nanya dulu apakah dia masih suka sama Kalila atau enggak."Risa menjelaskan dengan baik apa yang telah ia lakukan, jelas ia merasa bangga karena telah berhasil mempertemukan ke dua orang itu.
"Apa Irfan mengatakan bahwa dia masih mencintai Kalila?"tanya Rizel kemudian, karena Risa belum memberikan jawabannya.
"Hm … dia enggak bilang langsung, tapi dia mau untuk aku ajakin ketemuan dengan Kalila, bukankah itu sudah bisa dianggap sebagai jawaban."jawab Risa. Risa tidak ingin memikirkannya dengan cara yang rumit, jelas ia sudah mengatakan hal itu kepada Irfan dan dia mengatakan bahwa Irfan bisa menolak untuk itu. Lagian dia tidak memaksa juga, jadi tidak ada salahnya.
"Bagaimana jika ternyata Irfan tidak menyukai Kalila lagi, bisa jadi ia datang karena ia merasa bangga dengan perasaan Kalila itu atau dia ingin membalas dendam kepada Kalila."tebak Rizel, berbeda dengan Risa yang tidak ingin berpikiran terlalu rumit, Rizel justru berpikir sedikit berlebihan.
"Sepertinya ini efek kebanyakan nonton drama deh."ucap Sekar sembari menoyor kepala Rizel, Risa hanya geleng-geleng kepala mendengar tebakan Rizel itu, ia sudah terbiasa dengan pemikiran-pemikiran Rizel itu.
"Ya kan siapa tahu, kita harus melihat juga semua kemungkinan yang ada."jawab Rizel sembari mengusap kepalanya yang sebenarnya tidak begitu sakit.
"Jadi sampai kapan kita di sini?"tanya Sekar mengabaikan Rizel.
"Aku ada rencana baru, tapi aku harus menanyakan hal ini dulu ke Irfan."ucap Risa, ia pun mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Irfan. Sekar dan Rizel saling melirik satu sama lain membiarkan Risa dengan ponselnya terlebih dahulu.
"Rencana apa memangnya?"tanya Rizel setelah Risa memasukkan kembali ponselnya ke dalam tasnya.
"Kita tinggalin Kalila di sini sama Irfan, ntar Irfan yang akan mengantarkan dia pulang."ucap Risa, ia sudah mendapatkan persetujuan dari Irfan. Irfan tidak keberatan untuk mengantarkan Kalila kembali ke kosnya.
"Biar nanti Irfan tahu tempat tinggal Kalila."ucap Risa yang tampak bersemangat itu.
"Gila nih anak senang banget, sepertinya kamu harus buka biro jodoh deh,"saran Rizel yang takjub dengan rencana-rencana yang tidak terpikirkan sama sekali olehnya atau lebih tepatnya rencana yang tidak ingin ia lakukan. Rizel pikir ia tidak harus memikirkan tentang orang lain.
"Tau nih, sayang banget bakat kekepoan kamu kalau disia-siakan."ucap Sekar menimpali. Rizel dan Sekar sama-sama tertawa mendengarkan hal itu. Sedangakan Risa yang diledek hanya bisa memutar bola matanya malas.
"Ya udah yuk, cabut dari sini."ajak Risa kepada dua orang yang masih cekikikan itu.
"Enggak ngabarin Kalila dulu?"tanya Sekar.
"Nanti ajalah, kalau sekarang ntar dia curiga."ucap Risa lagi.
"Aku bakal pakai Sekar lagi sebagai alasan, bilang aja kamu ditinggal pacar kamu di mana gitu, terus kita malah nongkrong di dekat sana dan kejauhan juga kalau kita kembali."ucap Risa yang siap dengan kebohongannya itu.
"Ini kamu lagi belajar akting kah?"tanya Rizel lagi.
"Kamu mending diam aja, ntar kalau kamu ngomong ketahuan kita."protes Risa,
"Tau nih anak, enggak bisa banget bohong."jawab Sekar menimpali.
"Namanya juga anak baik-baik."jawab Rizel dengan santai. Risa dan Sekar hendak menimpuk Rizel karena kesal mendengar jawaban Rizel itu, beruntung Rizel bisa menghindari mereka, jika tidak tubuhnya akan kesakitan mendapatkan pukulan dengan tas mereka itu.
Mereka benar-benar menjalankan rencana Risa itu, mereka memilih untuk menuju ke bioskop. Sebaiknya mereka harus melakukan hal lain daripada nongkrong di kafe doang, seolah mereka telah bosan hanya melakukan hal itu-itu saja.
Mereka telah memesan tiket dan sedang menunggu untuk masuk ke dalam teater yang belum dibuka itu. Risa pun menghubungi Kalila, dan mengatakan apa yang sudah ia rencanakan itu, mereka memang sengaja membiarkan Risa yang berbicara, karena Risalah yang memiliki rencana, dan dia juga jago dalam hal berbohong.
"Loh kok gitu sih,"suara Kalila terdengar kesal dari seberang sana, kenapa ia ditinggal mendadak seperti ini.
"Aku akan mengatakan kepada Irfan untuk mengantarkan kamu pulang, maaf banget Kal, kita enggak tahu kalau yang dimaksud Sekar itu sejauh ini."ucap Risa dengan nada bersalah yang dibuat-buatnya.
"Atau kita ke sana aja sekarang, tapi kamu nunggunya agak lama. gimana?"ucap Risa berpura-pura, ia tahu kalau Kalila tidak akan tega membiarkan mereka kembali menyusul ke tempatnya saat ini.
"Enggak usah, aku pulang sendirian aja."benar dugaan Risa, Kalila tidak membiarkan mereka ke sana.
"Jangan, aku udah minta tolong sama Irfan. Kita juga enggak tenang kalau membiarkan kamu pulang sendirian." Risa menolak tegas niat Kalila itu.
"Kalau kamu enggak mau sama Irfan, kita beneran ke sana lagi aja."ucap Risa yang ntah terdengar seperti tawaran atau ancaman.
"Baiklah, aku akan bilang ke Irfan untuk mengantarkan aku pulang."jawab Kalila yang terdengar pasrah.
"Ok, maaf ya Kal, sorry banget nih."ucap Risa lagi.
"Iya santai aja."jawab Kalila lagi. Risa pun mematikan sambungan teleponnya, dan ia pun merasa lega karena Kalila mendengarkannya.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka masuk ke teater untuk menonton film yang tidak mereka rencanakan itu. Mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan Kalila, meskipun sebenarnya Rizel sedikit tidak suka dengan cara Risa itu, tapi melihat Kalila yang tidak marah sama sekali membuatnya merasa lega. Lagian Rizel dan Sekar sebenarnya hanya ikut-ikutan saja, semuanya direncanakan dan dikerjakan oleh Risa seorang diri.
Malam ini akhirnya Kalila diantarkan pulang oleh Irfan, yang berarti Irfan akan mengetahui alamat tempat tinggalnya. Kalila hanya berharap setelah ini tidak ada lagi pertemuan-pertemuan yang seperti ini apalagi jika itu dengan Irfan. Kalila masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan dirinya sendiri.