Bibir Luo Qinghan samar-samar mengerucut.
Dia sudah tahu, permaisuri tidak pernah peduli apakah dia keracunan atau tidak, juga tidak peduli apakah hidupnya baik atau tidak.
Yang dia pedulikan hanyalah kedudukan sebagai putra mahkota saja.
Luo Qinghan menunduk untuk menyembunyikan perubahan emosi di matanya, lalu dia berkata dengan hormat, "Aku sudah menyuruh orang untuk menyelidikinya. Akan segera ada hasilnya."
Permaisuri Qin menatapnya dengan dingin, "Apakah besok bisa ada hasilnya?"
"Bisa."
"Kamu adalah anak yang kubesarkan sendiri, betapa banyak kerja keras yang kucurahkan untukmu. Hatimu sendiri mengerti, jangan membuatku kecewa, mengerti?"
"Aku mengerti."
"Pergilah."
"Silakan ibunda permaisuri beristirahat dengan baik. Aku pergi dulu."
Percakapan ibu dan anak itu pun selesai.
Dalam seluruh prosesnya, bahkan satu kalimat sapaan biasa pun tidak ada, semuanya dingin dan memberikan ilusi bahwa dirinya bukan manusia yang hidup melainkan sebuah benda.
Setelah keluar dari Aula Jiaofang, Luo Qinghan menghembuskan napas perlahan-lahan, seakan dia ingin mengeluarkan semua hawa dingin yang tadi dihirupnya.
Dia kembali ke Istana Timur dan menyuruh orang untuk memanggil semua orang kepercayaannya.
Kakek Chang mengingatkan dengan suara pelan, "Yang Mulia, Anda belum makan siang, bagaimana kalau makan dulu?"
"Tidak perlu. Aku tidak lapar."
Posisi putra mahkota kelihatannya sangat mengesankan, namun kenyataannya resikonya sangat besar.
Sebagai pewaris tahta, dia seharusnya membiarkan lebih banyak orang melihat bakatnya. Namun dia juga tidak boleh terlalu dekat dengan orang-orang yang bekerja di istana agar tidak menimbulkan kecurigaan ayahnya.
Jadi sebenarnya orang yang bisa dipakai oleh Luo Qinghan tidak banyak. Selain guru besar dan dua orang tutor kerajaan yang mengajarinya ilmu pengetahuan serta seorang guru muda dan dua orang tutor muda, juga ada pemimpin Tentara Yulin yaitu Zhao Xian, dan raja distrik kecil yaitu Nie Changping.
Tujuh orang yang disebutkan pertama semuanya adalah orang yang terikat dalam satu perahu yang sama dengan pangeran. Mereka memiliki kepentingan yang sama dan harus berada di pihak pangeran.
Hanya raja wilayah Nie Changping yang tidak sama. Dia bisa berdiri di pihak pangeran sepenuhnya karena persahabatan mereka yang sejak kecil tumbuh bersama.
Dia dan Luo Qinghan adalah teman dekat.
Agar bisa secepatnya menemukan siapa sebenarnya yang menaruh racun, Luo Qinghan memanggil mereka semua ke Istana Timur.
Karena umur guru besar sudah lanjut, tubuhnya kurang sehat dan sering sakit sehingga akhir-akhir ini dia sangat jarang masuk ke istana. Hari ini dia tidak datang, tetapi dia menyuruh putra tertuanya yang datang untuk menunjukkan sikapnya yang mendukung pangeran.
Sekelompok orang membicarakan masalah itu di ruang baca.
Mendengar bahwa permaisuri meminta pangeran agar memberikan hasil penyelidikannya besok, Nie Changping pun tidak bisa menahan diri dan berdecak.
"Ibu permaisuri masih tetap memiliki standar yang tinggi dan ketat terhadap Yang Mulia Pangeran seperti biasanya."
Tutor pangeran berkata, "Itu menunjukkan bahwa ibu permaisuri sangat mementingkan Yang Mulia Pangeran."
Nie Changping mencibir dan mengabaikannya.
Sejak kecil dia bermain bersama Luo Qinghan, dia sangat memahami urusan Luo Qinghan. Permaisuri Qin sepertinya menaruh harapan yang besar terhadap Luo Qinghan, tetapi sebenarnya dia hanya ingin memanfaatkan Luo Qinghan untuk mendapatkan posisi pewaris tahta.
Ibu kandung Luo Qinghan sudah meninggal waktu dia masih sangat kecil. Dia pun dibawa ke Aula Jiaofang dan diserahkan kepada Permaisuri Qin untuk dibesarkan.
Karena keguguran di waktu mudanya, tubuh Permaisuri Qin cedera, setelah itu dia tidak bisa mempunyai anak lagi. Kebetulan Luo Qinghan kehilangan ibu kandungnya dan tidak mempunyai tempat bergantung di dalam istana sehingga hanya bisa hidup dengan melekat kepadanya. Maka dia pun melakukan yang terbaik untuk mendidik Luo Qinghan dan membantunya untuk mendapatkan posisi putra mahkota.
Sesungguhnya, hubungan mereka berdua hanyalah saling memanfaatkan saja.
Luo Qinghan sedang mendengar laporan Zhao Xian.
"Bawahanku sudah memeriksa, yang beracun bukan anggurnya melainkan gelasnya. Gelas anggur itu dibubuhi racun. Jadi pada anggur yang dituangkan dari kendi yang sama, hanya anggur dalam gelas Anda yang beracun."
Dengan kata lain, bahkan seandainya kemarin malam pangeran tertua tidak datang dan menuangkan anggur untuk Luo Qinghan, tetapi asal Luo Qinghan minum anggur, dia tetap akan keracunan.
Semua tindakan pangeran tertua itu murni untuk menjadi kambing hitam bagi orang lain.