Sofil dan yang lain melaksanakan Shalat, Sofil tidak rela kehilangan perlihatannya dari sosok bercadar itu. Namun dia sadar, dia harus shalat.
Setelah selesai solat isya' mobil Nasya tidak terlihat, Sofil merasa sangat kehilangan. Sofil segera menaiki mobil mewah milik orang Jakarta itu. Alvin sudah duduk dan terlelap, Sofil menjadikan pahanya sebagai bantal Alvin.
Tidak lama, malam mulai berangin, semilirnya menambah Syahdu gelisahan, rindu menjelma raga raga. Sofil menghela napas dalam-dalam lalu mengeluarkan sedikit bebannya.
"Aku disiksa menara kerinduan, aku akan dikeluarkan dari menara yang tinggi, rasa rindu ini tak karuan." gerutunya.
Sedang dari halaman Masjid dua pria, berjalan dan masuk mobil, menutup pintu dan melaju dengan kecepatan sedang.
"Mas, cinta Mas penuh perjuangan, bagaimana bisa sabar dan tetap cinta?" tanya Fatih, pemuda yang duduk di belakang hanya permainan utama namun telinganya memperhatikan, percakapan orang yang duduk di depannya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com