webnovel

Kongkalikong.

Tanisha persis gadis bodoh, mulutnya ternganga matanya tak berkedip, sang pria tersenyum miring, lantas melambaikan tangannya kewajah wanita calon Miliarder tersebut.

"Hei nona Dhanda yang terhormat, are you right?" Oceh pria itu, dia menjitak keningnya, barulah sang nona tersadar dan berkedip berkali kali.

"Eh eh... beraninya kau, menyentuh ku, pria brengsek yang membuat ku menunggu terlalau lama disini, kau tau siapa aku hah?" Ucapnya dengan songongnya yang kembali mencuak ke permukaan.

Pria itu tidak merasa tersinggung ataupun kesal, dia tersenyum cukup manis, lantas mengulurkan tangannya.

"Aku Vindra Dravinda, kau panggil saja aku Vin okay!"

"Cih..." dia berdecih meski begitu wajah menggumelnya, dia tetap membalas uluran tangan pria itu.

"Duduk kau, kita mulai perjanjian ini"

"Langsung ke inti nya, tidak bisakah kita basa basi terlebih dahulu? Mengenal lebih dekat? Apa kau tau siapa aku sesungguhnya?"

"Yeah, I know, kau Vindra Dravinda, CEO perusahaan sekaligus pemilik saham terbesar Dravinda Corp, yang termasuk kedalam jajaran perusahaan terbesar di dunia, haha kecuali aku semua dunia mengenali mu, Design mu mendunia turut andil dalam pembangunan Dhanda hotel Sweet of Beach, yang merupakan hotel ternama di seluruh belahan benua, dan hotel yang kau injak sekarang sukses berkat ide kreatif perusahaan mu, kita saling menguntungkan, jika kita menikah maka kita bisa menguasai dunia, right, hah?" Paparnya. Vindra hanya tersenyum samar saja dalam menanggapi paparan demikian.

"Tak perlu ku jelaskan, tapi ada satu yang belum kau terangkan padaku, kau harus bertanggungjawab, kau lupa beberapa saat lalu menabrak seseorang dan itu aku?"

"Haha... I know, but aku tidak mau bertanggung jawab heh?" Timpalnya, satu sudut bibir merahnya terangkat keatas.

"Ok! Lanjutkan apa mau mu padaku? Sekarang juga kita menikah?"

"Mimpi kau bisa menikahi ku, no kau hanya perlu mengikuti permintaanku, kau harus tidur denganku besok malam di rumahku sendiri"

"What's? Hei sadar lah wanita terhormat, kau bicara dengan siapa saat ini, aku pria kelas dunia, tidak memperjualbelikan tubuhku sembarangan, menikah or rencana mu gagal total hah?"

"Big no, aku tidak sudi terikat ikatan konyol seperti itu, kau harus menuruti keinginanku" bentaknya.

"Hm, sial ternyata bertemu dengan mu" pria itu tersenyum remeh sambil memalingkan wajahnya, lalu meneguk minuman di meja.

"Kau meminum minuman ku?"

"So why? Kau calon istri ku, titik!"

"Tidak sudi" sang nona menghantam meja dengan ganasnya, namun pria itu menanggapi dengan santai dan senyum seringai, sepertinya dia sudah tau watak dan keganasan nona Dhanda ini.

"Kau harus ikut mau ku, Vindra pria murahan, aku punya bukti kau meniduri seorang wanita di hotel ku, jika video itu beredar, kau segera tamat, kisah mu langsung ke neraka ending, berkutik kau sekarang hah?"

"Haha.... kau mengancamku, okay, but kau yakin ingin mencicipi tubuh ku?"

"Fuck you, pria Anjing murahan, ini tidak sungguhan, kau jangan mimpi bisa beneran mencicipi tubuh ku, hanya pria kriteria ku saja yang akan tidur sungguhan dengan ku, dan kau tidak termasuk kedalam kriteria itu, understand?"

"Okay... kau sudah selesai? Baiklah aku permisi pekerjaanku masih banyak, kau hanya membuang waktu berhargaku saja"

"Kurang ajar beraninya kau mengacuhkan Nona Dhanda yang terhormat? Kau harus mengantarku pulang, mengerti?"

"Kucing berbulu lembut, tapi cakarmu ganas, but is okay aku suka gayamu, kau sombong sombong menggemaskan, cantik dan berkelas" ocehnya dia tersenyum manis, lalu berdiri membelai rambut sang nona.

Wajah nona songong itu langsung merona, bak Kepiting Rebus, dia sempat terhanyut meski hanya rayuan tak berkelas seperti itu, nampaknya ganas ganas nona ini muda baper juga yeah?

"Hei jaga sikapmu, kau tidak mempan bagiku" elaknya, betapa kikuknya sang nona saat ini.

"Mari nona ganas tapi manis, aku antar kau pulang!" Pria itu tersenyum manis, sebenarnya hati batu itu mulai meleleh namun gengsi sang nona berhasil membuat nya kembali keras.

Tuan muda Vindra Dravinda, menggandeng wanita tersebut dengan mesranya menuju kendaraan level tidak waras mereka.

"Hm sepertinya kau memang suka berada di dekatku?" Oceh pria itu dengan senyum yang tak lepas sambil mengendarai kendaraannya.

"Sepertinya kau yang suka padaku?" Ketus Tanisha.

"Yeah tentu saja, kau cantik, kaya raya, sadis, songong, sombong but kau kriteria ku? Ku dengar para pria kaya banyak yang mundur dari mu? Apa seperti ini caramu bersikap pada mereka?"

"That's right" Jawabnya masih dengan wajah yang ketus, gak ada baik baik nya ini nona meski secara tidak langsung pria itu memuji dirinya.

"Heh? Bodoh mereka semua, mundur hanya karna sikap palsumu" sebuah ocehan yang membuat sang nona membungkam seketika wajah angkuhnya menyendu bak gadis lugu.

"Hei, kau diam nona terhormat, why? Kau mulai suka padaku? Kau mau berubah haluan dengan menikahi ku?"

"Tidak sudi, pernikahan adalah neraka, tidak ada yang bahagia dengan satu pasangan saja seumur hidup mereka"

"Kau salah nona ganas, pernikahan itu sakral, ketika kau jatuh cinta maka kau akan tau rasa sesungguhnya dengan satu pria seumur hidup mu" pria itu menggapai jemari sang nona, mengusap punggung tangannya dengan ibu jari, seperti meyakinkan Tanisha untuk mempercayai perkataannya.

"Aku tidak percaya cinta, kau sepertinya budak cinta?"

"No, sama dengan mu, bedanya aku percaya cinta itu ada tapi belum pernah menemukannya"

"Persetan dengan semua itu, pembicaraan cinta cinta itu tidak penting bagiku, aku hanya tau Tahta, Harta, Kecantikan, menguasai dunia dan membakar ludes mereka mereka yang telah mengusik hidupku, termasuk kau"

"Haha..." Tawa tertahan itu sangat berciri khas, Tanisha menikmati setiap gerakan rahang memikat pria itu dari samping, baru kali ini dia menatap seorang pria sampai se detail ini.

Pria ini punya sejuta tanda tanya, misterius, meski terlihat hangat, mata tajamnya yang menggoda dunia itu seakan menyimpan hal tak terduga, tujuan hidupnya saat ini yang entah apa itu?

"Hah? Sampai" pria itu mendesah halus, mobil mewahnya terparkir persis di depan istana megah sang nona.

Tanisha hendak membuka pintu, tangannya sontak di cegat, memaksa kedua netra yang penuh ambisi itu kembali beradu.

"Biarkan aku memperlakukan mu seperti Ratu" lirihnya dalam tatapan itu, sang nona berhasil terperangah dan membeku, pria itu melepaskan tangan halus yang tengah di cekalnya, lalu turun untuk membukakan pintu mobilnya.

"Silahkan nona Tanisha Dhanda yang terhormat" ucapnya sambil membungkuk.

"Haha... kau sweet betul, aku tidak tergoda dan tidak akan pernah" ketusnya kembali dengan wajah judes, tanpa mengucapkan terimakasih dia berlalu pergi membuka pintu utama rumah mewahnya dan hilang lenyap dari hadapan pria level Angkasa itu.

Vindra tetap terlihat santai saja, sambil tersenyum miring dia memasuki kembali kendaraannya.