webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · Hiện thực
Không đủ số lượng người đọc
279 Chs

Pertemuan

"Kenapa gak langsung bilang bonyok lo aja sih Vin kalau lo suka sama Zelsa," ucap Zen yang tengah fokus pada game online di hpnya.

"Jadi bener lo suka sama tuh cewek yang lo tolongin waktu itu Vin?" Tanya Rival memastikan.

"Kalau lo suka mending bilang langsung, soalnya saingan lo Radit nih," lanjut Rival lagi.

"Gak," jawab Avin singkat, padat dan jelas.

"Nyesel tar kalo di samber orang lain," seru Zen memperingati Avin.

"Berisik!"

Zen sendiri di buat bingung dengan jalan pikiran Avin yang seperti itu. Kalau suka sama cewek tinggal bilang aja begitu apa susahnya. Dan lagi kalau naksir ya berjuang bukan malah memantau dari jauh, diam saja, dan terlihat hanya pasrah tanpa usaha.

"Gua saranin ke lo sekali lagi ya Vin. Mending kalo lo suka sama Zelsa, naksir ke dia itu bilang jangan di pendam begini terus lo usaha begitu," ucap Zen dengan menggebu-gebu dan sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Yang penting gua nikahin Zelsa tar," sahut Avin santai sambil bangkit dari rebahannya.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com